
DAFTAR ISI
- Tes Profil ANA: Definisi dan Tujuannya
- Kapan Tes Profil ANA Diperlukan?
- Prosedur Tes Profil ANA
- Interpretasi Hasil Tes Profil ANA
- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes Profil ANA
- Tindak Lanjut Jika Hasil Tes Profil ANA Positif
- Apakah Tes ANA Bisa Negatif Padahal Ada Penyakit Autoimun?
Tes Profil ANA: Definisi dan Tujuannya
Tes Profil ANA (Antinuclear Antibody) adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi antinuklear dalam darah. Antibodi ini menyerang inti sel tubuh dan seringkali menjadi indikator adanya penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehatnya sendiri.
Tes ANA bukanlah diagnosis pasti, tetapi merupakan langkah awal penting dalam mengidentifikasi kemungkinan gangguan autoimun.
Tujuan utama dari tes ANA adalah untuk membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit autoimun, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE), rheumatoid arthritis, scleroderma, sindrom Sjögren, dan penyakit autoimun lainnya.
Selain itu, tes ini juga dapat digunakan untuk memantau aktivitas penyakit dan respons terhadap pengobatan.
Kapan Tes Profil ANA Diperlukan?
Dokter dapat merekomendasikan tes ANA jika seseorang menunjukkan gejala yang mengarah pada kemungkinan penyakit autoimun.
Gejala-gejala ini bervariasi tergantung pada penyakitnya, tetapi beberapa gejala umum meliputi:
- Kelelahan kronis
- Nyeri sendi
- Ruam kulit
- Demam tanpa sebab yang jelas
- Sensitivitas terhadap cahaya matahari
- Sariawan yang tidak kunjung sembuh
- Mata dan mulut kering
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, tes ANA hanya menjadi bagian dari proses diagnosis yang komprehensif.
Prosedur Tes Profil ANA
Prosedur tes ANA relatif sederhana dan melibatkan pengambilan sampel darah. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Petugas laboratorium akan membersihkan area kulit (biasanya di lengan) dengan alkohol.
- Darah akan diambil menggunakan jarum suntik dan ditampung dalam tabung.
- Setelah pengambilan darah selesai, petugas akan menekan area suntikan dengan kapas untuk menghentikan perdarahan.
- Sampel darah kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Tes ANA biasanya tidak memerlukan persiapan khusus. Informasikan kepada dokter tentang obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi, karena beberapa di antaranya dapat memengaruhi hasil tes.
Interpretasi Hasil Tes Profil ANA
Hasil tes ANA biasanya dilaporkan sebagai titer (misalnya, 1:40, 1:80, 1:160, dan seterusnya) dan pola pewarnaan. Titer menunjukkan jumlah antibodi ANA dalam darah. Semakin tinggi titer, semakin besar kemungkinan adanya penyakit autoimun. Namun, titer yang rendah tidak selalu berarti tidak ada penyakit autoimun.
Pola pewarnaan mengacu pada bagaimana antibodi ANA mewarnai inti sel saat dilihat di bawah mikroskop. Pola ini dapat memberikan petunjuk tentang jenis penyakit autoimun yang mungkin ada. Beberapa pola umum termasuk homogen, speckled, nucleolar, dan centromere.
Penting untuk dicatat bahwa hasil tes ANA harus diinterpretasikan oleh dokter yang berpengalaman dalam diagnosis dan pengelolaan penyakit autoimun.
Hasil positif palsu dapat terjadi, di mana seseorang memiliki ANA positif tetapi tidak memiliki penyakit autoimun. Hal ini dapat terjadi pada orang sehat, orang dengan infeksi, atau orang yang menggunakan obat-obatan tertentu.
Baca selengkapnya: Ketahui Hasil dari Pemeriksaan Tes Imunitas.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes Profil ANA
Beberapa faktor dapat memengaruhi hasil tes ANA, antara lain:
- Usia: Titer ANA cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin memiliki ANA positif dibandingkan pria.
- Obat-obatan: Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan ANA positif.
- Infeksi: Infeksi tertentu dapat menyebabkan ANA positif sementara.
- Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis non-autoimun dapat menyebabkan ANA positif.
Tindak Lanjut Jika Hasil Tes Profil ANA Positif
Jika hasil tes ANA positif, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah seseorang memiliki penyakit autoimun. Evaluasi ini mungkin meliputi:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan mencari tanda-tanda fisik penyakit autoimun.
- Riwayat medis: Dokter akan menanyakan tentang riwayat medis pribadi dan keluarga.
- Tes laboratorium tambahan: Dokter mungkin memesan tes laboratorium tambahan untuk membantu mempersempit diagnosis. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
- Tes antibodi spesifik (misalnya, anti-dsDNA, anti-Sm, anti-Ro/SSA, anti-La/SSB)
- Tes komplemen (C3, C4)
- Laju endap darah (LED)
- Protein C-reaktif (CRP)
- Biopsi: Dalam beberapa kasus, biopsi (pengambilan sampel jaringan) mungkin diperlukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis.
Apakah Tes ANA Bisa Negatif Padahal Ada Penyakit Autoimun?
Ya, tes ANA bisa negatif meskipun seseorang menderita penyakit autoimun. Ini disebut sebagai ANA-negatif. Beberapa penyakit autoimun yang terkadang ANA-negatif meliputi:
- Sindrom Sjögren
- Rheumatoid arthritis
- Myositis
Jika dokter mencurigai penyakit autoimun meskipun hasil tes ANA negatif, mereka mungkin memesan tes antibodi spesifik lainnya atau melakukan evaluasi lebih lanjut.
Tes Profil ANA adalah alat skrining yang berguna untuk mendeteksi penyakit autoimun. Hasil tes harus diinterpretasikan oleh dokter yang mempertimbangkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes lainnya.
Jika kamu memiliki gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan penyakit autoimun, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


