halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Tes Profil ANA

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Tes Profil ANA: Definisi dan Tujuannya
  2. Kapan Tes Profil ANA Diperlukan?
  3. Prosedur Tes Profil ANA
  4. Interpretasi Hasil Tes Profil ANA
  5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes Profil ANA
  6. Tindak Lanjut Jika Hasil Tes Profil ANA Positif
  7. Apakah Tes ANA Bisa Negatif Padahal Ada Penyakit Autoimun?

Tes Profil ANA: Definisi dan Tujuannya

Tes Profil ANA (Antinuclear Antibody) adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi antinuklear dalam darah. Antibodi ini menyerang inti sel tubuh dan seringkali menjadi indikator adanya penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehatnya sendiri.

Tes ANA bukanlah diagnosis pasti, tetapi merupakan langkah awal penting dalam mengidentifikasi kemungkinan gangguan autoimun.

Tujuan utama dari tes ANA adalah untuk membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit autoimun, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE), rheumatoid arthritis, scleroderma, sindrom Sjögren, dan penyakit autoimun lainnya.

Selain itu, tes ini juga dapat digunakan untuk memantau aktivitas penyakit dan respons terhadap pengobatan.

Kapan Tes Profil ANA Diperlukan?

Dokter dapat merekomendasikan tes ANA jika seseorang menunjukkan gejala yang mengarah pada kemungkinan penyakit autoimun.

Gejala-gejala ini bervariasi tergantung pada penyakitnya, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

  • Kelelahan kronis
  • Nyeri sendi
  • Ruam kulit
  • Demam tanpa sebab yang jelas
  • Sensitivitas terhadap cahaya matahari
  • Sariawan yang tidak kunjung sembuh
  • Mata dan mulut kering
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, tes ANA hanya menjadi bagian dari proses diagnosis yang komprehensif.

Prosedur Tes Profil ANA

Prosedur tes ANA relatif sederhana dan melibatkan pengambilan sampel darah. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Petugas laboratorium akan membersihkan area kulit (biasanya di lengan) dengan alkohol.
  2. Darah akan diambil menggunakan jarum suntik dan ditampung dalam tabung.
  3. Setelah pengambilan darah selesai, petugas akan menekan area suntikan dengan kapas untuk menghentikan perdarahan.
  4. Sampel darah kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Tes ANA biasanya tidak memerlukan persiapan khusus. Informasikan kepada dokter tentang obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi, karena beberapa di antaranya dapat memengaruhi hasil tes.

Interpretasi Hasil Tes Profil ANA

Hasil tes ANA biasanya dilaporkan sebagai titer (misalnya, 1:40, 1:80, 1:160, dan seterusnya) dan pola pewarnaan. Titer menunjukkan jumlah antibodi ANA dalam darah. Semakin tinggi titer, semakin besar kemungkinan adanya penyakit autoimun. Namun, titer yang rendah tidak selalu berarti tidak ada penyakit autoimun.

Pola pewarnaan mengacu pada bagaimana antibodi ANA mewarnai inti sel saat dilihat di bawah mikroskop. Pola ini dapat memberikan petunjuk tentang jenis penyakit autoimun yang mungkin ada. Beberapa pola umum termasuk homogen, speckled, nucleolar, dan centromere.

Penting untuk dicatat bahwa hasil tes ANA harus diinterpretasikan oleh dokter yang berpengalaman dalam diagnosis dan pengelolaan penyakit autoimun.

Hasil positif palsu dapat terjadi, di mana seseorang memiliki ANA positif tetapi tidak memiliki penyakit autoimun. Hal ini dapat terjadi pada orang sehat, orang dengan infeksi, atau orang yang menggunakan obat-obatan tertentu.

Baca selengkapnya: Ketahui Hasil dari Pemeriksaan Tes Imunitas.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes Profil ANA

Beberapa faktor dapat memengaruhi hasil tes ANA, antara lain:

  • Usia: Titer ANA cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin memiliki ANA positif dibandingkan pria.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan ANA positif.
  • Infeksi: Infeksi tertentu dapat menyebabkan ANA positif sementara.
  • Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis non-autoimun dapat menyebabkan ANA positif.

Tindak Lanjut Jika Hasil Tes Profil ANA Positif

Jika hasil tes ANA positif, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah seseorang memiliki penyakit autoimun. Evaluasi ini mungkin meliputi:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan mencari tanda-tanda fisik penyakit autoimun.
  • Riwayat medis: Dokter akan menanyakan tentang riwayat medis pribadi dan keluarga.
  • Tes laboratorium tambahan: Dokter mungkin memesan tes laboratorium tambahan untuk membantu mempersempit diagnosis. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
    • Tes antibodi spesifik (misalnya, anti-dsDNA, anti-Sm, anti-Ro/SSA, anti-La/SSB)
    • Tes komplemen (C3, C4)
    • Laju endap darah (LED)
    • Protein C-reaktif (CRP)
  • Biopsi: Dalam beberapa kasus, biopsi (pengambilan sampel jaringan) mungkin diperlukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis.

Apakah Tes ANA Bisa Negatif Padahal Ada Penyakit Autoimun?

Ya, tes ANA bisa negatif meskipun seseorang menderita penyakit autoimun. Ini disebut sebagai ANA-negatif. Beberapa penyakit autoimun yang terkadang ANA-negatif meliputi:

  • Sindrom Sjögren
  • Rheumatoid arthritis
  • Myositis

Jika dokter mencurigai penyakit autoimun meskipun hasil tes ANA negatif, mereka mungkin memesan tes antibodi spesifik lainnya atau melakukan evaluasi lebih lanjut.

Tes Profil ANA adalah alat skrining yang berguna untuk mendeteksi penyakit autoimun. Hasil tes harus diinterpretasikan oleh dokter yang mempertimbangkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes lainnya.

Jika kamu memiliki gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan penyakit autoimun, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2025. ANA (Antinuclear Antibody) Test.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. ANA Test.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Antinuclear Antibody Test (ANA Test).

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp