Ketika Anak Buta Warna, Ibu Harus Apa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Januari 2019
Ketika Anak Buta Warna, Ibu Harus Apa?Ketika Anak Buta Warna, Ibu Harus Apa?

Halodoc, Jakarta – Sebagian besar orangtua dari anak-anak buta warna tidak tahu bahwa anak-anaknya buta warna. Ini berarti diagnosis positif dapat mengejutkan semua orang. Orang tua tidak boleh merasa bersalah jika mereka mengetahuinya terlambat.

Anak buta warna sangat pandai menyembunyikan kebutaan warna mereka. Bahkan, jika anak-anak telah menjalani tes mata dengan dokter mata, kebutaan warna tidak mungkin diambil karena tes penglihatan warna bukan bagian dari tes mata standar.

Seringkali orangtua merasa pengujian buta warna akan dilakukan saat pertama kali masuk sekolah dasar. Sayangnya, tidak semua sekolah menerapkan pengujian buta warna.

Sebenarnya ada beberapa gejala yang bisa menjadi tanda kalau anak kemungkinan mengalami buta warna. Salah satunya adalah ketika anak di bawah usia 5 tahun tampak lebih lambat dalam belajar warna daripada yang yang seharusnya. Ini bisa ditandai ketika anak sulit membedakan antara biru dengan ungu atau merah dengan hijau/cokelat.

Selain tadi, ada beberapa hal lain yang menjadi penanda kalau anak buta warna, seperti:

-Anak menunjuk warna yang salah ketika orangtua ataupun ibu meminta sebuah warna.

-Anak kesulitan memahami apa yang dimaksudkan oleh orangtuanya karena tidak dapat melihat perbedaan warna dari sesuatu yang sedang dibicarakan.

-Anak memiliki komposisi warna yang tidak tepat saat mewarnai.

-Sama halnya dengan mewarnai, anak juga seolah tidak memiliki pemilihan warna pakaian yang sesuai, sehingga terkesan menggunakan warna yang bertabrakan.

-Anak mungkin mengalami kesulitan menceritakan perbedaan antara dua tim dalam pertandingan olah raga.

-Anak tidak yakin apa warna pucat itu, sama halnya dengan membedakan putih dan abu-abu.

Tips Buat Orangtua

Jangan panik adalah hal pertama yang perlu dilakukan orangtua. Ini dikarenakan buta warna tidak ada hubungannya sama sekali dengan tingkat kecerdasan anak. Pastikan saja semua orang yang berurusan dengan anak tahu kalau anak tidak dapat membedakan beberapa warna, tapi jangan terlalu mempermasalahkannya.

Kemudian, mintalah para guru untuk menghindari penggunaan kode warna dalam latihan, lembar ujian, dan pemberian tanda-tanda tertentu pada kolom yang memiliki warna. Jangan mencoba belajar warna dengan anak, karena itu tidak akan berhasil. Sebaliknya, belajar untuk memahami bagaimana anak melihat dunia.

Jangan kaget dengan selera warna yang buruk dalam pemilihan pakaian. Bantu saja anak dalam memilih padanan yang cocok. Atau ibu bisa membantu dengan memberikan kode di lemari pakaian supaya anak bisa membedakan tanpa harus tahu warnanya.

Setiap orang dengan buta warna mulai mengembangkan beberapa strategi untuk mengatasi kecacatan, penting buat ibu dan anak mempelajari trik-trik tertentu. Hal yang harus dipahami adalah populasi buta warna cukup besar yang berarti anak pasti tidak sendirian.

Dalam banyak kasus, buta warna sama sekali tidak memengaruhi kualitas kehidupan anak. Seorang anak dengan buta warna akan belajar konsep warna melalui kehidupan sehari-hari. Sebagai informasi tambahan, kebutaan warna sebenarnya bukan jenis kebutaan penglihatan melainkan ketidakmampuan untuk melihat warna tertentu secara akurat.

Ini terjadi ketika retina tidak mendeteksi cahaya dengan benar. Warna sebenarnya yang sulit dilihat oleh anak buta warna tergantung pada bagian retina mana yang terpengaruh, tapi paling umum, ia akan mengalami kesulitan untuk merasakan apa pun dengan pigmentasi merah atau hijau. Sebagian besar kasus buta warna adalah genetik. Kondisi ini biasanya melompati satu generasi, di mana terjadi pada sisi ibu dan sebagian besar muncul pada anak laki-laki.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai buta warna atau tes buta warna serta pencegahannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan