Kode ICD 10 BPH (Benign Prostatic Hyperplasia): Gejala, dan Penyebabnya
Kode ICD 10 BPH adalah N40, digunakan untuk mencatat diagnosis medis secara internasional.

Daftar Isi:
- Apa Itu BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)?
- Kode ICD 10 BPH dan Kegunaannya
- Gejala BPH yang Perlu Diwaspadai
- Penyebab BPH dan Faktor Risikonya
- Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak merupakan kondisi umum yang dialami pria seiring bertambahnya usia.
Untuk memudahkan pencatatan medis dan penanganan, BPH memiliki kode diagnosis tersendiri dalam sistem ICD-10 yang digunakan secara internasional.
Yuk, simak informasi lebih lanjut tentang kode ICD 10 BPH, kegunaannya dalam praktik medis, serta pentingnya diagnosis tepat pada kondisi ini.
Apa Itu BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)?
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi pembesaran kelenjar prostat yang bersifat non-kanker.
Prostat adalah kelenjar kecil di bawah kandung kemih pria yang berfungsi memproduksi cairan semen. Ketika prostat membesar, saluran kemih dapat tertekan sehingga menimbulkan gangguan buang air kecil.
BPH umum terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Meski tidak berbahaya secara langsung, kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup karena menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan berkemih.
Kode ICD 10 BPH dan Kegunaannya
Dalam sistem klasifikasi penyakit internasional ICD-10 (International Classification of Diseases 10th Revision) yang dikelola oleh WHO, kode untuk BPH adalah N40.
Berikut rincian kodenya:
- N40 – Hyperplasia of prostate (BPH).
- N40.0 – BPH dengan gejala saluran kemih bawah (Lower Urinary Tract Symptoms / LUTS).
- N40.1 – BPH tanpa gejala LUTS.
- N40.2 – Other benign prostatic hyperplasia.
- N40.3 – Unspecified benign prostatic hyperplasia.
Penggunaan kode ICD 10 BPH ini penting dalam dunia medis, terutama untuk:
- Dokumentasi diagnosis.
- Klaim asuransi kesehatan.
- Pelaporan epidemiologi.
- Standarisasi pelayanan kesehatan secara global.
Cari tahu juga, Ini Jenis-Jenis Penyakit Prostat yang Perlu Diwaspadai.
Gejala BPH yang Perlu Diwaspadai
Gejala pembesaran prostat biasanya berkembang secara bertahap. Beberapa tanda umum meliputi:
- Sulit memulai buang air kecil.
- Aliran urine lemah atau tersendat.
- Sering buang air kecil, terutama malam hari (nokturia).
- Rasa tidak tuntas setelah buang air kecil.
- Urgensi berkemih yang mendadak.
- Kadang-kadang, retensi urine (tidak bisa buang air kecil sama sekali)
Jika tidak ditangani, BPH dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, hingga kerusakan ginjal.
Penyebab BPH dan Faktor Risikonya
Penyebab utama BPH belum sepenuhnya diketahui, namun perubahan hormonal seiring penuaan diduga menjadi pemicu utama.
Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami BPH:
- Faktor usia, di mana risiko meningkat signifikan setelah usia 50 tahun.
- Perubahan hormon pria (testosteron dan DHT)
- Riwayat keluarga yang memiliki BPH atau genetik.
- Pola makan dan gaya hidup. Diet tinggi lemak jenuh dan kurang olahraga bisa memperparah gejala.
- Kondisi medis tertentu seperti diabetes dan penyakit jantung.
Kalau kamu didiagnosa mengidap prostat, jangan panik dulu. Simak selengkapnya, Ini 5 Rekomendasi Obat Prostat yang Ampuh di Apotek.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami:
- Sulit atau nyeri saat buang air kecil.
- Sering terbangun di malam hari karena ingin buang air.
- Terdapat darah dalam urine.
- Tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Penanganan BPH bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau prosedur medis seperti terapi laser atau operasi, tergantung pada tingkat keparahannya.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain atau keluhan yang mengarah pada kondisi BPH, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi di Halodoc.
Selain itu, dapatkan juga obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


