Kram saat Olahraga? Ini Penyebabnya

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   09 September 2019
Kram saat Olahraga? Ini PenyebabnyaKram saat Olahraga? Ini Penyebabnya

Halodoc, Jakarta – Rutin berolahraga merupakan kunci menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Meski begitu, bukan berarti olahraga boleh dilakukan sembarangan karena bisa memicu risiko berbahaya. Salah satu risiko yang bisa muncul dari olahraga sembarangan adalah cedera dan kram. Kenapa hal itu bisa terjadi? 

Kram otot bisa terjadi kapan saja, termasuk saat berolahraga. Saat menggunakan otot yang bisa dikontrol, seperti otot kaki dan lengan, maka otot akan mengalami kontraksi serta relaksasi secara bergantian. Kram terjadi saat salah satu otot mengalami kontraksi di luar kehendak atau kontraksi yang tidak terkontrol. Kondisi ini disebut dengan istilah spasme, ketika hal ini terjadi cukup kuat dan berkelanjutan, risiko kram pun meningkat. Saat kram menyerang, otot akan terlihat atau bisa teraba dan terasa keras. 

Alasan Kram bisa Terjadi saat Berolahraga 

Kram bisa menyerang saat otot tengah aktif digunakan, misalnya saat berolahraga. Hal ini diduga berkaitan dengan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh. Kondisi tersebut memang rentan terjadi saat berolahraga, sebab tubuh kehilangan banyak cairan. Jika cairan yang keluar tidak segera digantikan, maka akan terjadi dehidrasi hingga kekurangan elektrolit, seperti natrium, kalsium, dan magnesium. 

Kekurangan asupan cairan juga bisa menyebabkan saraf otot menjadi sensitif, sehingga mudah terjadi kontraksi yang tidak terkontrol. Selain itu, penggunaan otot secara berlebihan pada posisi tertentu juga bisa menjadi pemicu kram, misalnya menggunakan otot kaki secara berlebihan tanpa istirahat. Kram juga bisa disebabkan karena adanya saraf terjepit atau berkurangnya aliran darah ke otot. 

Kram bisa terjadi saat atau setelah berolahraga yang biasanya akan berlangsung dalam hitungan detik hingga beberapa menit. Kondisi ini membuat pengidapnya merasakan nyeri mendadak serta kesulitan dalam menggerakkan otot. Kram juga bisa membuat otot terlihat membengkak dan terasa keras ketika disentuh. Rasa nyeri biasanya masih akan bertahan meski kram sudah membaik. Kram bisa membaik dengan sendirinya, tetapi jika kondisi ini sering terjadi dan dibarengi dengan gejala lain, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. 

Meski bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi rasa nyeri akibat kram bisa sangat menyiksa. Maka dari itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi serangan mendadak yang terjadi. Saat otot mengalami kram, segera renggangkan bagian otot yang mengalaminya. Kram yang terjadi pada kaki bisa diatasi dengan terlebih dahulu memilih posisi yang pas, misalnya berbaring sambil meluruskan kaki. 

Setelah itu, mintalah seorang teman untuk menarik telapak kaki ke arah kepala. Kram juga bisa terjadi pada tangan, misalnya akibat terlalu banyak menulis atau menekan tangan. Kondisi ini bisa diatasi dengan merelaksasikan otot-otot tangan, salah satunya dengan menekan tangan secara lembut ke arah dinding dengan jari menghadap ke bawah. 

Mengatasi kram juga bisa dilakukan dengan merendam atau kompres bagian yang kram dengan air hangat, dan konsumsi air putih untuk mengatasi dehidrasi. Pijat dengan lembut otot yang mengalami kram untuk membantu proses relaksasi. Jika kram tak kunjung membaik, coba periksa atau tanya pada dokter di aplikasi Halodoc di mana saja dan kapan saja. Sampaikan keluhan seputar kram dan dapatkan rekomendasi terbaik dari dokter terpercaya. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Medicinet. Diakses pada 2019. Muscle Cramp Facts.
NHS UK. Diakses pada 2019. Leg Cramps. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan