Lagi Kesal? Hati-Hati Emotional Eating

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 April 2018
Lagi Kesal? Hati-Hati Emotional EatingLagi Kesal? Hati-Hati Emotional Eating

Halodoc, Jakarta - Kebanyakan orang menggunakan makanan untuk melampiaskan perasaan, entah itu sedih, senang, stres, atau depresi. Beberapa lainnya mengonsumsi camilan untuk membuat pikiran tetap fokus saat bekerja, terlebih ketika deadline tiba. Tidak salah kok, karena selain diperlukan tubuh, makanan juga baik untuk meningkatkan kenyamanan emosi.

Meski demikian, para ahli mengatakan bahwa ada perbedaan antara menemukan kenyamanan dalam makanan dengan menggunakan makanan untuk melindungi diri dari emosi, atau yang dikenal dengan istilah emotional eating. Kenali emotional eating dengan baik untuk membuatmu memahami perbedaannya lebih jelas.

Apa Itu Emotional Eating?

Emotional eating merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang makan meskipun perut tidak merasa lapar, tetapi tetap berhenti saat perut sudah kenyang. Fungsi makanan dalam hal ini bukan untuk mengisi perut, melainkan sebagai salah satu cara yang kamu gunakan untuk menarik diri atau bersembunyi. Meski demikian, tidak semua orang yang tergolong sebagai emotional eaters memiliki tubuh gemuk. Sebaliknya, tubuh gemuk pun tidak bisa menandakan bahwa seseorang adalah emotional eaters.

Cemas, stres, kelelahan, dan kemarahan adalah pemicu utama orang mengalami emotional eating, dan hal ini paling banyak dialami oleh wanita. Bagaimana pun juga, emotional eating dapat menunjukkan dampak yang nyaris sama seperti penggunaan narkotika atau obat-obatan terlarang. Tentu saja, ini tidak baik untuk kesehatan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa makanan yang mengandung gula dan lemak memiliki kaitan kuat dengan pelepasan opioid—sejenis neurotransmitter—dalam tubuh yang memengaruhi persepsi kesenangan dan rasa sakit. Otak akan mengasosiasikan sebuah makanan tertentu dengan suatu perasaan positif yang membuat kamu ingin selalu mengonsumsinya setiap kali perasaan atau suasana hatimu sedang buruk.

Baca juga: Musik Pengaruhi Mood, Kok Bisa?

Umumnya, ada empat hal yang menyebabkan seseorang menjadi emotional eating, yaitu:

  • Sosial: kencan pertama, ketidakmampuan diri berbicara di depan umum.
  • Tubuh: kelelahan karena sedang haid, nyeri tubuh.
  • Pikiran: terlalu memikirkan sesuatu hal yang mengakibatkan stres.
  • Perasaan: sedih, cemas, kesepian, bosan.

Mengatasi Emotional Eating

Ngemil memang bisa menjadi candu, terlebih jika suasana hatimu sedang tidak menentu, kesal, atau ingin marah. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak bisa diatasi, ya. Tak hanya dari pemicu dan gejalanya, karena mengetahui cara mengatasinya juga termasuk dalam tahap mengenal emotional eating yang perlu diketahui.

Jangan Sepelekan Rasa Lapar

Saat kamu mengabaikan rasa lapar, nantinya kamu pun akan mengabaikan sinyal-sinyal fisiologis tubuh yang menandakan perut telah kenyang. Oleh karena itu, makanlah selagi kamu lapar dan berhentilah saat sudah kenyang. Mungkin terdengar klise, tapi nyatanya, mengenali rasa lapar menjadi hal yang sulit dilakukan oleh sebagian besar wanita.

Jangan menunda makan saat kamu lapar, karena hanya akan membuat kamu makan dengan berlebihan. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan tubuhmu mengalami kenaikan berat badan dan pola makan kamu pun jadi tak beraturan.

Ubah Suasana Hati Tanpa Melibatkan Makanan

Bagi wanita, seringnya terjadi perubahan suasana hati bukan menjadi masalah baru. Meski demikian, hal ini bisa diatasi tanpa harus menggunakan makanan sebagai pelarian. Kamu bisa mulai membuat daftar kegiatan tanpa melibatkan makanan, yang tetap membuat perasaan kamu menjadi lebih baik.

Selanjutnya, identifikasi apa yang menjadi pemicu buruknya suasana hati kamu, apakah kamu sedang bemasalah dengan rekan kerja, atasan, pasangan, atau hal-hal yang lain. Lalu, pasangkan setiap pemicunya dengan solusi lain yang telah ada. Misalnya, kamu bertengkar dengan kekasihmu. Alih-alih makan sebanyak mungkin, kamu bisa mulai membaca buku, menenangkan diri dengan relaksasi, atau lebih baik lagi, menyelesaikan masalahmu dengan pasangan.

Baca juga: Jangan Lupa, Gembira Itu Penting, Lho!

Buat Catatan

Belilah sebuah buku kecil dan gunakan untuk mencatat detail saat kamu mengalami emotional eating, mulai dari waktu, tempat, hingga penyebabnya. Menyembuhkan emotional eating paling mudah dimulai dari kesadaran diri. Peningkatan kesadaran diri kamu akan membuatmu terhindar dari emotional eating dengan lebih mudah.

 

Kenali emotional eating mulai dari pemicunya hingga solusi pencegahannya dengan menanyakan langsung pada dokter. Caranya? Donwload saja aplikasi Halodoc. Tak hanya berinteraksi langsung dengan dokter, aplikasi Halodoc juga memudahkanmu untuk membeli obat atau vitamin hanya dari smartphone kamu.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan