Halodoc Rilis Indonesia Health Insights Report 2025, Angkat Peran Ibu sebagai Wellness Warrior di Keluarga

Jakarta, 2 Oktober 2025 – Halodoc, sebagai pelopor ekosistem layanan kesehatan digital di Indonesia, berkomitmen tidak hanya menghadirkan layanan medis, tetapi juga berperan aktif dalam isu-isu kesehatan yang mempengaruhi masyarakat luas. Melalui laporan kuartalan Indonesia Health Insights, Halodoc menghadirkan analisis mendalam mengenai tren kesehatan masyarakat yang mencakup data klinis sekaligus dinamika sosial, ekonomi, dan perilaku sehari-hari. Halodoc menggandeng lembaga riset global YouGov, sebagai penyedia riset, yang memastikan temuan bersifat objektif dan tepercaya. Edisi laporan kali ini bertajuk “Wellness Warriors in Silence: Realita, Tekanan, dan Harapan di Balik Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga” menyoroti pentingnya peran ibu sebagai pondasi kesehatan keluarga.
Fibriyani Elastria, Chief Marketing Officer Halodoc, mengatakan, “Melalui Indonesia Health Insights Report 2025 edisi ini, kami ingin menyoroti peran ibu sebagai pondasi penting kesehatan keluarga, sebuah isu krusial yang sering terabaikan. Bagi Halodoc, wellness warrior adalah individu dengan multi-peran yang setiap hari menjaga keseimbangan dan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya. Sosok ibu adalah contoh nyata: di tengah peran mereka sebagai istri, pengelola rumah tangga, pengasuh orang tua, hingga pekerja, hidup mereka bergerak cepat, penuh tuntutan, dan sering kali tanpa jeda. Meski terlihat kuat, mereka tetap manusia biasa yang membutuhkan ruang untuk beristirahat, merasa didukung, dan diperhatikan. Itulah mengapa kami peduli, karena kesehatan dan ketahanan ibu berbanding lurus dengan kesehatan keluarga dan masyarakat yang mereka jaga.”
Halodoc menghadirkan laporan berbasis data tepercaya yang menggambarkan dinamika sekaligus suara publik terkait kesehatan keluarga di Indonesia. Laporan ini diharapkan menjadi rujukan bagi media, pembuat kebijakan, dan mitra industri dalam menyusun langkah nyata menuju Indonesia yang lebih sehat, sekaligus mengangkat isu yang sering terabaikan, termasuk kesehatan ibu sebagai pondasi penting bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
“Sebagai penyedia riset laporan ini, kami menemukan peran ibu sebagai caregiver atau wellness warrior penuh dengan tekanan dan tantangan yang sering kali tidak terlihat. Sebanyak 54% ibu menyebut caregiving sebagai ‘pekerjaan tanpa jeda’, namun pengakuan atas peran besar ini masih jarang diberikan. Sedangkan, 53% ibu juga memikul peran ganda sebagai pengambil keputusan layanan kesehatan sekaligus pencari nafkah. Bahkan, 74% ibu mengelola urusan layanan kesehatan untuk tiga atau lebih anggota keluarga. Dari total waktu yang tercurah, 80% diantaranya didedikasikan untuk mengelola kesehatan anggota keluarga: 32% digunakan untuk anak, 23% untuk orang tua, dan 21% untuk suami, sementara hanya 17% yang tersisa untuk merawat kesehatan diri sendiri.(1) Data ini menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung para ibu dalam keseharian mereka,” ungkap Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia & India.
Sebagai caregiver utama, para wellness warriors menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kesehatan anak di setiap fase pertumbuhan hingga peran tambahan dalam merawat kesehatan suami dan orang tua. Konsultasi yang mereka lakukan di Halodoc menunjukkan dinamika kebutuhan kesehatan keluarga yang terus berubah, mulai dari anak di masa newborn hingga usia sekolah, serta keluhan kesehatan suami yang dipengaruhi gaya hidup dan aktivitas sehari-hari. Berikut tren konsultasi ibu untuk kesehatan keluarga: (2)
- Anak usia newborn: Ibu mengalami kesulitan memahami apa yang dirasakan bayi, >50% konsultasi terkait konsultasi umum dan edukasi kesehatan, serta masalah kulit non-jerawat.
- Anak usia toddler: Keluhan yang lebih erat kaitannya dengan tumbuh kembang dan respons imun anak, di mana 36% di antaranya gangguan pernapasan, dan diare mengalami peningkatan porsi yakni 9%. Selain itu terdapat peningkatan konsultasi ke dokter paru 52% serta peningkatan vaksinasi influenza dan pneumonia hingga hampir 6 kali lipat pada fase ini.
- Anak usia sekolah: Ibu meminimalisasi risiko paparan terhadap penyakit menular dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Selain gangguan pernapasan dan gangguan kulit non-jerawat, terdapat tren konsultasi gangguan mata sebesar 7% dan 6% demam seiring meningkatnya aktivitas sosial.
- Suami: Di luar keluhan yang paling umum, keluhan seperti dispepsia, GERD, dan gastritis (5%), serta gangguan muskuloskeletal (4%) paling sering dikonsultasikan untuk suami.
- Orang tua: 51% ibu menjalani peran sebagai caregiver utama bagi orang tua, dengan gangguan konsultasi kesehatan yang menonjol seperti muskuloskeletal (nyeri sendi dan nyeri punggung) dengan 8% dari total konsultasi dan penyakit metabolik dan tidak menular sebesar 7%.
Selain tantangan yang dihadapi ibu dalam menjaga kesehatan keluarga, laporan ini juga memperlihatkan dinamika kesehatan personal ibu. Di mana, sebanyak 78% ibu mengaku menunda janji medis atau perawatan diri dalam 12 bulan terakhir, dan 74% tetap melanjutkan tugas caregiving meski sedang sakit. (3) Selain itu, menurut data internal Halodoc tahun 2025, masalah kesehatan fisik yang paling sering diabaikan atau ditunda oleh mereka, meliputi perawatan kulit non-jerawat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan seksual dan reproduksi, hingga kesehatan mental. (4) Fakta ini menegaskan bahwa peran ganda yang dijalani ibu sering kali membuat kebutuhan dasar kesehatan pribadi mereka terpinggirkan.
Di balik perannya sebagai caregiver, wellness warrior mendambakan dukungan yang dapat meringankan beban mereka, meski hingga kini belum sepenuhnya tersedia. Harapan terbesar bukan hanya terkait biaya, tetapi juga akses yang mudah, dukungan emosional, serta kesempatan untuk memiliki ruang pribadi agar dapat menjaga keseimbangan diri. Sebanyak 37% ibu menilai apresiasi terbaik adalah diberi ruang untuk personal break. (5)
“Temuan-temuan dalam laporan ini menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi para ibu sebagai caregiver bukanlah persoalan individu, melainkan tantangan bersama yang membutuhkan dukungan nyata. Inilah yang menjadi landasan kuat bagi Halodoc dalam menghadirkan kampanye #ImperfectMom, untuk mendorong perubahan cara pandang masyarakat, bahwa menjadi ibu tidak harus selalu ‘sempurna’. Lebih dari itu, yang lebih penting adalah bagaimana ibu merasa didukung, dihargai, dan memiliki ruang untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri. Kami percaya, ketika ibu lebih sehat dan bahagia, maka keluarga pun akan lebih kuat dan sejahtera”, tutup Fibri.
Misi dan komitmen Halodoc adalah simplifying healthcare untuk masyarakat luas, dengan menghadirkan ekosistem lengkap dari layanan kuratif hingga preventif. Didukung lebih dari 20.000 tenaga medis terpercaya, Halodoc memastikan akses kesehatan yang mudah, terjangkau, dan selalu tersedia 24/7. Semua layanan dapat diakses langsung dari rumah melalui aplikasi Halodoc, sehingga harapannya dapat menjadi support system, memberdayakan dan memudahkan peran keseharian wellness warriors dalam menjaga kesehatan keluarga sambil menjaga kesehatan pribadi mereka.
Untuk mengunduh laporan selengkapnya, kunjungi laman Indonesia Health Insights Report 2025 di website Halodoc.


