Penjelasan tentang Perbedaan Hasil Vaksin Sinovac

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 Desember 2020
Penjelasan tentang Perbedaan Hasil Vaksin SinovacPenjelasan tentang Perbedaan Hasil Vaksin Sinovac

Halodoc, Jakarta – Sinovac belum mengumumkan secara resmi tingkat efektivitas vaksin corona yang dinamai CoronaVac. Namun, beberapa negara yang sebelumnya menjadi tempat uji coba vaksin ini, sudah mulai menyampaikan hasil pemberian vaksin. Menariknya, hasil yang disampaikan negara tempat uji coba vaksin Sinovac berbeda-beda. Adakah penjelasan di balik hal tersebut? 

Vaksin sinovac sudah diuji coba di beberapa negara, termasuk Turki, Brasil, dan Indonesia. Setelah tahapan uji coba yang melibatkan sejumlah relawan, negara-negara tersebut mulai mengumumkan hasil dari pemberian vaksin corona. Hingga tanggal 24 Desember 2020, Turki mengumumkan tingkat efektivitas vaksin Sinovac hingga 91,25 persen. Angka tersebut didapat dari hasil awal uji klinis di Turki. Sementara itu, di Brasil tingkat kemanjuran vaksin sinovac adalah lebih dari 50 persen. 

Baca juga: Update Vaksin Corona: Efikasi Vaksin Sinovac Masih Menunggu Hasil Bio Farma

Mengapa Hasil Uji Coba Vaksin bisa Berbeda? 

Setelah melakukan sejumlah fase klinis, vaksin corona kemudian diuji coba. Salah satu vaksin yang menunjukkan progres sejauh ini adalah CoronaVac dari Sinovac. Bahkan, vaksin yang satu ini sudah mendapat izin penggunaan darurat dan sudah mulai didistribusikan, termasuk ke Indonesia. Vaksin sinovac sudah masuk ke Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu. Indonesia sebelumnya juga menjadi negara tempat uji coba vaksin sinovac. Namun, hingga kini belum diumumkan hasilnya. 

Hasil uji coba vaksin yang diumumkan oleh Turki dan Brasil didapat dari hasil analisis pada relawan yang mendapat vaksin. Sebenarnya, hal itu diperbolehkan meski mungkin tidak menunjukkan hasil yang sebenar-benarnya. Melansir kompas.com, Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, menyebut ada beberapa kemungkinan penyebab perbedaan hasil uji coba vaksin sinovac. 

Baca juga: Update Vaksin Corona: 1,8 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba Akhir Desember

Dalam hal ini, jumlah sampel yang dianalisis disebut menjadi penyebab munculnya perbedaan tingkat efektivitas vaksin. Di Turki, katanya, subjek atau sampel yang dianalisis baru 1.322 orang. Padahal, relawan yang mendapat suntikan vaksin ini mencapai 7.371 orang dan disebut masih akan bertambah. Nah, dari sebagian sampel itulah angka 91,25 persen didapat. Dengan kata lain, hasil efektivitas vaksin yang diumumkan masih dalam skala kecil atau belum menyeluruh. 

Sementara di Brasil, ada sebanyak 13.000 relawan yang disuntik vaksin. Hasilnya, efektivitas vaksin sinovac disebut mencapai lebih dari 50 persen. Sayangnya, pemerintah setempat enggan membuka detail terkait hasil uji coba. 

Selain jumlah sampel, ada kemungkinan faktor lain yang memengaruhi hasil dari uji coba vaksin, salah satunya faktor genetik. Tidak dapat dimungkiri, perbedaan genetik orang di negara tertentu bisa memengaruhi dan memicu respons yang berbeda-beda pula. Maka dari itu, penting untuk menunggu pengumuman resmi dari perusahaan pembuat atau dari pemerintah terkait tingkat efektivitas vaksin corona. 

Bagaimana dengan Indonesia? 

Vaksin sinovac sudah masuk ke Indonesia, tetapi ternyata Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memutuskan untuk memperpanjang masa pengawasan vaksin, sebelum akhirnya mengumumkan hasil uji coba. Pengawasan vaksin meliputi tingkat efektivitas serta risiko efek samping yang bisa muncul dari vaksin corona. 

Sebelumnya, relawan vaksin sinovac dijadwalkan diambil sampel darahnya untuk analisis pada Desember, yaitu tiga bulan setelah suntikan vaksin. Namun, BPOM kini memperpanjang masa pengawasan hingga enam bulan. Alhasil, relawan vaksin corona dari Sinovac harus kembali melakukan pengambilan sampel darah untuk diuji pada Maret 2021 mendatang. 

Baca juga: Update Vaksin Corona: Proses BPOM Vaksin Sinovac

Perbarui informasi seputar vaksin corona dengan membaca artikel di aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi ini untuk berbicara dan menyampaikan masalah kesehatan pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App store dan Google Play! 

Referensi:
Reuters. Diakses pada 2020. Turkey says China's Sinovac COVID vaccine 91.25% effective in late trials. 
CNBC. Diakses pada 2020. Brazil institute says vaccine from China's Sinovac has efficacy above 50%, but delays full results again. 
The Jakarta Post. Diakses pada 2020. BPOM to extend monitoring stage of Sinovac vaccine trial for next three months. 
Kompas.com. Diakses pada 2020. Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan