Perbedaan Rematik dan Asam Urat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Juni 2018
Perbedaan Rematik dan Asam UratPerbedaan Rematik dan Asam Urat

Halodoc, Jakarta - Apakah sendi kamu terasa nyeri belakangan ini? Jika iya, bisa jadi itu tanda penyakit radang sendi, seperti rematik atau asam urat. Meski dianggap sama, penyebab dan cara penanganan kedua penyakit ini ternyata berbeda. Agar tidak bingung, kenali perbedaan rematik dan asam urat di sini, yuk!

Berikut adalah perbedaan penyebab rematik dan asam urat yang perlu diketahui:

 

  • Rematik

 

Rematik (rheumatoid arthritis) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sendi meradang dan kaku. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan, sehingga menyerang dan merusak jaringan tubuh yang sehat. Sayangnya, penyakit autoimun belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit autoimun berhubungan dengan infeksi virus dan kebiasaan merokok. Pada penyakit rematik, peradangan terjadi karena sistem kekebalan tubuh ini menyerang dan merusak jaringan sendi yang sehat.

 

  • Asam Urat

 

Asam urat dalam bahasa medis disebut dengan gout arthritis. Penyakit ini terjadi akibat tingginya kadar asam urat (uric acid) dalam tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung purin secara berlebih, seperti daging merah, jeroan, ikan, kerang, roti gandum, dan sereal. Pada keadaan normal, purin yang diolah menjadi asam urat akan dikeluarkan tubuh melalui feses. Namun, jika konsumsinya berlebihan, asam urat akan menumpuk menjadi kristal pada sendi dan menyebabkan peradangan.

Karena penyebabnya berbeda, gejala dan cara penanganannya juga berbeda. Berikut adalah perbedaan gejala serta cara penanganan rematik dan asam urat yang perlu diketahui:

  1. Rematik tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya bisa diringankan. Begitu juga dengan gejala asam urat yang dapat dikendalikan dengan mengubah pola makan.
  2. Rematik umumnya terjadi pada sendi tangan, pergelangan tangan dan kaki, serta bagian tubuh lainnya. Sedangkan, asam urat umumnya terjadi pada sendi dan jari-jari kaki, terutama sendi pada ibu jari kaki.
  3. Rematik dapat menyerang beberapa sendi sekaligus dalam satu waktu. Sedangkan, asam urat biasanya hanya menyerang satu sendi dalam satu waktu.
  4. Rematik dapat menyebabkan nyeri tanpa disertai pembengkakan dan kemerahan pada sendi. Sedangkan, nyeri akibat asam urat selalu disertai pembengkakan dan kemerahan pada sendi.
  5. Pada rematik, intensitas nyeri sendi dapat berubah-ubah dari ringan hingga berat. Sedangkan, intensitas nyeri akibat asam urat cenderung lebih berat dan lebih sering dirasakan.
  6. Rematik dapat menyerang siapa saja. Namun secara umum, wanita dan lansia (orang lanjut usia) lebih rentan terkena rematik dan asam urat. Sebaliknya, asam urat lebih rentan dialami oleh pria dan pengidap obesitas (terutama pada dewasa muda). Risiko asam urat juga cenderung lebih besar pada orang yang sering mengonsumsi makanan manis dan alkohol.
  7. Meski tidak dapat disembukan, nyeri sendi akibat rematik dapat dikurangi dengan pemberian obat-obatan. Biasanya, dokter akan meresepkan antirematik, antinyeri, dan kortikosteroid. Sedangkan pada asam urat, dokter akan meresepkan colchicine, obat antiinflamasi nonsteroid, kortikosteroid, dan obat penurun kadar asam urat. Selain itu, pengidap asam urat juga perlu membatasi makanan yang mengandung purin dan minuman beralkohol.

Penegakan diagnosis rematik dan asam urat harus melalui beberapa rangkaian pemeriksaan. Upaya lain yang bisa dilakukan utnuk mencegah rematik dan asam urat adalah dengan menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, serta membatasi paparan terhadap polutan dan radikal bebas.

Itulah perbedaan rematik dan asam urat yang perlu diketahui. Kalau masih ada pertanyaan lain seputar rematik dan asam urat, kamu bisa berbicara dengan dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan