Pernah Alami Patah Tulang Picu Cubital Tunnel Syndrome?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Juni 2020
Pernah Alami Patah Tulang Picu Cubital Tunnel Syndrome?Pernah Alami Patah Tulang Picu Cubital Tunnel Syndrome?

Halodoc, Jakarta – Meski sudah diobati dan sembuh, patah tulang sebaiknya tidak disepelekan. Pasalnya, orang yang pernah mengalami patah tulang mungkin lebih berisiko mengalami penyakit lain, salah satunya cubital tunnel syndrome. Apa itu? Cubital tunnel syndrome merupakan kondisi yang terjadi akibat ada peregangan atau penekanan pada ulnaris. Orang yang pernah mengalami patah tulang disebut lebih berisiko mengalami penyakit ini. 

Sebelumnya perlu diketahui, saraf ulnaris merupakan saraf yang berada di lengan bawah dekat dengan siku. Cubital tunnel syndrome muncul saat ada peregangan atau tekanan berlebih pada area saraf tersebut. Kondisi ini bisa memicu serangkaian gejala, seperti kebas pada beberapa jari dan kelemahan pada otot tangan. Biar lebih jelas, simak penjelasan seputar cubital tunnel syndrome dalam artikel berikut!

Faktor Risiko Cubital Tunnel Syndrome yang Perlu Diketahui

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit cubital tunnel syndrome muncul. Mengetahui faktor penyakit ini penting untuk membantu menentukan langkah pencegahan. Beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya cubital tunnel syndrome, yaitu:

  • Pernah Mengalami Patah Tulang

Orang yang pernah mengalami patah tulang ternyata memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit cubital tunnel syndrome. Maka dari itu, penting untuk menjaga kesehatan tulang, biarpun sudah menjalani pengobatan. 

  • Kebiasaan Melipat Siku 

Kebiasaan tertentu ternyata juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Sering melipat siku dan menahan area tersebut dalam satu posisi yang sama dalam waktu yang lama bisa meningkatkan risiko cubital tunnel syndrome. 

  • Gerakan Tertentu 

Sering melakukan gerakan tertentu juga bisa menjadi faktor risiko penyakit ini. Cubital tunnel syndrome berisiko muncul pada orang yang sering melakukan gerakan yang dilakukan oleh pemain bisbol, yaitu gerakan memutar. Sering melakukan gerakan ini bisa menyebabkan ligamen pada siku rusak secara perlahan.

  • Cedera 

Selain patah tulang, pernah mengalami cedera juga bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit ini. Mengalami cedera pada siku bisa menyebabkan rusaknya saraf ulnar.

  • Melakukan Pekerjaan Berat 

Melakukan pekerjaan berat bisa menjadi salah satu faktor pemicu cubital tunnel syndrome. Pasalnya, hal ini bisa menyebabkan tekanan pada area siku, sehingga risiko penyakit pun menjadi lebih tinggi. 

Namun jangan khawatir, penyakit yang satu ini bisa dicegah terutama dengan menghindari faktor risikonya. Risiko munculnya penyakit cubital tunnel syndrome dapat dihindari dengan tidak melakukan penekanan atau peregangan pada saraf ulnaris, yaitu saraf yang berada di daerah lengan bawah dekat siku. Selain itu, selalu perhatikan kondisi tubuh dan amati gejala yang mungkin muncul sebagai tanda penyakit. 

Jika mengalami gejala yang menyerupai penyakit ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Jangan memaksakan diri jika mulai merasa ada gangguan atau kesulitan dalam menggerakkan atau menggunakan siku. Jika pernah mengalami penyakit tertentu, misalnya patah tulang, sebaiknya lebih waspadai agar tidak muncul gangguan lain yang mungkin akan lebih parah, seperti cubital tunnel syndrome. 

Jika ragu, kamu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui layanan Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Kamu juga bisa menyampaikan gangguan kesehatan yang muncul dengan mudah, kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. How does cubital tunnel syndrome occur?
Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Cubital Tunnel Syndrome.
Orthopedic. Diakses pada 2020. Cubital Tunnel Syndrome.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan