article-ad-placeholderarticle-ad-placeholder

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   30 Juni 2025

Pola asuh permisif yang cenderung membebaskan anak tanpa batasan jelas dapat memicu sikap pemberontak dan perilaku sulit diatur pada anak.

Pola Asuh Permisif: Pengertian, Dampak, dan Cara MenghindarinyaPola Asuh Permisif: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Pola Asuh Permisif?
  2. Ciri-Ciri Pola Asuh Permisif
  3. Dampak Negatif Pola Asuh Permisif pada Anak
  4. Penyebab Pola Asuh Permisif
  5. Cara Menghindari Pola Asuh Permisif
  6. Kesimpulan
  7. FAQ

Pola asuh permisif adalah salah satu gaya pengasuhan yang perlu diwaspadai. Alih-alih membentuk anak yang mandiri dan bertanggung jawab, pola asuh ini justru dapat memicu berbagai masalah perilaku.

Yuk, bahas secara mendalam tentang apa itu pola asuh permisif, ciri-cirinya, dampaknya, serta cara menghindarinya.

Apa Itu Pola Asuh Permisif?

Apa permisif itu? Pola asuh permisif atau dikenal juga sebagai pola asuh indulgent adalah gaya pengasuhan di mana orang tua cenderung sangat responsif terhadap kebutuhan anak tetapi kurang menuntut.

Orang tua permisif menetapkan sedikit aturan atau batasan, dan cenderung menghindari konfrontasi. Mereka lebih memilih menjadi teman daripada menjadi figur otoritas bagi anak-anak mereka.

Dalam pola asuh permisif, orang tua seringkali membiarkan anak-anak melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa memberikan konsekuensi yang jelas atas tindakan mereka. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak memiliki batasan dan kesulitan dalam memahami aturan dan norma sosial.

Ciri-Ciri Pola Asuh Permisif

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari pola asuh permisif:

  • Orang tua menghindari konfrontasi dan jarang memberikan hukuman.
  • Orang tua memberikan kebebasan yang besar kepada anak-anak mereka.
  • Orang tua sangat responsif terhadap kebutuhan anak, bahkan ketika tidak pantas.
  • Orang tua cenderung menjadi teman daripada figur otoritas.
  • Orang tua memiliki harapan yang rendah terhadap kematangan dan tanggung jawab anak.

Jika orang tua menunjukkan sebagian besar ciri-ciri di atas, kemungkinan besar mereka menerapkan pola asuh permisif dalam keluarga.

Ketahui selengkapnya, Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua.

Dampak Negatif Pola Asuh Permisif pada Anak

Pola asuh permisif dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain:

  • Kesulitan mengontrol diri: Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif seringkali kesulitan mengontrol diri dan impuls mereka. Mereka mungkin kesulitan menunda kepuasan dan lebih cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.
  • Rendahnya prestasi akademik: Kurangnya aturan dan harapan yang jelas dapat menyebabkan rendahnya motivasi belajar dan prestasi akademik yang kurang memuaskan.
  • Masalah perilaku: Anak-anak dengan pola asuh permisif lebih mungkin menunjukkan masalah perilaku seperti agresivitas, pemberontakan, dan kenakalan remaja.
  • Kurangnya tanggung jawab: Karena tidak terbiasa dengan aturan dan konsekuensi, anak-anak ini mungkin kurang bertanggung jawab dan kesulitan memenuhi kewajiban mereka.
  • Harga diri yang rendah: Meskipun terlihat percaya diri, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif seringkali memiliki harga diri yang rendah karena kurangnya batasan dan arahan yang jelas.

Menurut penelitian dari Kemenkes RI, pola asuh yang baik adalah pola asuh yang seimbang antara memberikan kasih sayang, dukungan, dan batasan yang jelas. Pola asuh permisif tidak memenuhi kriteria ini dan dapat merugikan perkembangan anak.

Kamu perlu tahu juga, ini Dampak Pola Asuh Strict Parents bagi Perkembangan Anak.

Penyebab Pola Asuh Permisif

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang tua menerapkan pola asuh permisif, di antaranya:

  • Keinginan untuk menjadi teman: Orang tua mungkin ingin menjadi teman bagi anak-anak mereka dan menghindari konflik dengan segala cara.
  • Pengalaman masa lalu: Orang tua mungkin memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dengan pola asuh otoriter dan ingin memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak-anak mereka.
  • Rasa bersalah: Orang tua yang sibuk atau merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak mereka mungkin cenderung memberikan apa pun yang diinginkan anak untuk menebusnya.
  • Kurangnya pengetahuan: Orang tua mungkin tidak menyadari dampak negatif dari pola asuh permisif dan percaya bahwa memberikan kebebasan adalah cara terbaik untuk membesarkan anak-anak mereka.

Memahami penyebab pola asuh permisif dapat membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mendasarinya.

Cara Menghindari Pola Asuh Permisif

Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari pola asuh permisif dan menerapkan gaya pengasuhan yang lebih efektif:

  • Tetapkan aturan dan batasan yang jelas: Anak-anak membutuhkan aturan dan batasan yang jelas untuk merasa aman dan terarah. Tetapkan aturan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak, dan jelaskan konsekuensi jika aturan tersebut dilanggar.
  • Konsisten: Terapkan aturan dan konsekuensi secara konsisten. Jangan biarkan anak-anak melanggar aturan hanya karena kamu sedang lelah atau merasa bersalah.
  • Berikan kasih sayang dan dukungan: Selain menetapkan aturan, penting juga untuk memberikan kasih sayang dan dukungan kepada anak-anak kamu. Tunjukkan bahwa kamu peduli dan selalu ada untuk mereka.
  • Ajarkan tanggung jawab: Berikan anak-anak tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka. Ini akan membantu mereka belajar tentang konsekuensi dari tindakan mereka dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
  • Berkomunikasi dengan baik: Dengarkan apa yang dikatakan anak-anak kamu dan bicarakan dengan mereka tentang perasaan dan kekhawatiran mereka. Komunikasi yang baik akan membantu kamu membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak. 
  • Cari Bantuan profesional: Jika kamu kesulitan mengubah pola asuh kamu sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor keluarga.

Dengan menerapkan tips di atas, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan terstruktur bagi anak-anak mereka, sehingga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan bahagia.

Apa yang Harus Dilakukan saat Remaja Memberontak? Simak informasi selengkapnya dari Halodoc.

Kesimpulan

Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan yang dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan anak. Orang tua perlu menyadari ciri-ciri dan dampak negatif dari pola asuh ini, serta mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya.

Dengan menerapkan pola asuh yang seimbang antara memberikan kasih sayang, dukungan, dan batasan yang jelas, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan bahagia.

Jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang pola asuh, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog melalui Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

FAQ

T: Apa yang dimaksud dengan pola asuh permisif?

J: Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua cenderung sangat responsif terhadap kebutuhan anak tetapi kurang menuntut.

T: Apa saja dampak negatif dari pola asuh permisif?

J: Dampak negatifnya antara lain kesulitan mengontrol diri, rendahnya prestasi akademik, masalah perilaku, kurangnya tanggung jawab, dan harga diri yang rendah.

T: Bagaimana cara menghindari pola asuh permisif?

J: Caranya dengan menetapkan aturan dan batasan yang jelas, konsisten, memberikan kasih sayang dan dukungan, mengajarkan tanggung jawab, dan berkomunikasi dengan baik.