Rabun Dekat Penyakit Karena Usia?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Mei 2018
Rabun Dekat Penyakit Karena Usia?Rabun Dekat Penyakit Karena Usia?

Halodoc, Jakarta – Rabun dekat atau dikenal juga dengan penyakit hipermetropia adalah kondisi ketika mata kamu tidak dapat melihat objek-objek yang dekat dengan jelas. Namun, jika kamu melihat objek dengan jauh, kamu bisa melihat dengan cukup jelas. Rabun dekat biasanya terjadi pada orang yang sudah menginjak usia sekitar 40 tahun ke atas. Namun, sebagian kecil anak-anak juga bisa terlahir dengan kondisi rabun dekat.

Pada usia anak-anak, sebaiknya rabun dekat harus ditangani dengan serius. Sebab, jika tidak diatasi sejak dini, akan menimbulkan penyakit mata lain seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus).

Banyak faktor yang akhirnya membuat kamu terkena rabun dekat. Jika masalah ini tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin mata kamu akan merasa cepat lelah.

Gejala dan Ciri Rabun Dekat

Sebelum memutuskan kamu terkena rabun dekat atau tidak, sebaiknya ketahui dulu beberapa gejala atau ciri-ciri orang yang terkena penyakit mata rabun dekat ini.

  1. Mata kamu merasa lelah jika kamu harus melihat objek-objek yang cukup dekat pada mata dan penglihatan kamu sedikit jelas saat kamu melihat objek-objek yang letaknya cukup jauh dari pandangan.
  2. Kamu harus mengecilkan mata kamu dan terasa sedikit mengencangkan otot mata saat akan melihat objek-objek yang dekat.
  3. Kamu terkadang merasa nyeri di sekitar mata atau merasa mata kamu cepat lelah saat sedang melihat gadget dengan jarak yang cukup dekat.

(Baca juga: 4 Gerakan Olahraga untuk Mata Sehat)

Penyebab Rabun Dekat

Rabun dekat terjadi jika suatu bayangan cahaya yang masuk ke dalam mata tidak jatuh tepat pada retina, melainkan di belakang retina. Tidak hanya usia yang menjadi faktor penyebab penyakit mata rabun dekat, banyak faktor yang menjadi penyebab rabun dekat pada mata. Di antaranya adalah:

  1. Mata yang terlalu pendek dan kornea yang tidak melengkung dengan baik.
  2. Letak lensa pada mata cukup jauh jika dibandingkan dengan mata yang normal.
  3. Dampak penyakit mata yang lainnya, misalnya tumor mata.
  4. Faktor keturunan atau genetika juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat kamu memiliki penyakit rabun dekat.

Perawatan Mata Rabun Dekat

Jika kamu salah satu penderita rabun dekat, jangan khawatir, saat ini sudah cukup banyak perawatan-perawatan yang bisa dilakukan untuk penderita penyakit mata rabun dekat. Salah satunya adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun ingat, jika kamu memiliki menggunakan lensa kontak, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter dan kebersihan diri kamu juga harus dijaga agar tidak memperparah penyakit mata kamu.

Saat ini juga sudah ada metode operasi laser untuk menghilangkan penyakit mata rabun dekat kamu. Jangan lupa juga mengonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi baik untuk mata kamu, misalnya telur, wortel, daun selada, almond, alpukat, dan juga brokoli. Jika kamu bosan makan dalam bentuk sayuran, kamu bisa menjadikannya minuman atau jus. Selain itu, sebaiknya setiap penerangan pada kamar atau ruangan bekerja memiliki penerangan yang baik, sehingga tidak akan memperparah penyakit mata. Selain itu, jangan lupa, untuk periksakan kondisi mata secara rutin.

Jika kamu memiliki masalah pada penglihatan, sebaiknya langsung dikonsultasikan pada dokter. Kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dengan fitur Contact Doctor, kamu bisa melakukan Video Call, Voice Call atau Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store atau Google play.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan