Advertisement

Refleks Fisiologis dan Patologis: Fungsi dan Pemeriksaan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   22 Agustus 2025

Refleks fisiologis dan patologis adalah respon saraf otomatis yang penting untuk pemeriksaan neurologis.

Refleks Fisiologis dan Patologis: Fungsi dan PemeriksaanRefleks Fisiologis dan Patologis: Fungsi dan Pemeriksaan

DAFTAR ISI


Kamu mungkin pernah diperiksa dokter dengan cara diketuk lutut menggunakan palu kecil, lalu tungkai otomatis bergerak.

Nah, itu adalah salah satu bentuk refleks fisiologis yang sering digunakan dalam pemeriksaan neurologis.

Refleks ini menjadi indikator penting untuk menilai apakah sistem saraf bekerja normal atau ada gangguan.

Memahami perbedaan keduanya, termasuk bagaimana pemeriksaan refleks fisiologis dilakukan, bisa membantumu mengerti kondisi kesehatan saraf dan otot dengan lebih baik.

Apa Itu Refleks Fisiologis dan Patologis?

Refleks fisiologis dan patologis adalah respon otomatis tubuh terhadap rangsangan, tanpa perlu kendali sadar dari otak. Bedanya:

  • Refleks fisiologis: respon normal tubuh. Contohnya lutut terangkat saat diketuk (patellar reflex).
  • Refleks patologis: respon abnormal yang menandakan adanya gangguan saraf. Contoh paling dikenal adalah refleks Babinski, yaitu ekstensi ibu jari kaki (dorsifleksi) dengan atau tanpa membuka jari-jari lain ketika telapak kaki digaruk, yang dapat mengindikasikan adanya lesi traktus kortikospinal (sistem saraf pusat).t.

Dengan kata lain, refleks ini adalah “alat diagnostik alami” yang sangat membantu dokter dalam mengevaluasi sistem saraf.

Apa Manfaat Pemeriksaan Refleks Fisiologis?

Pemeriksaan refleks fisiologis punya banyak manfaat untuk dunia medis, terutama neurologi. Tujuannya bukan sekadar melihat gerakan, tetapi untuk menilai kesehatan saraf motorik maupun sensorik. Beberapa manfaatnya:

  1. Mendeteksi gangguan saraf dini – misalnya pada pasien stroke atau cedera tulang belakang.
  2. Menilai fungsi sistem saraf pusat dan perifer – apakah jalur saraf bekerja normal.
  3. Membantu diagnosis penyakit – seperti neuropati, multiple sclerosis, atau kelainan otot.
  4. Memantau perkembangan penyakit – refleks bisa berubah seiring progresivitas penyakit saraf.
  5. Menjadi standar pemeriksaan fisik rutin – pada anak, dewasa, maupun lansia.

Jadi, pemeriksaan refleks fisiologis bukan hanya prosedur sederhana, tetapi sangat penting untuk evaluasi kesehatan saraf.

Jika mengalami gejala penyakit saraf, Ini Rekomendasi Dokter Saraf di Halodoc yang bisa kamu hubungi.

Bagaimana Cara Kerja Refleks Tubuh?

Secara sederhana, refleks fisiologis dan patologis bekerja melalui jalur yang disebut arcus refleks. Mekanismenya:

  1. Rangsangan diterima reseptor, misalnya pukulan ringan pada tendon lutut.
  2. Sinyal dikirim ke sumsum tulang belakang melalui saraf sensorik.
  3. Sumsum tulang belakang memberi respon otomatis tanpa harus menunggu perintah otak.
  4. Saraf motorik mengirimkan sinyal balik ke otot sehingga terjadi gerakan, misalnya tungkai menendang ke depan.

Karena itu, refleks berjalan sangat cepat, bahkan sebelum kamu sempat menyadarinya. Pada kondisi patologis, jalur ini bisa terganggu sehingga responnya berbeda dari normal.

Apa Perbedaan Refleks Fisiologis dan Patologis?

Untuk lebih mudah memahaminya, berikut perbedaan refleks fisiologis dan patologis:

  • Refleks fisiologis
    • Respon normal tubuh terhadap rangsangan.
    • Contoh: refleks patella (lutut), refleks akhiles (pergelangan kaki), refleks pupil (menyempit saat kena cahaya).
    • Menunjukkan jalur saraf bekerja dengan baik.
  • Refleks patologis
    • Respon abnormal yang menandakan gangguan neurologis.
    • Contoh: refleks Babinski, refleks Hoffman, refleks Oppenheim.
    • Biasanya ditemukan pada penderita kerusakan otak atau sumsum tulang belakang.

Singkatnya, refleks fisiologis dan patologis adalah indikator klinis yang membedakan antara fungsi normal dan adanya kelainan pada saraf.

Jika butuh informasi lengkap soal saraf, simak penjelasan tentang Saraf – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikuti ini.

Kesimpulan

Kesimpulannya, refleks fisiologis dan patologis adalah respon otomatis tubuh yang menjadi indikator penting dalam pemeriksaan saraf.

Pemeriksaan refleks fisiologis membantu mendeteksi kelainan lebih dini, sedangkan refleks patologis bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada sistem saraf pusat.

Kalau kamu merasa sering mengalami gejala aneh pada saraf atau otot, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter saraf melalui aplikasi Halodoc agar bisa mendapat pemeriksaan lebih lanjut.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Neurological Exam.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Babinski Reflex (Plantar Reflex): What It Is & What It Indicates.
University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2025. The Five-Minute Neurological Examination.