Yakin Saraf Berfungsi dengan Baik? Cari Tahu Lewat Tes Simpel Ini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Agustus 2022
Yakin Saraf Berfungsi dengan Baik? Cari Tahu Lewat Tes Simpel IniYakin Saraf Berfungsi dengan Baik? Cari Tahu Lewat Tes Simpel Ini

“Saraf adalah jaringan kompleks yang berperan untuk mengatur setiap kegiatan sel, jaringan, dan organ dalam tubuh. Salah satu cara mengatahui fungsinya adalah melakukan tes keseimbangan.”

Halodoc, Jakarta - Mau tahu pentingnya peran saraf dalam tubuh? Saraf, saraf tulang belakang, dan otak merupakan tiga bagian tubuh yang amat kursial. Ketiganya berperan membentuk sistem saraf secara bersama-sama untuk mengontrol semua fungsi tubuh. Mulai dari pertumbuhan dan perkembangan otak, pikiran atau emosi, proses belajar dan ingatan, pergerakan, keseimbangan dan koordinasi, hingga suhu tubuh.

Nah, sudah kebayangkan apa jadinya fungsi saraf terganggu? Pastinya fungsi tubuh yang berkaitan dengan hal-hal di atas juga ikut terganggu. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan saraf ini.

Pertanyaannya, seperti apa sih cara untuk mengetahui baik-tidaknya fungsi saraf? Nah, lewat tes saraf di bawah ini, kita bisa mengetahui ada-tidaknya masalah pada saraf tubuh.

1. Tes Keseimbangan

Tes saraf yang satu ini cukup sederhana. Cobalah berjalan lurus sambil berjingkat. Bila dirimu dapat berjalan dengan baik, tanpa kesulitan berarti kondisi saraf baik. Namun, tak demikian bila sudah ada gangguan keseimbangan tubuh.

2. Tes Romberg

Tes saraf ini juga berkaitan dengan keseimbangan tubuh. Caranya, berdirilah dengan kaki rapat dan lengan tegap di sisi badan. Kondisi saraf yang normal bisa mempertahankan posisi ini baik dengan mata terbuka atau tertutup. Mungkin ada kalanya sedikit oleng saja. Namun, kondisi saraf yang abnormal bisa sampai langsung oleng ketika menjajal tes ini.

3. Rentangkan Lengan

Tes saraf yang ini bisa dilakukan dengan cara berdiri tegak dengan lengan direntangkan ke depan telapak tangan ke atas. Kondisi normal bisa mempertahankan posisi ini sedikitnya 30 detik. Namun, abnormal bisa ditandai dengan posisi yang berubah sebelum 30 detik.

4. Lengan Ditegakkan

Sama halnya dengan tes di atas, tetapi lengan diangkat tegak ke atas dengan telapak ke depan. Bagi kamu yang memiliki kondisi saraf normal, bisa mempertahankan posisi ini sedikitnya 30 detik. Kondisi abnormal bisa berubah posisi sebelum 30 detik.

5. Tes Refleks Lutut

Orang yang diperiksa pada tes saraf ini duduk dengan tungkai bebas menggantung dan singsingkan celana. Lalu, siapkan palu pemukul dari bahan lentur (karet) atau gagang gunting.

Kemudian, cari lokasi di bagian bawah antara tulang tempurung lutut dan bagian atas tulang kering, lalu raba uratnya. Pastikan tungkai dalam keadaan relaks dan ketuk bagian urat tersebut. Normalnya tungkai akan mengetul (menendang) setiap kali ketukan dilakukan. Ketulan lutut kiri dan kanan, normalnya sama kuat.

6. Point-to-Point Test

Tesnya dimulai dengan mengangkat jemari tangan di hadapan orang yang diperiksa. Lalu, mintalah yang diperiksa menyentuh jari pemeriksa lalu menyentuh hidungnya sendiri. Lakukan hal ini berulang-ulang beberapa kali.

Kemudian, lakukan dengan mata terpejam. Kondisi saraf yang abnormal biasanya akan terjadi kecanggungan gerakan atau hasilnya tidak akurat.

7. Discrimintation Test

Mintalah orang yang diperiksa memejamkan matanya dalam tes saraf ini. Lalu, pemeriksa menyentuh bagian tubuh yang diperiksa pada kedua sisi sama kuat pada waktu yang bersamaan. Orang yang memiliki kondisi saraf yang normal, akan merasakan sentuhan yang sama kuat pada kedua sisi yang disentuh. Namun, kondisi saraf yang abnormal tak demikian.

Masalah Otot sampai Kedutan

Mau tahu berapa banyaknya jenis penyakit saraf atau neurologis? Menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus, ada lebih dari 600 penyakit neurologis yang bisa menyerang manusia. Namun, ada beberapa berapa penyakit saraf yang terbilang umum.

  • Penyakit yang disebabkan kelainan genetik, seperti penyakit Huntington dan distrofi otot.
  • Masalah dengan cara sistem saraf berkembang, seperti spina bifida.
  • Penyakit degeneratif, di mana sel-sel saraf rusak atau mati, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
  • Penyakit pada pembuluh darah yang memasok darah ke otak, seperti stroke.
  • Cedera pada sumsum tulang belakang dan otak.
  • Gangguan kejang, seperti epilepsi.
  • Kanker, seperti tumor otak.
  • Infeksi, seperti meningitis.

Lantas, seperti apa gejala penyakit saraf? Pada dasarnya, gangguan saraf bisa memicu banyak keluhan pada pengidapnya. Seperti:

  • Atrofi otot.
  • Berbicara jadi cadel.
  • Tremor.
  • Kekakuan otot.
  • Berkeringat terlalu banyak.
  • Sakit kepala yang muncul mendadak dan membandel.
  • Kehilangan memori.
  • Hilangnya keseimbangan.
  • Disfagia.
  • Kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.
  • Kehilangan atau kelemahan pada otot.
  • Kebas atau mati rasa.
  • Nyeri punggung yang menjalar ke telapak kaki atau bagian tubuh lainnya.
  • Kedutan pada mata atau tubuh lainnya yang tidak kunjung membaik.

Nah, bila mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol kapan dan di mana saja dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada Januari 2022 Neurologic Diseases.
Sehat Itu Murah. Dr. Handrawan Nadesul.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan