4 Tahun Dibutuhkan untuk Sediakan Vaksin COVID-19 Sedunia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 September 2020
4 Tahun Dibutuhkan untuk Sediakan Vaksin COVID-19 Sedunia 4 Tahun Dibutuhkan untuk Sediakan Vaksin COVID-19 Sedunia

Halodoc, Jakarta - Terhitung sampai hari ini (22/9), jumlah pengidap COVID-19 sudah lebih dari 31 juta orang. Angka kematian akibat virus jahat SARS-CoV-2 sudah nyaris menyentuh satu juta jiwa. Demi mengatasi pagebluk ini, ratusan ilmuwan bekerja sama untuk membuat vaksin corona. 

Sebelumnya pada Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, proses pencarian vaksin untuk virus baru biasanya memakan waktu selama beberapa tahun. Itu pula terkadang berujung pada kegagalan. Nah, kabar baiknya dengan perkembangan teknologi saat ini, vaksin corona bisa lebih cepat ditemukan, sekitar 18 bulan ke depan. 

Hal yang perlu digarisbawahi, 18 bulan ke depan (sejak Februari 2020) bukanlah waktu di mana vaksin corona bisa melindungi seluruh atau sebagian besar populasi penduduk dunia. Lalu, kapan vaksin COVID-19 bisa tersedia bagi seluruh masyarakat global? 

Baca juga: Ini Tahapan Pengujian dan Perkembangan Global Vaksin Corona


Butuh 15 Miliar Dosis

Sebenarnya, WHO belum bisa memastikan kapan vaksin virus corona dapat tersedia bagi seluruh masyarakat global. Walau begitu, produsen vaksin raksasa asal India, Serum Institute of India, memperingatkan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu empat tahun untuk menyediakan vaksin bagi seluruh orang di dunia. 

Menurut kepala eksekutif Serum Institute of India, Adar Poonawalla, prediksi ini didasarkan fakta bahwa perusahaan farmasi belum meningkatkan produksi vaksin dengan cukup cepat dalam waktu singkat sebelum 2024. 

"Ini akan memakan waktu empat sampai lima tahun, hingga semua orang mendapatkan vaksin," ujarnya. 

Menurut Poonawalla, bila vaksin corona membutuhkan dua dosis suntikan seperti vaksin campak, maka setidaknya dunia membutuhkan 15 miliar dosis vaksin corona untuk seluruh masyarakat gobal. 

Serum Institute of India kini bekerja sama dengan lima perusahaan farmasi global lainnya, termasuk AstraZeneca dan Novavax, untuk mengembangkan vaksin corona. Di samping itu, farmasi asal India ini juga bermitra dengan Institut Penelitian Gamaleya Rusia untuk memproduksi vaksin "Sputnik".

Baca juga: Picu Sebuah Penyakit, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Ditangguhkan

Serum Institute of India per tahunnya dapat memproduksi 1,5 miliar dosis vaksin, yang didistribusikan ke lebih dari 170 negara. Vaksin buatan India ini lebih banyak dikirim ke negara berkembang untuk melindungi orang-orang dari penyakit menular seperti influenza dan polio. 


Perkembangan Vaksin Lainnya

Dari banyaknya vaksin yang dibuat oleh banyak negara, vaksin asal negeri Tiongkok kini menyita perhatian global. Beberapa hari lalu, perusahaan vaksin asal Cina, Sinovac, dikabarkan akan melakukan uji klinis vaksin corona pada remaja dan anak-anak pada akhir bulan ini. 

Uji klinis yang akan dilakukan ini merupakan tahap lanjutan setelah pengujian vaksin eksperimental berskala luas tahap akhir terhadap orang dewasa yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. 

Calon penerima suntikan vaksin ini merupakan anak-anak dan remaja yang dalam kondisi sehat dan berusia tiga sampai 17 tahun. Kira-kira, sebanyak 552 peserta ini akan mendapat dua dosis vaksin eksperimental CoronaVac buatan Sinovac yang terdaftar di AS, atau suntikan plasebo sebagai pembanding. Uji coba gabungan fase satu dan dua ini diperkirakan akan dilakukan pada 28 September Hebei, China Utara.

Baca juga:  Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah COVID-19 dan vaksin corona? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Referensi:
Business Insider. Diakses pada 2020. We won't have enough COVID-19 vaccine for everybody until 2024, warns world's largest vaccine producer
The GISAID Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Diakses pada 2020. COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University
The Conversation Diakses pada 2020. Here’s why the WHO says a coronavirus vaccine is 18 months away
Reuters. Diakses pada 2020. China's Sinovac to test coronavirus vaccine candidate in teenagers, children

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan