5 Fakta Mengenai Batuk Rejan yang Mesti Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Agustus 2023
5 Fakta Mengenai Batuk Rejan yang Mesti Diketahui5 Fakta Mengenai Batuk Rejan yang Mesti Diketahui

Halodoc, Jakarta – Batuk sebenarnya adalah penyakit umum yang hampir semua orang pernah mengalaminya. Batuk sendiri ada berbagai jenis, mulai dari batuk biasa sampai batuk parah. Nah, salah satu jenis batuk yang perlu kamu waspadai adalah batuk rejan atau pertusis.

Jenis batuk ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang paru-paru dan saluran pernapasan. Batuk rejan merupakan jenis batuk yang berbahaya dan mudah sekali menular. Karena itu, waspadailah penyakit ini dengan mengetahui fakta-fakta berikut mengenai batuk rejan.

1. Batuk Rejan Dikenal Juga Sebagai Batuk 100 Hari

Batuk rejan bisa berlangsung hingga tiga bulan lamanya. Itulah sebabnya batuk ini dijuluki juga dengan istilah “batuk seratus hari”. Batuk rejan bisa dikenali dari gejala utamanya, yaitu berupa rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut (whoop).

2. Disebabkan Oleh Bakteri Bordetella Pertusis

Nama lain batuk rejan, pertusis, diambil dari nama bakteri yang menjadi penyebab batuk tersebut, yaitu Bordetella Pertusis. Bakteri ini bisa menyebar melalui udara dan masuk ke dalam tubuh bila seseorang tidak sengaja menghirupnya. Kemudian, akan menyerang dinding saluran napas pengidap dengan cara melepaskan racun. Akibatnya, saluran napas akan menjadi bengkak.

Kondisi inilah yang akan membuat pengidap kesulitan bernapas, sehingga ia harus menarik napas dengan kuat melalui mulut. Itulah mengapa pengidap batuk rejan biasanya akan menimbulkan bunyi dengkingan (whoop) yang panjang saat bernapas.

Selain mengeluarkan racun, bakteri pertusis juga dapat menginfeksi dinding saluran napas dengan memproduksi lendir kental. Saluran pernapasan pun akan mencoba mengeluarkan lendir kental tersebut dengan cara batuk.

3. Ada Tiga Tahapan Gejala Batuk Rejan

Gejala batuk rejan pada tahap pertama ditandai dengan munculnya gejala-gejala ringan berupa hidung berair dan tersumbat, bersin-bersin, mata berair, radang tenggorokan, dan batuk ringan. Memasuki tahap kedua, semua gejala-gejala flu bisa mereda, namun batuk justru semakin parah dan tak terkontrol. Sementara tahap ketiga merupakan masa penyembuhan di mana tubuh pengidap mulai membaik.

Baca juga: Begini Cara Bedakan Batuk Rejan dan Batuk Biasa

4. Batuk Rejan Berbahaya dan Bisa Mengancam Nyawa

Batuk rejan bisa membuat pengidapnya kekurangan oksigen dalam darahnya. Selain itu, batuk ini juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi, misalnya pneumonia. Bahkan pada beberapa kasus, tulang rusuk pengidap bisa terluka akibat batuk yang sangat keras.

Batuk rejan juga berpotensi mengancam nyawa bila terjadi pada lansia dan anak-anak, khususnya bayi yang belum cukup umur untuk menerima vaksin pertusis. Ini karena kelompok orang tersebut memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.

Baca juga: Batuk Rejan Bisa tingkatkan Risiko Epilepsi pada Anak

5. Batuk Rejan Bisa Dicegah dengan Vaksin Pertusis

Cara mencegah batuk rejan yang paling efektif adalah dengan mendapatkan vaksin pertusis. Biasanya dokter akan memberikan vaksin pertusis bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, polio (vaksin DPT), dan Hib. Enggak hanya anak-anak, ibu hamil juga memerlukan vaksin pertusis yang dapat melindungi bayi dari batuk rejan pada minggu-minggu awal setelah dilahirkan.

Selain ibu hamil dan bayi, vaksinasi pertusis tambahan (booster) juga perlu diberikan pada anak remaja dan orang dewasa, karena fungsi perlindungan vaksin pertusis cenderung melemah pada masa-masa tersebut.

Baca juga: 7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa

Itulah beberapa fakta mengenai batuk rejan yang sangat penting untuk kamu ketahui. Apabila kamu ingin mengetahui penyakit batuk rejan lebih jauh, jangan ragu untuk langsung bertanya kepada dokter lewat aplikasi Halodoc. Dokter Halodoc siap untuk membantumu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan