5 Mitos Mengenai AIDS yang Masih Sering Dipercaya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Februari 2022

“Terdapat beberapa mitos mengenai HIV dan AIDS yang masih sering dipercaya hingga saat ini. Salah satunya seperti mitos yang mengatakan kalau HIV pasti menyebabkan AIDS. Faktanya, HIV baru akan berubah jadi AIDS jika sistem kekebalan tubuh sudah sangat rusak. Kondisi tersebut rentan terjadi jika pengidap HIV tidak menjalani pengobatan sebagaimana mestinya.”

5 Mitos Mengenai AIDS yang Masih Sering Dipercaya5 Mitos Mengenai AIDS yang Masih Sering Dipercaya

Halodoc, Jakarta – Sebagai penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh pengidapnya, hingga saat ini HIV dan AIDS masih menjadi momok menakutkan. Pasalnya, ketika sudah berkembang menjadi AIDS, melemahnya sistem kekebalan tubuh dapat membuat infeksi dan penyakit menjadi semakin merajalela dan sulit disembuhkan. Kendati demikian, perkembangan penyakit tersebut sebenarnya dapat diperlambat melalui pengobatan antiretroviral (ARV).

Sayangnya, masih banyak mitos mengenai penyakit AIDS yang salah kaprah dan kerap dipercaya sampai saat ini. Maka dari itu, penting untuk memahami lebih dalam terkait penyakit AIDS lebih dalam. Lantas, apa saja mitos mengenai HIV/AIDS yang masih sering dipercaya? Yuk simak infonya di sini!

Mitos HIV/AIDS yang Masih Sering Dipercaya

Nah, berikut adalah beberapa mitos terkait AIDS yang perlu diklarifikasi kebenarannya, antara lain: 

1. Pengidap HIV/AIDS Tidak Dapat Memiliki Anak dengan Aman

Faktanya, pengidap HIV yang menjalani pengobatan Antiretroviral sesegera mungkin dapat mempersiapkan kehamilannya. Sebab, obat ARV dapat menurunkan risiko penularan HIV ke janin serendah satu persen atau kurang. Sementara itu, bagi ibu yang mengidap HIV dengan viral load yang berisiko untuk menularkan ke janin, persalinan melalui operasi caesar atau pemberian susu formula setelah melahirkan juga dapat menurunkan risiko penularan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengidap HIV/AIDS masih dapat memiliki anak dengan aman, asalkan disesuaikan dengan viral load virus pada tubuh.   

2. HIV Selalu Menyebabkan AIDS

Sebenarnya HIV dan AIDS merupakan dua penyakit yang berbeda tapi digunakan secara bersamaan, sehingga sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Faktanya, HIV baru akan berubah jadi AIDS jika sistem kekebalan tubuh sangat rusak. Maka dapat disimpulkan bahwa, pengidap HIV yang menjalani pengobatan belum tentu mengidap AIDS. Meskipun dirinya berisiko untuk mengidap penyakit tersebut.

3. HIV dan AIDS Dapat Menular saat Berdekatan

Banyak orang masih berpikiran kalau penyakit HIV dan AIDS dapat menular melalui sentuhan kulit atau ketika berdekatan dengan pengidapnya. Faktanya, HIV tidak dapat menular lewat sentuhan lo. Bahkan, penularan HIV juga tidak akan menyebar melalui air mata, air liur, urine, berpelukan, mencium, hingga berjabat tangan dengan pengidapnya. Perlu diketahui bahwa penyakit HIV dan AIDS hanya bisa menular lewat cairan vagina, ASI, hingga cairan sperma.

4. Pasangan Positif HIV/AIDS Tidak Memerlukan Pengaman

Sering kali terdengar mitos yang mengatakan kalau pasangan yang sama-sama mengidap AIDS tidak memerlukan pengaman saat berhubungan intim. Faktanya, hubungan seks tanpa pengaman pada pasangan AIDS dapat menyebabkan terjadinya infeksi ping pong. Maka dari itu, penting bagi pasangan yang mengidap AIDS untuk tetap menggunakan kondom saat berhubungan seks.

5. Pengidap HIV/AIDS yang Menjalani Pengobatan Tidak Akan Menularkan Orang Lain

Pengobatan HIV seperti pil ARV dapat menurunkan jumlah virus atau viral load dalam darah ke tingkat yang tidak muncul dalam tes darah. Studi menunjukkan bahwa jika viral load tidak terdeteksi, maka pengidap HIV tidak dapat menularkan virus. Akan tetapi, jika dirinya melewatkan dosis obat ARV atau berhenti menggunakannya, orang tersebut dapat menularkan virus ke orang lain. Maka dari itu, penting bagi pengidap HIV untuk benar-benar mengonsumsi obat sesuai dengan rekomendasi dokter. 

Nah, itulah penjelasan mengenai beberapa fakta seputar HIV dan AIDS yang masih sering dipercaya hingga saat ini. Mulai dari pengidap HIV/AIDS tidak dapat memiliki anak dengan aman, hingga pengidap HIV/AIDS tidak akan menularkan ke orang lain jika menjalani pengobatan.

Meski belum dapat disembuhkan, tetapi penyakit HIV/AIDS dapat dikendalikan gejala dan keparahannya melalui pengobatan ARV. Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan HIV secara rutin, terutama bagi kamu yang aktif secara seksual.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar HIV dan AIDS, segeralah tanya dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. 9 Myths About HIV/AIDS
Medical News Today. Diakses pada 2022. HIV and AIDS: Transmission myths and facts
Halodoc. Diakses pada 2022. 8 Mitos tentang AIDS Ini Jangan Dipercaya

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan