9 Cara Penanganan Penyakit Paru Interstisial Berdasar Tipe

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Mei 2019
9 Cara Penanganan Penyakit Paru Interstisial Berdasar Tipe9 Cara Penanganan Penyakit Paru Interstisial Berdasar Tipe

Halodoc, Jakarta - Selain pneumonia, abses paru, bronkitis, dan emfisema, ada juga penyakit paru interstisial yang bisa menyerang ogan ini. Penyakit paru interstisial sendiri merupakan kumpulan penyakit yang ditandai oleh pembentukan jaringan parut atau fibrosis. Pembentukan ini bisa terjadi secara progresif pada jaringan paru-paru yang berada di sekitar alveoli. Nah, jaringan inilah yang disebut dengan jaringan interstisial.

Baca juga: 5 Hal Ini Tingkatkan Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Awas, kondisi ini bisa menurunkan fungsi pernapasan dan pasokan oksigen dalam darah. Alasannya jelas, pembentukan jaringan parut pada interstisial bisa menyebabkan penurunan elastisitas paru-paru.

Pertanyaannya, bagaimana sih cara menangani penyakit paru interstisial?

Kenali Gejala-Gejalanya

Sebelum mengetahui cara menangani penyakit paru interstisial, tak ada salahnya untuk mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Gejala yang bisa dirasakan oleh pengidap penyakit paru interstisial bisa umumnya batuk yang biasanya kering, penurunan berat badan, dan napas pendek pada saat beristirahat atau saat melakukan aktivitas fisik.

Namun, bila penyakit ini sudah berlangsung lama, maka ada gejala lainnya yang bisa muncul. Gejala ini lebih berkaitan dengan penurunan kadar oksigen dalam darah, seperti pembesaran volume jantung, perubahan bentuk ujung jari (clubbing finger), infeksi, kelelahan, dan demam. Di samping itu, bila sudah masuk ke stadium akan membuat bibir, kulit, dan kuku jadi kebiruan, karena kekurangan oksigen.

Baca juga: Awas, 5 Penyakit Ini Bisa Bahayakan Paru-Paru

Penyebab Penyakit Paru Interstisial

Penyakit paru interstisial ini awalnya disebabkan karena kerusakan pada jaringan paru-paru di antara alveoli. Lalu, apa penyebabnya? Nah, berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru.

  • Material berbahaya, misalnya serat asbestos, debu batu bara, dedak, spora jamur dan kapang, serta debu silika.

  • Efek samping obat-obatan, di antaranya obat kemoterapi, obat penyakit jantung dan antibiotik.

  • Efek samping radioterapi.

  • Penyakit-penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjogren, skleroderma, hingga sarkoidosis.

Cara Penanganan Penyakit Paru Interstisial

Sebenarnya jaringan paru yang sudah mengalami fibrosis tak bisa pulih kembali. Umumnya, pengobatan yang diberikan hanya untuk memperlambat proses kerusakan paru-paru. Bukannya mengembalikan fungsi paru-paru secara utuh. Nah, berikut beberapa penanganan penyakit paru interstisial yang mungkin direkomendasikan dokter.

  • Bronkoskopi, yaitu prosedur pengambilan jaringan paru melalui mulut atau hidung ke dalam saluran udara. Alat kecil endoskopi dapat mengambil sampel jaringan paru-paru.

  • Video torakoskopi, yaitu metode pengambilan jaringan paru dengan menggunakan alat yang dimasukkan melalui sayatan kecil. Ahli bedah dapat mengambil beberapa daerah jaringan paru-paru.

  • Biopsi paru terbuka (torakotomi). Dalam beberapa kasus, operasi tradisional dengan sayatan besar di dada diperlukan untuk mendapatkan biopsi paru-paru.

Baca juga: Waspadai 5 Penyakit Paru yang Umum Terjadi

Setelah diketahui jenis dari penyakit paru yang dialami pengidap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan pada pengidap. Pengobatan untuk penyakit paru-paru interstitial itu sendiri bervariasi sesuai dengan jenis penyakit paru-paru interstitial dan penyebabnya, di antaranya :

  • Antibiotik. Obat ini efektif untuk mengatasi sebagian besar pneumonia interstitial.

  • Obat anti-inflamasi. Obat ini diberikan pada mereka yang mengalami kerusakan paru-paru akibat peradangan atau gangguan autoimun.

  • Obat anti-fibrosis. Obat ini untuk seseorang yang mengalami kerusakan paru-paru akibat fibrosis paru.

  • Kortikosteroid. Obat ini bermanfaat untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh, sehingga jumlah peradangan paru-paru seluruh tubuh akan berkurang.

  • Oksigen. Pemberian oksigen tambahan bertujuan untuk meredakan gejala, sekaligus melindungi jantung dari kerusakan yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen.

  • Transplantasi paru-paru. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit paru interstisial yang sudah parah (langkah terakhir).

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan