Pencegahan Patent Foramen Ovale yang Perlu Diperhatikan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Mei 2019
Pencegahan Patent Foramen Ovale yang Perlu DiperhatikanPencegahan Patent Foramen Ovale yang Perlu Diperhatikan

Halodoc, Jakarta - Penyakit jantung sebenarnya enggak hanya dimonopoli oleh orang dewasa atau lansia saja. Sebab, bayi pun juga bisa mengalami masalah kesehatan yang satu ini, misalnya patent foramen ovale (PFO).

Patent foramen ovale merupakan penyakit jantung bawaaan ketika lubang (foramen ovale) yang letaknya di antara serambi jantung (atrium) bagian kanan dari kiri tak menutup secara sempurna setelah bayi lahir. Padahal, dalam kondisi normal bagian ini akan menutup secara alami setelah bayi dilahirkan. Nah, bila foramen ovale ini enggak menutup, maka PFO ini bisa menyebabkan bercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang oksigennya minim.

Baca juga: Ketahui Gejala dari Patent Foramen Ovale (PFO) pada Bayi

Pertanyaannya, seperti apa sih metode pencegahan patent foramen ovale?

Awasi Gejala-Gejalanya

Sampai saat ini penyebab dari patent foramen ovale belum diketahui pasti. Namun, ada dugaan kalau faktor genetik menjadi penyebab utama terjadi masalah jantung pada bayi ini. Lalu, seperti apa sih gejala dari penyakit ini?

Sebenarnya kebanyakan orangtua yang tidak menyadari bahwa bayi mereka mengalami PFO, karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala sama sekali. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, bayi dengan PFO bisa menunjukkan tanda-tanda, seperti kulit menjadi biru ketika menangis atau buang air besar.

Tanda-tanda ini biasanya hanya terjadi jika bayi mengidap PFO dan penyakit jantung lain. Sedangkan pada orang dewasa, tanda-tandanya bisa berupa migrain parah atau stroke.

Baca juga: Benarkah Penyakit PFO adalah Penyakit Genetik?

Metode Pencegahan Patent Foramen Ovale

Para orangtua sebaiknya melakukan deteksi dini dengan menggunakan metode transthoracic echocardiogram pada bayi yang baru lahir untuk mencegah terjadinya komplikasi dari PFO.

Nah, untuk mendiagnosis PFO,  biasanya dokter akan menyarankan serangkaian tes guna memeriksa kondisi jantung. Tes tersebut, di antaranya:

  • Transthoracic echocardiogram. Untuk mengidentifikasi PFO, ada dua metode pengujian yang bisa dilakukan melalui transthoracic echocardiogram, yaitu color flow doppler dan bubble study. Color flow doppler bekerja dengan cara melihat aliran darah dari bilik kanan ke bilik kiri melalui grafik berwarna. Sedangkan bubble study dilakukan dengan menyuntikkan larutan garam steril yang dikocok hingga berbusa dari pembuluh darah vena. Jika terlihat gelembung udara yang bergerak dari bilik kanan ke bilik kiri, itu menandakan bahwa ada celah terbuka di antara kedua bilik (positif PFO).

  • Transesophageal echocardiogram. Metode pencitraan jantung yang kedua ini dilakukan dengan cara memasukan tabung fleksibel yang dilengkapi dengan transduser melalui mulut pasien. Transduser itu lalu diarahkan ke dalam kerongkongan sampai posisinya sejajar dengan jantung. Metode ini sangat ideal untuk pemeriksaan PFO karena dokter bisa melihat kondisi jantung dengan jarak yang lebih dekat. Metode ini juga lebih sensitif dan mampu menampilkan gambar jantung yang lebih detail dibandingkan color flow doppler dan bubble study.

Baca juga: Kekurangan Vitamin D Bisa Sebabkan Gagal Jantung

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan