Anak Bertanya Tentang Pornografi, Begini Cara Membahasnya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Juni 2020
Anak Bertanya Tentang Pornografi, Begini Cara MembahasnyaAnak Bertanya Tentang Pornografi, Begini Cara Membahasnya

Halodoc, Jakarta - Di era digital seperti saat ini, anak lebih mudah terpapar media yang secara eksplisit menyajikan konten yang berbau pornografi. Jika orangtua tidak mengawasi, pornografi mungkin saja terdapat dalam video game atau konten apapun. 

Mungkin anak tidak memahami, tapi mungkin ia juga akan menanyakan hal tentang pornografi pada orangtua dengan polosnya. Membicarakan pornografi pada anak mungkin terasa sangat canggung dan malu. Namun, jika anak terlanjur bertanya, sebaiknya orangtua jangan menghindari. Pembicaraan ini perlu dilakukan untuk memberi pemahaman tentang seks yang sehat pada anak. 

Baca juga: Dampak Keluarga yang Tidak Harmonis pada Psikologi Anak

Cara Membahas Pornografi pada Anak

Meski topik ini berat untuk dibahas oleh orangtua, cepat atau lambat topik ini tetap harus dibahas bersama anak. Dengan begitu, anak tidak akan mendapatkan informasi yang keliru terkait hal ini. Pastikan juga perbincangan ini tetap positif dan senyaman mungkin. Inilah beberapa tips yang bisa dilakukan

1. Biarkan Anak yang Mengajukan Pertanyaan

Pembahasan seperti ini yang terbaik hanya sebatas percakapan atau pembahasan. Pembicaraan mengenai pornografi seharusnya diawali karena sebab-akibat. Ini berarti keingintahuan anak tentang seksualitas merupakan hal yang normal, kemudian orangtua perlu memberi ruang untuk membicarakannya dan mengajukan pertanyaan. 

Perlakukan semua pertanyaan anak secara baik dan tanggapi dengan informasi yang cukup untuk menjawabnya. Orangtua tidak perlu memberikan terlalu banyak informasi, karena anak akan kewalahan. Mereka tidak membutuhkan informasi yang lengkap dan mendetail, melainkan informasi yang akurat dan ideal. 

Hindari terlalu banyak bertanya atau bertanya balik pada anak. Ini menjadi kesempatan anak untuk belajar memahami. Bukan menjelaskan apa yang mereka belum lakukan atau belum ketahui. Jangan pula bertanya ‘mengapa kamu ingin tahu’. Pertanyaan ini dapat menutup anak, karena anak mungkin tidak ingin mengungkapkan dari mana ia tahu atau mendengar.

 Mungkin juga suatu saat nanti ia tidak akan bertanya pada orangtuanya, dan justru bertanya pada orang lain yang berpotensi memberikan informasi yang tidak tepat atau tidak dipahami anak. Ini justru bisa berdampak serius pada perkembangan anak. 

Baca juga: Begini Caranya Ajari Si Kecil yang Malu Bersosialisasi

2. Orangtua Boleh Membahas Pornografi Lebih Awal

Para ahli sepakat bahwa waktu terbaik untuk membahas pornografi dengan anak-anak adalah sebelum mereka benar-benar melihatnya. Dengan begitu, orangtua dapat mengontekstualisasikan gambar apapun yang mungkin mereka lihat dan membantu meminimalisir peringatan larangan untuk melihatnya. Ini juga dapat mengatasi kebingungan yang anak rasakan jika dilarang melihat pornografi tanpa sebelumnya mengetahui adanya materi yang bernama “pornografi”. 

Diskusi mengenai pornografi sebaiknya dapat dilakukan jauh sebelum masa pubertas anak. Orangtua mungkin berpikir usia 13 atau 14 tahun adalah usia yang tepat, tapi sebenarnya pengantar topik harus dilakukan empat atau lima tahun sebelumnya, atau setiap kali orangtua memberi anak akses internet tanpa pengawasan. 

3. Tekankan pada Konteks

Pada kesempatan ini orangtua dapat melindungi anak dari ketidakadilan, penindasan, pelecehan, bullying, body shaming, rasisme, dan sebagainya. Ini adalah kesempatan yang baik. Terkadang pembahasan mengenai pornografi bisa menjadi bagian dari pembahasan yang lebih besar, penting, dan memiliki tujuan yang baik jika tepat pada konteksnya.

Orangtua dapat menanamkan pada anak bahwa tidak semua tubuh terlihat seperti yang ada pada tayangan pornografi. Ini supaya anak tidak melakukan perbandingan dengan tubuh mereka yang sedang berkembang dan memberikan lebih banyak harapan akan seperti apa mereka dan pasangannya di masa depan. 

Baca juga: Cara Menyikapi Anak yang Mengadukan Masalah di Sekolah

Di sisi lain, orangtua dapat menggunakan kesempatan ini untuk belajar mengenai organ tubuh dan seperti apa perkembangannya seiring bertambahnya usia. Misalnya payudara akan bertambah besar, akan tumbuh rambut di kemaluan atau di dada, dan banyak lagi. 

Perlu orangtua ingat dan waspadai bahwa membiarkan anak belajar tentang seks dan mengolah pornografi dengan sendirinya dapat meninggalkan banyak ruang untuk risiko yang tidak mereka ketahui. Jadi, berbicara mengenai pendidikan seks dan pornografi adalah hal yang penting. 

Jika orangtua memiliki keraguan yang lebih jauh lagi mengenai pola asuh anak, orangtua dapat bertanya pada psikolog melalui aplikasi Halodoc. Jangan ragu untuk bertanya tentang gejala yang tidak dipahami pada dokter ahli. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!

Referensi:
Healthline Parenthood. Diakses pada 2020. 6 Tips to Talk to Your Kids About Porn in a Sex-Positive Way.
Huffpost. Diakses pada 2020. How To Talk To Your Kids About Porn.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan