Anak Dapat Alami Pneumonia, Ini Gejalanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Maret 2020
Anak Dapat Alami Pneumonia, Ini GejalanyaAnak Dapat Alami Pneumonia, Ini Gejalanya

Halodoc, Jakarta – Selain orangtua, anak-anak juga merupakan kelompok yang paling rentan terkena pneumonia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merenggut nyawa seorang anak setiap 20 detik dan menyumbang 16 persen dari kematian semua anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tidak seperti orang dewasa, anak-anak yang mengidap pneumonia mungkin tidak mengalami gejala batuk atau demam yang mengganggu, dan mungkin memiliki tanda-tanda infeksi yang jauh lebih ringan. Karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami gejala pneumonia pada anak agar dapat mendeteksinya segera.

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh berbagai kuman (virus, bakteri, jamur, dan parasit), tetapi paling sering oleh virus. Infeksi ini mengakibatkan kantung udara di paru-paru yang disebut alveolus menjadi terisi dengan nanah dan cairan lain. Hal ini menyulitkan oksigen untuk mencapai aliran darah.

Anak-anak berisiko lebih besar terkena pneumonia karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Apalagi anak-anak yang kekurangan gizi atau bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Pneumonia seringkali dimulai setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas terjadi (infeksi hidung dan tenggorokan), dengan gejala yang baru dimulai setelah 2–3 hari mengalami flu atau sakit tenggorokan. Kemudian, infeksi akan berpindah ke paru-paru. Cairan, sel darah putih, dan partikel-partikel lainnya mulai berkumpul di ruang udara paru-paru dan menghalangi aliran udara, sehingga membuat paru-paru sulit bekerja dengan baik.

Anak-anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya menunjukkan gejala dengan cepat, dimulai dengan demam tinggi secara tiba-tiba dan pernapasan yang luar biasa cepat. Sedangkan anak-anak yang disebabkan oleh virus, mungkin akan mengalami gejala yang muncul secara bertahap dan tidak terlalu parah, meskipun gejala mengi dapat terjadi.

Baca juga: Apa Bedanya Pneumonia dengan Pneumonia Bakterial?

Gejala Pneumonia pada Anak

Gejala pneumonia bisa bervariasi pada tiap anak, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, secara umum, gejala pneumonia meliputi:

  • Bernapas dengan cepat (dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi satu-satunya gejala).

  • Bernapas dengan suara mendengus atau mengi.

  • Kesulitan bernapas.

  • Demam.

  • Batuk.

  • Hidung tersumbat.

  • Menggigil kedinginan.

  • Muntah.

  • Nyeri dada.

  • Nyeri perut (gejala ini karena anak batuk dan harus bekerja keras untuk bernapas).

  • Kurang aktif.

  • Kehilangan nafsu makan (pada anak-anak yang lebih besar) atau tidak mau menyusu (pada bayi) yang dapat menyebabkan dehidrasi. 

  • Dalam kasus ekstrem, perubahan warna menjadi kebiruan atau abu-abu pada bibir dan kuku.

Beberapa gejala juga dapat memberikan petunjuk penting tentang jenis kuman yang mana yang menjadi penyebab pneumonia pada anak:

  • Pada anak-anak usia sekolah dan remaja, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumonia sangat umum terjadi. Jenis pneumonia ini disebut juga walking pneumonia. Gejala walking pneumonia cukup ringan, bahkan Si Kecil mungkin saja merasa cukup sehat untuk pergi ke sekolah. Namun, Si Kecil mungkin dapat menunjukkan gejala-gejala, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan ruam, di samping gejala pneumonia umum di atas.

  • Pada bayi, pneumonia paling sering disebabkan oleh klamidia yang dapat mengakibatkan konjungtivitis  (pink eye) dengan gejala yang ringan dan tanpa demam.

  • Ketika pneumonia disebabkan oleh batuk rejan (pertusis), anak mungkin akan mengalami batuk yang cukup lama, kulit wajah membiru akibat kekurangan oksigen, dan mengeluarkan suara tertentu ketika bernapas. Untungnya, sudah ada vaksin pertusis yang dapat membantu melindungi anak-anak dari batuk rejan.

Baca juga: Jenis-Jenis Pneumonia yang Perlu Diketahui

Itulah gejala pneumonia pada anak yang perlu diwaspadai orangtua. Bila Si Kecil menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter. Selain memeriksa pola pernapasan dan mendengarkan paru-paru untuk mengetahui suara abnormal, dokter mungkin juga akan menyarankan untuk melakukan rontgen dada atau tes darah untuk memastikan diagnosis.

Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatanmu sekeluarga.

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Pneumonia.
Everyday Health. Diakses pada 2020. Pneumonia in Children.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan