3 Faktor yang Meningkatkan Risiko Alami Brucellosis
"Seseorang yang sering berkontak langsung dengan hewan rentan terinfeksi brucellosis. Faktor lainnya adalah mengonsumsi daging mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi."

Halodoc, Jakarta – Brucellosis adalah infeksi bakteri brucella yang mudah menyebar dari hewan ke manusia. Sebagian besar brucellosis ditularkan lewat produk susu mentah atau yang belum dipasteurisasi. Namun, ada juga yang tertular setelah kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi bakteri ini.
Seseorang yang sering bersentuhan dengan hewan, paling rentan tertular bakteri brucellosis. Misalnya, dokter hewan, peternak, pemburu, ahli mikrobiologi dan pekerja di rumah pemotongan hewan.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Brucellosis
Selain bersentuhan dengan hewan, berikut faktor lain yang meningkatkan risiko infeksi brucellosis:
1. Mengonsumsi Produk Susu Mentah
Seseorang yang minum susu, es krim, mentega, dan keju yang mentah atau tidak dipasteurisasi berisiko tinggi tertular bakteri brucella. Bukan cuma produk susu saja, bakteri juga dapat menular lewat daging mentah atau yang tidak matang sempurna.
2. Menghirup Udara yang Terkontaminasi
Walaupun lebih jarang, tetapi bakteri brucella juga bisa menyebar lewat udara. Risiko ini tentu rentan menyasar petani, peternak, petugas laboratorium dan pekerja rumah potong hewan.
3. Menyentuh Darah dan Cairan Tubuh Hewan yang Terinfeksi
Darah, air mani, atau plasenta hewan yang terinfeksi brucellosis bisa menjadi sarana penularan ketika bersentuhan dengan luka. Bagi seseorang yang daya tahan tubuhnya lemah sebaiknya tidak bersentuhan dengan hewan yang positif terinfeksi bakteri ini.
Tanda Seseorang Mengalami Brucellosis
Ketika terinfeksi bakteri brucella, gejalanya bisa muncul dalam waktu beberapa hari hingga bulan setelah berkontak dengan hewan. Tanda-tandanya meliputi:
- Demam
- Badan panas dingin
- Kehilangan selera makan
- Berkeringat
- Kelemahan
- Kelelahan
- Nyeri sendi, otot, dan punggung
- Sakit kepala
Gejala di atas mirip sekali dengan flu. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan sepelekan tanda-tanda di atas, terlebih jika punya riwayat kontak dengan hewan. Karena gejalanya amat mirip dengan flu, dokter perlu melakukan tes tambahan untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaannya bisa berupa tes darah atau sumsum tulang untuk mendeteksi keberadaan bakteri brucella.
Selain itu, gejala brucellosis bisa hilang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan kemudian kembali lagi. Beberapa orang yang mengidap brucellosis kronis, gejalanya bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun meski sudah diobati. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa berkembang menjadi:
- Peradangan pada lapisan dalam ruang jantung (endokarditis)
- Peradangan sendi (radang sendi)
- Arthritis tulang belakang (spondilitis)
- Arthritis sendi di mana tulang belakang dan panggul terhubung (sacroiliitis)
Apakah Bisa Diobati?
Sejauh ini, pengobatan brucellosis berfokus untuk meredakan gejala, mencegah penyakit kambuh dan menghindari komplikasi. Perawatan utamanya adalah mengonsumsi antibiotik selama enam minggu. Meski begitu, gejalanya belum tentu hilang sepenuhnya dan bisa kambuh kembali.
Karena obatnya belum ditemukan, usahakan tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan hewan. Untuk mencegah risiko penularan brucellosis hindari mengonsumsi olahan susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi. Selain itu, masak daging sampai matang sempurna. Jika diharuskan bersentuhan dengan hewan, jangan lupa kenakan sarung tangan dan vaksinasi hewan tersebut.
Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!