4 Fakta yang Perlu Diketahui seputar COVID-19 Varian Kraken

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Januari 2023

"COVID-19 varian kraken diketahui lebih mudah menular karena bisa lolos dari deteksi sistem kekebalan tubuh. Sejumlah negara telah melaporkan kasus COVID-19 akibat varian ini"

4 Fakta yang Perlu Diketahui seputar COVID-19 Varian Kraken4 Fakta yang Perlu Diketahui seputar COVID-19 Varian Kraken

Halodoc, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini mengkhawatirkan kemunculan COVID-19 varian baru yang disebut Kraken. COVID-19 varian Kraken ini disinyalir menyebar lebih cepat ketimbang lainnya. Sejumlah negara bahkan telah melaporkan lonjakan kasus COVID-19 akibat varian ini.

Menurut Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 WHO, Kraken adalah subvarian yang paling menular. Jenis virus ini bisa menempel pada sel dan menggantinya dengan mudah. Nah, berikut sederet fakta soal Kraken yang perlu kamu ketahui!

Fakta Seputar COVID-19 Varian Kraken

Berikut beberapa fakta yang perlu kami ketahui mengenai varian Kraken ini:

1. Kemampuannya sesuai namanya

Jika ditelusuri kembali istilah ‘Kraken’ berasal dari mitologi Skandinavia yang menggambarkan monster laut. Nah, monster ini sangat agresif sehingga bisa menghancurkan apa pun yang ada di sekitarnya. 

Subvarian Omicron XBB 1.5 ini dijuluki sebagai Kraken oleh profesor biologi Kanada Dr Ryan Gregory. Pasalnya, XBB 1.5 berpotensi menyebabkan gelombang COVID yang cukup besar karena mampu menghindari imunitas dan sangat mudah menular.

2. Bisa lolos dari imunitas

Induk subvarian Omicron XBB memang terbukti lihai dalam menghindari sistem kekebalan tubuh manusia. Caranya dengan menggunakan mutasi di situs protein lonjakan disebut 486. Proses mutasi tersebut membantu virus untuk meloloskan diri dari deteksi sistem kekebalan.

Dalam kasus Kraken, mekanisme penularannya belum diketahui secara pasti hingga kini. Namun, mutasi F486P berpotensi membuat virus lebih mudah menempel pada reseptor ACE 2 di dalam tubuh. Bisa dibilang, reseptor tersebut bagaikan pintu masuk virus untuk mencapai sel di hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Hal ini dibenarkan oleh Stanley Perlman, profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Iowa. Menurutnya, penelitian menunjukan korelasi langsung antara pengikatan ACE 2 dengan kemampuan penularan virus yang lebih baik. 

3. Gejalanya mirip dengan COVID pada umumnya

Kendati dianggap lebih mudah menular, Kraken nyatanya tidak bisa menghindar dari sistem kekebalan tubuh yang terbentuk dari vaksin COVID-19 maupun infeksi corona sebelumnya. 

Professor Alessandro Sette dari La Jolla Institute for Immunology mengungkapkan kalau belum ada bukti yang menunjukan jika virus ini menyebabkan gejala yang lebih parah dari varian-varian sebelumnya.

Gejalanya pun mirip dengan virus COVID-19 pada umumnya, yaitu:

  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Bersin
  • Tenggorokan gatal
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri punggung bawah
  • Hidung meler/tersumbat
  • Batuk tanpa dahak
  • Batuk berdahak
  • Suara serak
  • Keringat malam
  • Pegal-pegal
  • Kemampuan indra penciuman berubah
  • Sakit dan nyeri otot

4. Belum masuk Indonesia

Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI memastikan kalau varian ini belum masuk ke Indonesia. Sampai saat ini pemerintah belum menemukan satupun kasus varian XBB 1.5. Mayoritas kasus COVID-19 di Indonesia masih disebabkan oleh varian XBB, BQ.1, BA.5, dan BF.7.

Meski begitu, masyarakat diimbau untuk terus waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan pertahanan diri.

Selain menjalankan prokes dan vaksinasi, kamu juga perlu mengonsumsi vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. Segera cek kebutuhan vitamin dan suplemen di toko kesehatan Halodoc.

Jangan tunggu sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Scientific American. Diakses pada 2023. Why COVID’s XBB.1.5 ‘Kraken’ Variant Is So Contagious.
The Telegraph. Diakses pada 2023. ‘Kraken’ Covid variant could become dominant UK strain.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan