Advertisement

4 Perawatan Kulit untuk Mengatasi Keratosis Pilaris

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   21 November 2025

Keratosis pilaris tidak bisa disembuhkan, tapi ada beberapa perawatan kulit yang bisa dilakukan untuk menjaganya tetap terkendali.

4 Perawatan Kulit untuk Mengatasi Keratosis Pilaris4 Perawatan Kulit untuk Mengatasi Keratosis Pilaris

DAFTAR ISI


Keratosis pilaris atau kadang-kadang disebut ‘kulit ayam’ adalah kondisi kulit yang umum yang menyebabkan bercak-bercak benjolan kasar muncul di kulit.

Benjolan atau jerawat kecil ini sebenarnya adalah sel kulit mati yang menyumbat folikel rambut. Mereka terkadang berwarna merah atau coklat. 

Keratosis pilaris biasanya ditemukan di lengan atas, paha, pipi, atau bokong. Sebenarnya kondisi kulit tersebut tidak menular dan tidak menyebabkan ketidaknyamanan atau gatal. 

Namun, keratosis pilaris diketahui bisa memburuk pada saat cuaca dingin ketika kulit cenderung mengering. 

Sayangnya, tidak ada obat untuk menyembuhkan kondisi kulit genetik ini. Namun, ada beberapa cara untuk mencegahnya menjadi lebih buruk. 

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui perawatan kulit terkait keratosis pilaris.

Penyebab Keratosis Pilaris

Penyebab pasti keratosis pilaris belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor genetik. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang dengan kulit kering atau memiliki kondisi kulit lain seperti eksim.

Keratosis pilaris terjadi karena adanya penumpukan keratin di dalam pori-pori kulit. Para ahli percaya bahwa keratosis pilaris terjadi karena adanya kelainan dalam proses keratinisasi kulit. Kondisi ini seringkali bersifat genetik, sehingga cenderung diturunkan dalam keluarga. Selain itu, kulit kering juga dapat memperburuk kondisi ini.

Gejala Keratosis Pilaris

Gejala utama keratosis pilaris adalah benjolan kecil dan kasar pada kulit. Benjolan ini biasanya berwarna putih atau merah, dan paling sering muncul di lengan atas, paha, pipi, atau bokong. Kulit di sekitar benjolan mungkin terasa kering dan gatal.

Gejala keratosis pilaris meliputi:

  • Benjolan kecil, berwarna putih atau kemerahan pada kulit.
  • Kulit kering dan kasar di sekitar benjolan.
  • Rasa gatal ringan.
  • Benjolan terasa lebih kasar saat disentuh.

Kondisi ini cenderung memburuk saat cuaca kering dan membaik saat cuaca lembap.

Diagnosis Keratosis Pilaris

Diagnosis keratosis pilaris biasanya dilakukan melalui pemeriksaan visual oleh dokter. Dokter akan memeriksa kulit dan menanyakan tentang gejala yang dialami. Dalam kebanyakan kasus, tidak diperlukan tes tambahan.

Perawatan Kulit untuk Mengatasi Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris biasanya bisa hilang dengan sendirinya secara bertahap.

Namun, ada beberapa perawatan kulit yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasi kondisi kulit tersebut, yaitu:

1. Lakukan eksfoliasi dengan lembut

Eksfoliasi atau pengelupasan kulit bisa menghilangkan sel-sel kulit mati dari permukaan yang menjadi penyebab keratosis pilaris.

Kamu bisa melakukan eksfoliasi dengan lembut dengan menggunakan loofah atau waslap kasar. 

Ingat, hindari menggosok kulit dengan kencang, karena bisa mengiritasi kulit dan memperburuk keratosis pilaris.

2. Oleskan krim untuk mengangkat sel kulit mati

Krim yang mengandung asam alfa hidroksi, asam laktat, asam salisilat atau urea bisa membantu melonggarkan dan mengangkat sel kulit mati. Mereka juga melembabkan dan melembutkan kulit kering. 

Tergantung pada kekuatannya, krim ini (eksfoliasi topikal) tersedia tanpa resep atau dengan resep dokter.

Dokter bisa memberitahu kamu tentang mana pilihan yang terbaik dan seberapa sering harus mengaplikasikannya. 

Namun, pastikanlah kamu menggunakan krim eksfoliasi tersebut persis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. 

Pasalnya, mengaplikasikan terlalu banyak atau menggunakannya lebih sering daripada yang dianjurkan bisa menyebabkan kulit menjadi kasar dan teriritasi.

Bahkan ketika kamu sudah mengikuti petunjuk pemakaiannya, ada kemungkinan kulit kamu bisa menjadi terlalu kering atau teriritasi. Bila hal itu terjadi, hentikan penggunaan produk selama beberapa hari.

3. Gunakan krim pencegah folikel tersumbat

Selain krim untuk mengangkat sel kulit mati, kamu juga bisa menggunakan krim untuk mencegah folikel tersumbat.

Krim yang berasal dari vitamin A (retinoid topikal) bekerja dengan meningkatkan pergantian sel dan mencegah folikel rambut tersumbat. Tretinoin dan tazarotene adalah contoh retinoid topikal. 

4. Gunakan pelembap

Krim untuk mengatasi keratosis pilaris di atas bisa membuat kulit menjadi kering.

Karena itu, kamu dianjurkan untuk menggunakan pelembap sesudahnya.

Dermatologis merekomendasikan penggunaan krim atau salep bebas minyak untuk membantu mencegah pori-pori tersumbat. 

Gunakan pelembap setiap habis mandi atau ketika kulit terasa kering, dan setidaknya 2-3 kali sehari.

Selain itu, karena keratosis pilaris tidak bisa sembuh sepenuhnya, jadi kamu harus tetap menggunakan krim obat secara rutin agar benjolan tetap terkendali.

Perawatan Tambahan untuk Keratosis Pilaris

Selain perawatan di atas, ada beberapa langkah tambahan yang dapat membantu mengurangi gejala keratosis pilaris:

  • Mandi air hangat, bukan air panas.
  • Gunakan sabun yang lembut dan tidak menyebabkan iritasi.
  • Keringkan kulit dengan lembut setelah mandi, jangan digosok.
  • Gunakan humidifier untuk menjaga kelembapan udara.
  • Hindari menggaruk atau memencet benjolan, karena dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjaga kebersihan kulit dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu iritasi adalah kunci penting dalam penanganan keratosis pilaris.

Kapan Harus ke Dokter?

Keratosis pilaris umumnya tidak memerlukan perawatan medis. Namun, jika kondisi ini menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu penampilan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Dokter dapat merekomendasikan perawatan yang lebih intensif atau meresepkan krim yang lebih kuat.

Segera konsultasikan dengan dokter jika:

  • Gejala semakin parah dan tidak membaik dengan perawatan rumahan.
  • Terjadi infeksi pada kulit.
  • Kondisi ini memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Tips Mencegah Flare-up

Selain perawatan kulit di atas, kamu juga perlu tahu cara mencegah flare up (kulit bengkak dan kemerahan) terjadi:

  • Rajin melembapkan kulit. Keratosis pilaris sering muncul saat kulit menjadi kering. Rajin mengaplikasikan pelembap bisa mencegah kulit kering.
  • Pikirkan kembali hair removal. Mencukur atau waxing kulit yang mengidap keratosis pilaris bisa menyebabkan lebih banyak benjolan. Namun, laser hair removal bisa menghilangkan rambut tanpa menyebabkan kekambuhan.
  • Jangan mandi terlalu lama. Untuk mencegah kulit kering, sebaiknya mandi sebentar saja (sekitar 20 menit atau kurang), dan gunakan air hangat daripada air panas. Selain itu, batasi mandi hanya sekali sehari.
  • Gunakan sabun mandi berbahan ringan, dan hindari sabun batangan. Sebaiknya hindari penggunaan sabun batangan karena bisa mengeringkan kulit. 
  • Pasang pelembap udara atau humidifier. Penggunaan alat ini dapat melembapkan udara sehingga mampu mencegah kulit kering.

Meski terdapat berbagai cara, keratosis pilaris bisa membandel sehingga kamu perlu bantuan dokter untuk mengatasinya. 

Rekomendasi Dokter Kulit di Halodoc

Jika kamu sudah melakukan berbagai perawatan kulit di atas tetapi kondisi kulit tidak membaik, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis kulit di Halodoc untuk penanganan yang lebih lanjut.

Mereka bisa membantu dengan cepat dan tepat sehingga kamu dapat mengatasi keratosis pilaris dengan maksimal.

Berikut adalah beberapa dokter spesialis kulit yang bisa kamu hubungi:

1. dr. Dina Febriani Sp.D.V.E

Dokter pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Dina Febriani Sp.D.V.E. Ia merupakan lulusan Universitas Yarsi Jakarta pada 2009 dan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada 2023. 

Saat ini, ia berpraktik di Pekanbaru, Riau, dan terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 

Dengan pengalaman 14 tahun, dr. Dina Febriani Sp.D.V.E memberikan konsultasi di Halodoc, terkait berbagai jenis permasalahan kulit.

Chat dr. Dina Febriani Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Frieda Sp.D.V.E

Selanjutnya, kamu bisa menghubungi dr. Frieda Sp.D.V.E. Ia merupakan lulusan Universitas Atma Jaya tahun 2015 dan Universitas Sebelas Maret tahun 2022. 

Saat ini, dokter Frieda Sp.D.V.E berpraktik di Bogor, Jawa Barat, serta terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 

Berbekal pengalaman 8 tahun, dr. Frieda Sp.D.V.E memberikan konsultasi di Halodoc terkait masalah kulit, termasuk keratosis pilaris. 

Chat dr. Frieda Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

3. dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E

Nah, kamu juga bisa menghubungi dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E.

Ia merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Malang pada 2010 dan Universitas Airlangga pada 2016. 

Dokter Ryski Meilia Novarina saat ini berpraktik di Gresik, Jawa Timur dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).

Berbekal pengalaman selama 13 tahun, dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait berbagai permasalahan pada kulit.

Chat dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

Itulah beberapa rekomendasi dokter kulit di Halodoc yang bisa kamu hubungi untuk bantu atasi keratosis pilaris atau permasalahan kulit lainnya.

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Tunggu apalagi? Yuk, pakai Halodoc sekarang!

Referensi: 
American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2025. Keratosis Pilaris: Self-Care.
Healthline. Diakses pada 2025.  Keratosis Pilaris (Chicken Skin).
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Keratosis pilaris.