5 Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying
“Bullying adalah tindakan yang dilakukan secara verbal dan nonverbal (fisik). Anak pelaku bullying merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan sehingga bisa melakukan perbuatan seenaknya.”
Halodoc, Jakarta – Bullying adalah perilaku agresif yang seseorang lakukan dengan cara mengintimidasi korban. Ini merka lakukan dengan tujuan untuk menyakiti dan cenderung terjadi secara terus menerus.
Bullying terjadi dengan menguasai orang lain, memiliki temperamen yang sulit dikendalikan, hanya peduli terhadap keinginan sendiri dan sulit melihat sudut pandang orang lain (kurang empati).
Bullying kerap seseorang lakukan dengan memerintah adik kelas dengan sesuka hati karena menganggap senior, melakukan pemalakan atau menghina fisik orang lain yang tidak sempurna.
Apa Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying?
Melansir dari Kata Data, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 2.982 kasus bullying anak pada 2021. Sebanyak 1.138 di antaranya dilaporkan sebagai kasus kekerasan psikis atau fisik.
Bullying menjadi masalah serius. Anak yang gemar melakukannya biasanya memiliki motif atau alasan. Antara lain:
1. Mengalami Masalah di Rumah
Anak yang sering menyaksikan keributan kedua orang tua berisiko jadi pelaku bullying. Ini juga membuat anak kurang kasih sayang dan perhatian. Alhasil, anak melakukan bullying untuk menarik perhatian orang di sekitarnya.
Selain itu, karakter orang tua yang mendidik tanpa larangan (permisif) membuat anak jadi berlaku seenaknya. Ini bisa menjadi kekuatan Si Pelaku bullying untuk mendapatkan kekuasaan.
2. Alasan Kesenangan
Anak pelaku bullying kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan orang tua. Ini juga berdampak pada kurangnya rasa empati sehingga senang menyakiti orang lain.
Bullying cenderung anak lakukan sebagai pelampiasan guna mendapatkan perhatian. Mirisnya, bullying terkadang menjadi ajang untuk sekadar cari hiburan semata.
Pelaku semakin puas dengan sikap rendah diri dan rasa takut korban. Incaran pelaku biasanya memiliki bentuk fisik, ras atau agama yang tidak sama.
3. Ingin Meraih Popularitas
Terkadang, perundungan anak lakukan agar orang lain menganggapnya ‘keren’ dan kemudian teman lainnya akan segan. Mereka menganggap ini bisa meningkatkan status sosial guna mendapatkan popularitas.
Anak yang populer karena keburukan ini cenderung menindas anak yang terlihat ‘cupu’. Tindakan yang ia lakukan memang bertujuan untuk menyakiti orang lain lewat kata-kata atau fisik.
4. Ajang Balas Dendam
Balas dendam kerap korban bullying lakukan. Tapi, targetnya bukan Si Pelaku, melainkan orang lain yang mereka anggap lebih lemah.
Korban menganggap tindakan ini lumrah, karena mereka juga pernah merasa dibully. Setelah balas dendam ini selesai, akan muncul perasaan lega dan puas.
Meski umumnya target bukan Si Pelaku, tapi tidak menutup kemungkinan balas dendam dilakukan pada mereka.
Mau tahu lebih jauh mengenai cyberbullying? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Cyberbullying: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya“.
5. Ingin Mendapatkan Kekuasaan
Anak pelaku bullying melakukan aksinya karena ingin tampak menonjol dan berkuasa di lingkungan sekolahnya. Ini bisa terjadi karena anak tidak memiliki kontribusi dalam hidupnya. Akhirnya, mereka berusaha mendapatkan melalui cara yang salah.
Pola asuh yang tepat membentuk kepribadian baik dalam dirinya. Pun sebaliknya, orang tua juga perlu menanamkan empati dan simpati dengan memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak. Ibu dan ayah bisa mengetahui lebih banyak Informasi tentang Bullying supaya bisa memahami cara agar anak tidak menjadi pelaku bullying.
Selain membentuk karakter baik dalam diri anak, orang tua juga bisa menunjang kesehatannya dengan memberikan vitamin yang dibutuhkan. Download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya!