5 Tips Mengimbau Orang Terdekat Supaya Mau Divaksin COVID-19

“Ada banyak penyebab mengapa orang enggan divaksin COVID-19. Jika orang terdekatmu mengalami keraguan seperti ini, lakukan pendekatan supaya mereka mau divaksin. Pahami alasan mengapa dia tidak mau divaksin, berikan fakta-fakta berdasarkan jurnal penelitian, dan bila perlu bantu dia mendapatkan akses untuk vaksin.”
Halodoc, Jakarta – Ada banyak alasan mengapa sampai sekarang masih ada saja orang yang tidak mau divaksin. Beberapa diantaranya adalah penolakan untuk melihat COVID-19 sebagai ancaman, kekhawatiran tentang efek samping vaksin, ketidakpercayaan pada vaksin atau institusi di belakangnya, serta teori-teori konspirasi lainnya.
Ketakutan dan ketidakpercayaan semacam inilah yang bisa menghambat terciptanya herd immunity. Jika orang terdekatmu saat ini belum mau divaksin, berikut ini adalah tips mengimbau orang terdekat supaya mau divaksin COVID-19!
Baca juga: 4 Kelompok Orang yang Berisiko Alami Reaksi Merugikan Setelah Vaksin COVID-19
1. Pahami Apa yang Membuatnya Tidak Mau Divaksin
Jika kamu sedang mencoba meyakinkan seseorang untuk mau divaksin, pertama-tama pahami dulu mengapa dia tidak mau divaksin. Cari tahu informasi apa yang dimilikinya sehingga menolak untuk divaksin. Gali lebih dalam untuk mencari tahu apa yang menjadi ketakutannya serta coba menempatkan diri di posisinya.
2. Ajukan Pertanyaan dengan Lembut
Cara kamu bertanya dan menyampaikan pesan akan pentingnya vaksin dapat berpengaruh pada keputusannya untuk ikut vaksin atau tidak. Ajukan pertanyaan dengan lembut dan tidak menuduh misalnya, “Saya dengar kamu tidak mau vaksin, kira-kira apa yang bikin kamu nggak mau vaksin?”
Biarkan dia menjelaskan apa yang menjadi alasannya belum vaksin. Dengarkan sampai dia selesai berbicara, jangan dipotong dan jangan mengesankan diri kalau kamu paling tahu apa yang terbaik. Ini hanya akan memberi kesan kalau kamu arogan.
Baca juga: Ketahui Dampak COVID-19 Buat Penyintas Kanker Payudara
3. Berikan Fakta-Fakta
Setelah mendengar pendapatnya, berikan fakta-fakta yang mendukung kenapa dia perlu untuk divaksin. Berikan informasi dari jurnal-jurnal penelitian yang valid serta media kesehatan yang melengkapi data mereka dengan tinjauan ilmiah. Kaitkan dengan peningkatan kasus COVID-19 sekarang dan bagaimana orang-orang yang divaksin mendapatkan perlindungan dan menurunkan risiko terinfeksi secara signifikan.
Baca juga: Ibu, Lakukan Hal Ini untuk Cegah Infeksi COVID-19 pada Anak
4. Ekspresikan Kepedulianmu
Ekspresikan kepedulianmu dengan menunjukkan keikutsertaannya pada vaksin akan berarti besar buatmu. Jika orang tersebut masih menolak untuk divaksinasi, kamu bisa mengatakan kalau kamu butuh menjaga jarak dengannya. Terkadang, menetapkan batas bisa menjadi dorongan yang dibutuhkan orang yang ragu-ragu terhadap vaksin untuk mendapatkan suntikan.
5. Bantu Mendapatkan Akses
Kadang-kadang, jadwal yang sibuk ditambah dengan keraguan untuk mendapatkan vaksin menjadi alasan yang dibuat untuk menunda atau tidak divaksin. Jika kondisi ini yang terjadi pada orang terdekatmu, bantulah dia untuk mendapatkan akses mengenai vaksin. Bila perlu, buatkan janji temu vaksin untuknya. Informasi mengenai jadwal vaksinasi bisa kamu tanyakan lewat aplikasi Halodoc!
Sejauh ini menetapkan protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi adalah langkah paling efektif untuk mencegah penyebaran infeksi COVID-19.Menurut data yang dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per 9 Agustus 2021 tercatat sudah 50.630.315 penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksinasi pertama dan untuk vaksinasi kedua ada 24.212.024 orang. Sedangkan target vaksinasi nasional adalah 208.265.720 orang.
Selisih ini harus dikejar untuk mendapatkan vaksinasi maksimal dan perlindungan maksimal. Sementara vaksinasi terus digalakkan, pemerintah dalam rangka menekan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 memperpanjang PPKM hingga 16 Agustus 2021.
Aktivitas di tempat umum secara bertahap mulai bisa dilakukan dengan menunjukkan kartu vaksinasi setidaknya dosis pertama dan kapasitas 25 persen. Begitu juga dengan tempat ibadah yang sudah mulai dibuka dengan kapasitas 25 persen. Diharapkan dengan adanya pembatasan ini angka penurunan infeksi bisa lebih meningkat dibanding sebelumnya yang sudah mencapai angka 59,6 persen.
