Halodoc, Jakarta – Salah satu syarat untuk menjalankan puasa adalah badan yang sehat. Bagi seseorang yang jatuh sakit, maka orang tersebut diperbolehkan untuk membatalkan puasanya. Batal puasa seringkali dipicu oleh kambuhnya suatu penyakit. Karena alasan ini, orang dengan kondisi tertentu kerap khawatir saat ingin menjalankan puasa.

Meski begitu, seseorang yang mengidap penyakit tetap boleh berpuasa apabila penyakitnya sedang terkontrol dan kondisi kesehatannya sedang stabil. Kuncinya adalah menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat serta tetap memantau penyakitnya secara berkala. Lantas, masalah kesehatan apa saja yang kerap ditanyakan saat puasa? Simak selengkapnya

Berbagai Masalah Kesehatan yang Sering Ditanyakan saat Puasa

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang sering ditanyakan saat puasa:

1. Maag

Penyakit maag adalah salah satu masalah kesehatan yang rawan kambuh saat puasa. Pasalnya, pengidap maag sebenarnya dianjurkan untuk rutin makan agar penyakitnya tidak kambuh. Tidak ada asupan makanan yang masuk seringkali memicu naiknya asam lambung. 

Namun, seseorang yang mengidap maag atau GERD tetap boleh berpuasa dengan catatan rutin mengonsumsi obat maag dan menghindari berbagai makanan pemicunya. Selain itu, pastikan kamu tidak berbaring setelah makan dan berhenti merokok supaya maag tidak kambuh. 

1. Sakit kepala

Sakit kepala selama berpuasa bisa disebabkan karena dehidrasi, rasa lapar, dan kurangnya istirahat. Oleh sebab itu, kamu bisa mencegah sakit kepala dengan tidak melewatkan sahur, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, membatasi konsumsi kafein, dan istirahat yang cukup.

2. Dehidrasi

Masalah kesehatan yang satu ini juga rentan terjadi saat puasa, terlebih jika kebutuhan cairan tidak terpenuhi. Dehidrasi umumnya ditandai dengan munculnya rasa haus, kepala terasa pusing, sulit berkonsentrasi, napas pendek, jantung berdebar, denyut nadi melemah, tidak buang air kecil selama lebih dari delapan jam, hingga hilangnya kesadaran. 

Apabila mengalami tanda-tanda di atas, segera batalkan puasa dengan minum air putih. Untuk mencegah dehidrasi saat puasa, kamu bisa menerapkan pola 2-4-2, yaitu minum dua gelas air putih saat berbuka, empat gelas air putih saat makan malam, dan dua gelas air putih saat sahur.

3. Konstipasi

Sembelit atau konstipasi saat puasa bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang rendah serat. Kamu bisa mencegahnya dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Serat dapat bantu melancarkan sistem pencernaan, mencegah konstipasi, bahkan membuat kamu merasa kenyang lebih lama. 

4. Hipertensi

Jika kamu mengidap tekanan darah tinggi dan ingin berpuasa, coba bicara pada dokter terlebih dahulu. Sebab, dokter akan meresepkan obat yang bisa kamu konsumsi selama berpuasa untuk mencegah munculnya gejala. Selama kondisi ini tidak menimbulkan komplikasi, pengidap hipertensi umumnya diperbolehkan untuk berpuasa. 

6. Pengobatan rutin

Jika obat-obatan yang diresepkan harus dimakan di siang hari, maka kamu diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari yang lain (setelah bulan Ramadan selesai). Begitu juga jika obat-obatan tersebut digunakan untuk pengobatan jangka pendek. 

Namun, jika pengobatan yang dilakukan untuk jangka panjang, kamu perlu membicarakannya dengan dokter. Mungkin saja dokter bisa memberikan perubahan dosis dan frekuensi pengobatan selama puasa, misalnya minum obat saat sahur dan berbuka.

Jika kamu mengalami keluhan kesehatan saat puasa, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Supaya lebih mudah dan praktis, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Mag. Diakses pada 2022. Beware Of These Health Problems During Fasting.

Healthline. Diakses pada 2022. 9 Potential Intermittent Fasting Side Effects.

Harvard Health Publishing. Diakses pada 2022. 4 intermittent fasting side effects to watch out for.