Ada 8 Vaksin Corona, Begini Cara Kerjanya Atasi COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 November 2020
Ada 8 Vaksin Corona, Begini Cara Kerjanya Atasi COVID-19Ada 8 Vaksin Corona, Begini Cara Kerjanya Atasi COVID-19

Halodoc, Jakarta - Vaksin virus corona hingga saat ini masing dikembangkan para ilmuwan di seluruh penjuru dunia. Beberapa kandidat vaksin telah mengumumkan keefektivitasannya baru-baru ini, seperti vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca. Lantas, bagaimana cara kerja vaksin virus corona dari masing-masing perusahaan pengembang? Berikut ini 8 perusahaan pengembang beserta cara kerja vaksin virus corona yang dikembangkan:

Baca juga: Ini 4 Kandidat Vaksin Corona yang Disebut Paling Efektif

1.Pfizer dan BioNTech 

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Pfizer dan BiNTech menggunakan pendekatan baru, yaitu RNA atau mRNA. Dalam pengembangannya, vaksin tidak membutuhkan virus corona, hanya urutan genetik virusnya saja. RNA sendiri merupakan tunggal kode genetik yang dapat "dibaca" dan digunakan sel untuk membuat protein. 

MRNA kemudian akan menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus. Saat sistem kekebalan tubuh sudah mengenalinya sebagai benda asing, ia akan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi. MRNA adalah gen yang sangat rapuh, karena dapat meleleh pada suhu kamar.

Hal tersebut yang membuat vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu yang sangat tinggi, yaitu minus 75 derajat Celsius. Hal tersebut berarti, vaksin membutuhkan peralatan khusus untuk menyimpan serta mendistribusikannya.

2.Moderna 

Sama dengan vaksin buatan perusahaan Pfizer, Moderna juga membuat vaksin berbasis mRNA, yaitu dengan mengodekan sel untuk membuat sepotong protein lonjakan. Meskipun basisnya sama dengan Pfizer, tetapi formulasinya berbeda, yaitu dengan nanopartikel lipid guna melindungi mRNA dalam vaksin. Cara penyimpanannya cukup sederhana, yaitu pada suhu minus 20 derajat Celsius. Vaksin juga dapat disimpan selama 30 hari pada suhu 2–8 derajat Celsius di lemari es standar.

3.AstraZeneca Vaksin 

AstraZeneca mengembangkan vaksin yang dibuat bersama dengan tim dari Universitas Oxford Inggris. Vaksin sendiri disebut dengan vaksin vektor, yaitu dikembangkan menggunakan virus flu biasa yang disebut adenovirus untuk membawa protein lonjakan dari virus corona ke dalam sel. Tujuannya adalah membuat tubuh pemakainya memproduksi vaksin sendiri dengan mengeluarkan sedikit salinan protein lonjakan, tetapi menggunakan metode pengirimannya berbeda.

Vaksin telah dimodifikasi, sehingga tidak mereplikasi dirinya sendiri. Vaksin direkayasa secara genetik untuk menyuntikkan sel dengan pengodean DNA untuk protein lonjakan virus corona penuh. Cara tersebut dinilai lebih murah, tetapi lebih lambat daripada menggunakan RNA. Vaksin diklaim dapat disimpan stabil selama enam bulan pada suhu lemari es standar.

4.Janssen Pharmaceuticals

Janssen Pharmaceuticals merupakan perusahaan bagian dari Johnson & Johnson. Vaksin virus corona yang dikembangkan termasuk vaksin vektor rekombinan. Sama seperti AstraZeneca, vaksin vektor rekombinan juga menggunakan adenovirus yang menginfeksi manusia. Vaksin ini direkayasa secara genetik yang dapat menyebabkan flu biasa, tetapi sudah tidak aktif akibat adanya perubahan gen.

Hal tersebut juga memberikan instruksi genetik untuk membuat protein lonjakan. Awalnya, vaksin buatan Janssen Pharmaceuticals adalah vaksin sekali pakai. Namun, dari uji coba tahap III yang diberikan dengan dua dosis, hasilnya menampakkan efektifitas vaksin lebih baik. 

Baca juga: Hasil Tes PCR pada Hidung Kanan Kiri Berbeda, Kok Bisa?

5.Novavax 

Novavax mengkhususkan diri pada vaksin "subunit protein", yang dilakukan menggunakan nanopartikel mirip virus sebagai basis, dan menutupnya dengan potongan protein lonjakan virus corona yang telah direkayasa secara genetik. 

6.Sanofi and GlaxoSmithKline

Vaksin buatan Sanofi and GlaxoSmithKline merupakan vaksin subunit protein. Vaksinnya sendiri menggunakan teknologi FluBlok Sanofi dengan adjuvan GlaxoSmithKline. Perusahaan pengembang juga menggunakan Baculovirus untuk menumbuhkan sedikit protein lonjakan. 

7.Sinovac dan Sinopharm

Sinovac adalah perusahaan pengembang vaksin corona dari China yang menggunakan virus yang tidak aktif. Metode ini adalah cara tertua untuk menciptakan vaksin. Sebagai langkah membuatnya, virus corona dibudidayakan, kemudian dibunuh. Setelah itu, virus yang sudah mati disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Cara yang sama juga dilakukan oleh perusahaan pengembang Sinopharm. 

8.Sputnik 

Vaksin virus corona Sputnik berasal dari Rusia. Perusahaan pengembang ini menggunakan metode vaksin vektor adenoviral. Metode dilakukan dengan menggunakan virus flu biasa yang disebut adenovirus 5 yang bertugas membawa materi genetik untuk protein lonjakan ke dalam tubuh.

Baca juga: Vaksin Corona Segera Siap, Pentingnya Lakukan Swab Antigen

Jika kamu ingin mengetahui bagaimana perkembangan vaksin virus corona saat ini, silakan download aplikasi Halodoc untuk memantau perkembangan selanjutnya. Jika kamu memiliki sejumlah masalah kesehatan yang ingin didiskusikan, silakan bertanya langsung dengan dokter di Halodoc, ya.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2020. Begini Cara Kerja 8 Vaksin Covid-19 di Dunia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan