DAFTAR ISI:

1. Apa Itu Alpha Male?
2. Asal Usul Konsep Alpha Male
3. Ciri-Ciri Alpha Male yang Sering Disebutkan
4. Kontroversi Seputar Konsep Alpha Male
5. Dampak Negatif Stereotip Alpha Male
6. Maskulinitas Sehat sebagai Alternatif
7. Pentingnya Keseimbangan dan Fleksibilitas
8. Waspada Terhadap Produk Berbahaya yang Mengaku “Alpha Male”
9. Kesimpulan

---

Konsep “alpha male” sering kali muncul dalam diskusi tentang maskulinitas. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah ini?

Artikel ini akan membahas definisi alpha male, asal-usul konsepnya, kontroversi yang menyertainya, serta menawarkan perspektif yang lebih sehat dan seimbang tentang maskulinitas.

Apa Itu Alpha Male?

Secara sederhana, “alpha male” merujuk pada pria yang dianggap dominan, superior, dan pemimpin dalam suatu kelompok sosial.

Konsep ini sering dikaitkan dengan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, ketegasan, kekuatan fisik, dan kemampuan untuk mengendalikan situasi.

Asal Usul Konsep Alpha Male

Istilah “alpha male” berasal dari studi tentang perilaku hewan, terutama primata seperti serigala dan babun.

Dalam kelompok hewan, individu “alpha” biasanya menduduki posisi tertinggi dalam hierarki sosial dan memiliki akses utama ke sumber daya seperti makanan dan pasangan.

Ciri-Ciri Alpha Male yang Sering Disebutkan

Beberapa ciri-ciri yang sering dikaitkan dengan alpha male meliputi:

• Kepercayaan diri yang tinggi
• Kemampuan memimpin dan mengambil keputusan
• Ketegasan dan keberanian
• Karisma dan daya tarik
• Kemandirian dan ambisi
• Kemampuan untuk melindungi dan menyediakan

Kenali Self-Improvement: Tips Simpel Jadi Lebih Baik!

Kontroversi Seputar Konsep Alpha Male

Konsep alpha male telah menuai kritik karena beberapa alasan:

• Penyederhanaan Perilaku Manusia: Menerapkan konsep hierarki hewan ke manusia terlalu menyederhanakan kompleksitas perilaku dan interaksi sosial. Manusia memiliki kemampuan untuk bekerja sama, berempati, dan membentuk hubungan yang kompleks yang tidak selalu didasarkan pada dominasi.
• Stereotip Maskulinitas: Konsep alpha male dapat memperkuat stereotip maskulinitas yang berbahaya dan tidak realistis. Stereotip ini dapat menekan pria untuk selalu tampil kuat, dominan, dan tidak emosional, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan mereka.
• Hierarki yang Kaku: Konsep alpha male seringkali mengimplikasikan adanya hierarki yang kaku dan tidak fleksibel. Dalam kehidupan nyata, peran kepemimpinan dan dinamika sosial dapat berubah tergantung pada situasi dan konteks.

Dampak Negatif Stereotip Alpha Male

Stereotip alpha male dapat memiliki konsekuensi negatif bagi pria dan masyarakat secara keseluruhan:

• Tekanan untuk Memenuhi Ekspektasi: Pria mungkin merasa tertekan untuk selalu memenuhi ekspektasi sebagai alpha male, yang dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
• Kesulitan dalam Hubungan: Stereotip alpha male dapat menghambat kemampuan pria untuk membentuk hubungan yang sehat dan setara. Mereka mungkin kesulitan untuk menunjukkan kerentanan, berempati, atau berkompromi.
• Perilaku Agresif dan Dominan: Beberapa pria mungkin mengadopsi perilaku agresif dan dominan dalam upaya untuk menegaskan status alpha mereka, yang dapat merusak hubungan dan menyebabkan konflik.

Kamu juga wajib Mengenal Gaslighting, Ini Tanda dan Cara Menghindarinya.

Maskulinitas Sehat sebagai Alternatif

Sebagai alternatif dari konsep alpha male yang problematik, penting untuk mempromosikan maskulinitas yang sehat.

Maskulinitas sehat mencakup nilai-nilai seperti:

• Empati dan Kasih Sayang: Kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain.
• Keberanian untuk Menunjukkan Kerentanan: Mampu mengungkapkan emosi dan meminta bantuan ketika dibutuhkan.
• Integritas dan Kejujuran: Bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini dan dapat dipercaya.
• Rasa Hormat dan Kesetaraan: Memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai kesetaraan gender.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan emosional bagi semua individu, termasuk pria.

Mencari bantuan profesional ketika dibutuhkan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Kamu pun bisa mencoba menghubungi psikolog atau psikiater di Halodoc untuk menemukan teman ceritamu.

Pentingnya Keseimbangan dan Fleksibilitas

Maskulinitas yang sehat mengakui bahwa tidak ada satu cara yang benar untuk menjadi seorang pria.

Setiap individu memiliki keunikan dan berhak untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang autentik dan sesuai dengan nilai-nilai mereka.

Keseimbangan dan fleksibilitas adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan bermakna.

Waspada Terhadap Produk Berbahaya yang Mengaku “Alpha Male”

Perlu diperhatikan bahwa terdapat produk di pasaran yang mengklaim dapat meningkatkan status “alpha male” melalui bahan-bahan tertentu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan peringatan terkait produk “Alpha Male” dan “Alpha Male Plus” karena mengandung bahan obat tersembunyi yang berbahaya.

Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau produk kesehatan apa pun.

Kesimpulan

Konsep alpha male memiliki akar dalam studi perilaku hewan, tetapi penerapannya pada manusia seringkali problematik dan dapat memperkuat stereotip maskulinitas yang berbahaya.

Sebagai gantinya, mari promosikan maskulinitas sehat yang menekankan empati, keberanian untuk menunjukkan kerentanan, integritas, dan rasa hormat.

Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental jika kamu mengalami kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan identitas maskulin dengan cara yang sehat.

Referensi:
Verywell Mind. Diakses pada 2025. What to Know About Being in a Relationship With an Alpha Male.
Greater Good Magazine. Diakses pada 2025. The Myth of the Alpha Male.