Anak Jalanan Kerap Berperilaku Ekstrem, Ini 4 Penyebabnya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Januari 2023

“Ada sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebab mengapa anak jalanan berperilaku esktrem. Salah satunya adalah masalah keluarga seperti kurangnya perhatian orang tua.”

Anak Jalanan Kerap Berperilaku Ekstrem, Ini 4 PenyebabnyaAnak Jalanan Kerap Berperilaku Ekstrem, Ini 4 Penyebabnya

Halodoc, Jakarta – Secara umum, anak jalanan diartikan sebagai anak yang menghabiskan sebagian atau bahkan seluruh waktunya di jalanan. Hal ini sangatlah memprihatinkan karena anak yang berusia di bawah umur seharusnya tidak menjalani aktivitas tersebut. Sebaliknya, mereka sudah sepatutnya mendapatkan pendidikan dan perawatan guna mendukung pertumbuhan anak. Hal ini membuat anak jalanan terkesan tidak diperhatikan dan tidak dibimbing dengan baik. 

Selain terkesan tidak diperhatikan, anak jalanan kerap identik dengan istilah kenakalan remaja atau adolescent delinquent. Adapun, istilah tersebut digambarkan sebagai perilaku anak jalanan yang gemar melakukan tindakan kriminal. Misalnya seperti vandalisme, memalak orang lain, melakukan pencurian hingga berkelahi. 

Ada beberapa alasan yang diyakini menjadi penyebab mengapa anak jalanan kerap berperilaku ekstrem. 

Penyebab Anak Jalanan Kerap Berperilaku Esktrem

1. Adanya Masalah Keluarga

Keluarga, terutama orang tua, berperan besar dalam perkembangan anak atau remaja. Adanya masalah yang terkait dengan keluarga dapat menjadi salah satu faktor risiko. Masalah-masalah ini dapat berupa afeksi, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Terlebih lagi kurangnya perhatian dari orang tua dapat membuat anak mencari pelarian di luar rumah dengan mencari teman sebanyak-banyaknya. Padahal, anak belum dapat benar-benar memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Hal ini berpotensi membuat anak mendapatkan pengaruh negatif dari lingkungan, khususnya teman-temannya yang sudah terlebih dahulu nakal. 

2. Anak Pernah Menjadi Korban Kekerasan

Seringkali, calon pelaku adalah korban kekerasan karena setiap individu dapat menghadapi kekerasan dalam berbagai latar sosial. Baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkup lainnya. Nah, anak jalanan bisa jadi pernah mengalami kekerasan yang membuatnya merasa lemah. Kemungkinan besar hal ini berdampak pada hubungan yang kurang baik dengan orang tua anak, atau bahkan dengan teman sebayanya. 

Keduanya sama-sama membuat seorang anak merasa ditinggalkan dan dikucilkan. Alhasil, anak yang merasa ditinggalkan ini menjadi pelaku bullying. Hal ini dilakukan sebagai ajang pembuktian diri kalau dirinya tidak lemah. Bahkan terkadang mereka juga mencari afiliasi dengan  lingkungan kriminal.

3. Masalah Psikologis

Status sosial ekonomi yang buruk, sikap acuh tak acuh dari orang tua, perasaan rendah diri, dan kurang perhatian, dapat menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan mental pada anak. Misalnya seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar, gangguan pengelolaan emosi dan sebagainya. Tanpa diagnosis dan penanganan yang tepat, masalah psikologis ini dapat memprovokasi anak di bawah umur untuk melakukan tindak kejahatan. 

4. Pola Asuh Orang Tua Terlalu Keras

Orang tua berperan penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, anak mendapatkan pendidikan pertamanya dari orang tuanya. Namun sayangnya, tidak semua orang tua bisa menerapkan pola asuh yang sesuai. Sebagian orang tua dapat memperlakukan anaknya secara keras atau kaku yang dikenal sebagai strict parenting. Sebenarnya pola asuh model ini tidak sepenuhnya salah, asalkan orang tua dapat berlaku adil terhadap anaknya. 

Namun sayangnya, strict parenting terkadang membuat anak merasa dirinya tidak memiliki kebebasan untuk memilih atau menyampaikan keinginannya. Hal ini pada akhirnya berpotensi membuat anak mencari pelarian di luar rumah yang dapat berujung pada kenalan anak. 

Itulah beberapa penyebab mengapa anak jalanan berperilaku ekstrem. Mulai dari adanya masalah keluarga, anak pernah menjadi korban kekerasan, masalah psikologis, hingga pola asuh dari orang tua yang terlalu keras. Sebagai orang tua yang baik, tentu ibu atau ayah perlu memperhatikan anak dan memberikannya kasih sayang secara maksimal. Sebab, anak merupakan cerminan dari orang tuanya. 

Selain itu, jika ibu memiliki pertanyaan seputar pola asuh anak segeralah menghubungi psikolog. Nah, melalui aplikasi Halodoc ibu bisa tanya psikolog tepercaya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Penal Reform International. Diakses pada 2023. Juvenile Delinquency – Causes, Prevention, and the Ways of Rehabilitation. 
Britannica. Diakses pada 2023. Juvenile Delinquent. 
U.S. Department of Justice. Diakses pada 2023. Risk Factors for Delinquency: An Overview. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan