Anxiety Attack, Penyebab dan Bedanya dengan Serangan Panik
“Anxiety attack adalah kondisi kecemasan yang disertai gejala fisik seperti jantung berdebar dan gemetar.”

DAFTAR ISI
- Apa Itu Anxiety Attack?
- Apa Perbedaan Anxiety Attack dan Serangan Panik?
- Ketahui Penyebab Anxiety Attack
- Riset Seputar Anxiety Attack
- Perbedaan Panic Attack dan Panic Disorder
- Cara Menenangkan Anxiety Attack
- Kapan Harus ke Dokter?
Anxiety attack atau serangan kecemasan adalah kondisi di mana seseorang merasa cemas yang intens hingga sulit dikendalikan.
Gejala yang muncul bisa berupa jantung berdebar, rasa takut berlebih, hingga tubuh gemetar.
Kondisi ini seringkali membingungkan karena memiliki kemiripan dengan serangan panik (panic attack), padahal sebenarnya keduanya berbeda.
Memahami perbedaan antara anxiety attack dan panic attack penting agar kita dapat mengenali kondisi yang dialami, termasuk apa saja penyebabnya.
Dengan pemahaman yang baik, kamu bisa mengetahui cara menghadapi atau memberikan dukungan pada orang yang mengalami salah satu kondisi ini.
Apa Itu Anxiety Attack?
Anxiety attack, atau serangan kecemasan, merupakan kondisi saat seseorang merasa cemas atau khawatir yang sangat intens hingga sulit dikendalikan.
Perasaan ini biasanya disertai dengan gejala fisik seperti napas yang cepat, jantung berdebar kencang, keringat berlebih, gemetar, hingga rasa pusing atau mual.
Serangan kecemasan bisa terjadi perlahan, dimulai dari kekhawatiran kecil yang terus bertambah hingga terasa sangat berat.
Penyebabnya bermacam-macam, seperti stres berlebihan, pengalaman traumatis, atau terlalu banyak tekanan dalam hidup.
Serangan ini sering kali muncul sebagai reaksi terhadap situasi tertentu, misalnya menghadapi hal yang ditakuti, seperti ujian, wawancara kerja, atau konflik.
Jika kamu atau orang terdekatmu sering mengalami kondisi seperti ini, mencari dukungan dari tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater, bisa membantu untuk memahami lebih lanjut dan menangani gejalanya.
Fakta terkait Anxiety Attack
1. Anxiety attack memengaruhi tubuh dan pikiran secara bersamaan, seperti detak jantung yang cepat disertai dengan rasa takut yang intens tanpa alasan logis.
2. Sebagian besar serangan kecemasan berlangsung hanya sekitar 10–20 menit, meskipun terasa jauh lebih lama bagi yang mengalaminya.
Apa Perbedaan Anxiety Attack dan Serangan Panik?
Serangan kecemasan (anxiety attack) dan serangan panik (panic attack) sering kali dianggap serupa karena keduanya melibatkan perasaan takut dan gejala fisik yang tidak nyaman. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara keduanya.
Perbedaan mendasar ini terletak pada penyebabnya. Pemicu anxiety attack biasanya jelas, seperti menghadapi situasi menegangkan atau memikirkan masalah tertentu.
Sementara itu, panic attack biasanya terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan dan tanpa pemicu yang jelas.
Panic attack ditandai dengan rasa takut yang intens yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Serangan ini bisa terjadi bahkan saat kamu sedang santai atau tidur.
Selain itu, keduanya juga menunjukkan gejala yang berbeda. Pada umumnya, anxiety attack ditandai oleh:
- Gejala yang sering berkembang secara perlahan, dipicu oleh kekhawatiran atau stres tertentu.
- Merasa gelisah, otot tegang, dan sering kali merasa kelelahan.
- Sulit fokus dan sering kali memikirkan skenario terburuk.
- Napas cepat atau dangkal, detak jantung meningkat, tetapi sering dalam intensitas sedang.
- Gejala bisa bertahan dalam waktu lebih lama, kadang-kadang berjam-jam.
Sementara panic attack terjadi secara tiba-tiba dan ditandai dengan gejala-gejala berikut:
- Jantung berdebar kencang
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Pusing dan berkeringat
- Gemetar, hingga rasa kehilangan kontrol atau takut mati.
- Gejalanya akan mencapai puncaknya dalam waktu singkat lalu mereda.
Memahami perbedaan ini penting agar kamu tahu cara menghadapinya. Jika kamu atau orang di sekitarmu sering mengalami salah satu dari kondisi ini, sebaiknya konsultasikan dengan psikiater untuk evaluasi dan perawatan yang sesuai.
Ketahui Penyebab Anxiety Attack
Anxiety attack adalah kondisi perubahan emosional dan fisik yang intens yang bisa datang tiba-tiba atau sebagai respons terhadap situasi tertentu.
Nah, berikut ini hal yang bisa memicu anxiety attack:
1. Stres Berkelanjutan
Stres yang terjadi terus-menerus, seperti tekanan pekerjaan yang tinggi, masalah keuangan, atau konflik hubungan, dapat menumpuk dan menyebabkan kecemasan.
Ketika stres tidak dikelola dengan baik, tubuh dan pikiran bisa merespons dengan gejala serangan kecemasan.
2. Trauma atau Pengalaman Negatif
Pengalaman traumatis, seperti mengalami kecelakaan, perundungan, kehilangan orang yang dicintai, atau kejadian mendalam lainnya, dapat meninggalkan bekas pada emosi seseorang.
Pemicu kecil yang mengingatkan pada trauma tersebut bisa menyebabkan kecemasan tiba-tiba.
3. Perubahan Hormon
Perubahan hormon di tubuh, misalnya selama kehamilan, menstruasi, atau menopause, dapat memengaruhi suasana hati dan memicu serangan kecemasan.
Hormon-hormon ini memengaruhi cara otak mengelola stres dan emosi.
4. Mengonsumsi Zat Tertentu
Zat stimulan seperti kafein, nikotin, atau bahkan obat tertentu dapat memicu gejala kecemasan.
Penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat membuat sistem saraf menjadi tidak seimbang, meningkatkan peluang terjadinya serangan kecemasan.
5. Kondisi Medis
Beberapa penyakit fisik seperti hipertiroidisme atau gangguan jantung memiliki gejala yang mirip dengan kecemasan, seperti jantung berdebar dan sesak napas.
Kondisi medis tersebut dapat memperparah kecemasan seseorang yang sebelumnya sudah ada.
Penting untuk mengenali berbagai faktor penyebab anxiety attack, agar kamu dapat memahami serta mengelola kondisi ini.
Riset Seputar Anxiety Attack
Dilansir dari sebuah penelitian dalam jurnal Psychiatry Research, ditemukan adanya hubungan antara anxiety attack, depresi, dan risiko percobaan bunuh diri.
Dalam studi ini, sebanyak 12.532 orang dewasa dipilih secara acak untuk diwawancarai.
Hasilnya menunjukkan bahwa 5,88 persen peserta mengalami anxiety attack, memiliki tingkat percobaan bunuh diri lebih tinggi, terutama jika serangan tersebut disertai dengan depresi berat.
Risiko percobaan bunuh diri hampir 10 kali lipat lebih tinggi pada kelompok ini dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami anxiety attack.
Penelitian ini menyoroti pentingnya bagi individu yang mengalami gejala kecemasan atau depresi agar segera berkonsultasi dengan psikiater atau ahli kesehatan mental.
Kesadaran dan penanganan dini dapat membantu mencegah risiko yang lebih serius.
Perbedaan Panic Attack dan Panic Disorder
Panic attack dan panic disorder merupakan kondisi mental yang nampak serupa. Akan tetapi, kedua kondisi ini sebetulnya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami.
Perbedaan utamanya terletak pada sifat dan pola kemunculannya. Panic attack dapat muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan, sering kali tanpa penyebab yang pasti, bahkan ketika sedang tertidur.
Sebaliknya, panic disorder adalah kondisi jangka panjang di mana serangan panik terjadi secara berulang dan disertai kekhawatiran terus-menerus tentang serangan berikutnya.
Gejala yang muncul juga menjadi pembeda utama antara keduanya. Selain rasa takut dan panik yang intens, panic attack memiliki ciri-ciri spesifik seperti:
- Jantung berdebar kencang
- Sesak napas dan nyeri dada
- Sakit kepala
- Berkeringat, gemetar, hingga perasaan seperti kehilangan kendali atau takut mati.
Gejala panic attack umumnya berlangsung singkat, mencapai puncaknya dalam beberapa menit lalu mereda.
Di sisi lain, panic disorder menunjukkan gejala-gejala seperti:
- Episode serangan panik yang berulang.
- Kekhawatiran terus-menerus selama berminggu-minggu atau lebih tentang kemungkinan serangan panik berikutnya.
- Perubahan perilaku yang signifikan, seperti menghindari tempat atau situasi tertentu untuk mencegah serangan.
Apabila kamu atau orang di sekitarmu mengalami kondisi tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mental.
Cara Menenangkan Anxiety Attack
Mengalami serangan kecemasan atau anxiety attack bisa terasa menakutkan dan mengganggu.
Namun kamu tak perlu khawatir, karena terdapat beberapa langkah yang bisa membantu menenangkan diri saat serangan terjadi, yaitu:
1. Tarik Napas Dalam-Dalam
Bernapas secara perlahan dan mendalam dapat menenangkan sistem saraf.
Tarik napas melalui hidung selama empat detik, tahan selama empat detik, lalu hembuskan melalui mulut selama empat detik. Ulangi beberapa kali hingga merasa lebih tenang.
2. Fokus pada Lingkungan Sekitar
Alihkan perhatian dengan mengamati detail di sekitar, seperti warna benda atau suara yang terdengar. Teknik ini dapat membantu mengalihkan pikiran dari kecemasan.
3. Gunakan Teknik Grounding 5-4-3-2-1
Identifikasi 5 benda yang dapat dilihat, 4 yang dapat disentuh, 3 suara yang dapat didengar, 2 aroma yang dapat dihirup, dan 1 rasa yang dapat dirasakan.
Metode ini membantu mengalihkan fokus dari kecemasan ke lingkungan sekitar.
4. Hindari Kafein dan Alkohol
Konsumsi minum-minuman yang mengandung kafein maupun alkohol dapat memperburuk gejala kecemasan, karena memicu jantung berdebar kencang.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari atau batasi asupan kedua zat ini untuk membantu menjaga kestabilan emosi.
5. Lakukan Aktivitas Fisik Ringan
Berjalan kaki atau melakukan peregangan ringan dapat membantu melepaskan ketegangan dan meningkatkan suasana hati.
Aktivitas fisik merangsang produksi endorfin yang dapat membantu menenangkan pikiran.
6. Berbicara dengan Orang Terdekat
Menceritakan perasaan kepada teman atau anggota keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan membantu meredakan kecemasan.
Dengan berbagi perspektif dengan orang terdekat, diharapkan bisa membantu perasaanmu menjadi lebih tenang.
7. Praktikkan Relaksasi Otot
Teknik ini melibatkan menegangkan dan kemudian melemaskan kelompok otot tertentu untuk mengurangi ketegangan fisik yang sering menyertai kecemasan.
Kamu bisa memulainya dari otot kaki, kemudian naik secara perlahan ke atas tubuh.
Selain itu, kamu juga dapat memberikan afirmasi positif untuk meyakinkan diri bahwa serangan kecemasan ini bersifat sementara dan akan segera berakhir. Pikiran positif ini membantu mengurangi intensitas gejala.
Apabila serangan kecemasan sering terjadi atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya segera temui psikiater profesional jika serangan kecemasan atau panik terjadi berulang kali tanpa alasan jelas, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau disertai perasaan takut berlebihan yang tak terkendali.
Bantuan profesional sangat penting untuk mengelola kondisi ini dengan tepat, sekaligus menurunkan risiko komplikasi yang tidak diinginkan.
Kamu juga dapat berkonsultasi dengan psikiater melalui layanan aplikasi Halodoc. Dengan fitur voice chat dan video call, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah tanpa harus ke luar rumah.
Tak perlu khawatir, sebab mereka telah berpengalaman dan memperoleh ulasan yang baik dari pasien-pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Jadi, tunggu apa lagi? Konsultasikan dengan dokter di Halodoc sekarang juga!