Apa itu ISPA? Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
ISPA umumnya disebabkan oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri.

DAFTAR ISI
- Penyebab ISPA
- Gejala ISPA
- Diagnosis ISPA
- Pengobatan ISPA
- Komplikasi ISPA
- Pencegahan ISPA
- Apa Kata Riset?
- Kapan Harus ke Dokter?
- FAQ
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan atas (hidung, sinus, faring, laring) dan/atau saluran pernapasan bawah (trakea, bronkus, paru-paru) yang berlangsung kurang dari 14 hari.
Penyebab penyakit ini bisa karena berbagai jenis virus dan bakteri. Gejalanya juga bervariasi dari ringan hingga parah.
ISPA dapat menyebar dengan mudah melalui udara saat seseorang batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.
Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih rentan menyasar anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyebab ISPA
Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus dan bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Beberapa penyebab umum ISPA meliputi:
1. Virus
Virus yang bisa menyebabkan ISPA, contohnya:
- Rhinovirus (penyebab utama flu biasa)
- Influenza virus (penyebab flu)
- Respiratory Syncytial Virus (RSV)
- Adenovirus
- Coronavirus (termasuk SARS-CoV-2 penyebab COVID-19)
2. Bakteri
Bakteri penyebab ISPA, antara lain:
- Streptococcus pneumoniae
- Haemophilus influenzae
- Mycoplasma pneumoniae
Kondisi ini lebih mudah menyebar dalam lingkungan yang ramai dan tertutup, serta pada musim hujan atau dingin, di mana virus berkembang lebih cepat.
Gejala ISPA
Gejala ISPA dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksinya, tetapi umumnya meliputi:
- Batuk, baik kering maupun berdahak
- Pilek atau hidung tersumbat
- Demam ringan hingga tinggi
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Nyeri dada
- Sakit kepala
- Lemas dan kelelahan
- Mengi (suara napas berbunyi)
Pada kasus yang lebih parah, terutama jika infeksi mencapai paru-paru, ISPA dapat menyebabkan pneumonia yang berpotensi mengancam nyawa.
Supaya lebih waspada, simak lebih lanjut tentang ISPA – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.
Fakta Tentang ISPA
Walaupun infeksi pernapasan bisa terjadi sepanjang tahun, banyak di antaranya memiliki pola musiman. Flu dan beberapa infeksi pernapasan lain cenderung memuncak selama musim dingin di iklim sedang.
Teori yang mendukung fenomena ini mencakup perubahan kelembapan dan perilaku manusia seperti menghabiskan waktu lebih banyak di dalam ruangan, yang meningkatkan risiko penularan.
Diagnosis ISPA
Diagnosis ISPA dilakukan oleh dokter berdasarkan gejala yang pasien alami. Beberapa metode untuk menegakkan diagnosis meliputi:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop untuk mendeteksi adanya suara abnormal di paru-paru.
- Tes Swab Tenggorokan atau Hidung: Untuk mendeteksi adanya virus atau bakteri penyebab infeksi.
- Tes Darah: Jika dokter curiga adanya infeksi bakteri, ia mungkin akan merekomendasikan tes darah.
- Foto Rontgen Dada: Apabila pasien mengalami sesak napas atau dugaan pneumonia.
Simak informasi lain terkait Infeksi Saluran Pernapasan – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya agar kamu semakin waspada.
Pengobatan ISPA
Pengobatan kondisi ini bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa metode yang umum dokter gunakan untuk mengatasi ISPA antara lain:
1. Pengobatan Simptomatik
Dokter umumnya akan berfokus mengobati gejala yang ada. Obat-obatan yang kerap dokter resepkan, antara lain:
- Obat pereda nyeri dan demam seperti parasetamol atau ibuprofen.
- Dekongestan untuk mengurangi hidung tersumbat.
- Obat batuk sesuai dengan jenis batuk yang pasien alami.
- Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses pemulihan.
2. Antibiotik
Hanya dokter berikan jika penyebab infeksi adalah bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menyebabkan resistensi bakteri.
3. Terapi Oksigen
Pada kasus ISPA berat seperti pneumonia atau bronkiolitis, terapi oksigen mungkin diperlukan untuk membantu pernapasan.
4. Obat Antivirus
Dalam kasus infeksi tertentu seperti influenza, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu).
Komplikasi ISPA
Jika tidak ditangani dengan baik, ISPA dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti:
- Pneumonia: Infeksi menyebar ke paru-paru dan menyebabkan peradangan yang serius.
- Bronkitis: Peradangan pada saluran bronkus yang menyebabkan batuk berkepanjangan.
- Sinusitis: Infeksi menyebar ke rongga sinus, menyebabkan nyeri wajah dan hidung tersumbat.
- Infeksi telinga tengah (otitis media): Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi di telinga bagian tengah, terutama pada anak-anak.
Jika mengalami tanda-tanda kondisi ini, ini Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Cek Kondisi Paru-Paru untuk kamu hubungi.
Pencegahan ISPA
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh serta menerapkan kebersihan diri dan lingkungan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kondisi ini:
- Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir.
- Menghindari kontak dengan orang sakit.
- Hindari berbagi alat makan atau minum dengan orang yang sedang sakit.
- Konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga.
- Menggunakan masker, terutama di tempat umum atau saat musim flu untuk mengurangi risiko penularan.
- Vaksin flu dan pneumonia dapat membantu melindungi dari infeksi saluran pernapasan yang lebih serius.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases mengungkapkan pentingnya pemahaman yang lebih dalam tentang infeksi respiratori akut (ISPA). Hasilnya:
- Virus seperti influenza dan RSV (Respiratory Syncytial Virus) memainkan peran kunci dalam wabah ISPA di berbagai lingkungan, terutama di tempat-tempat tertutup yang berisiko tinggi seperti fasilitas perawatan kesehatan dan sekolah.
- Butuh strategi pencegahan yang lebih efektif yang memadukan surveilans klinis dan lingkungan.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun ISPA ringan dapat sembuh dengan perawatan di rumah, ada beberapa kondisi yang mengharuskan kamu segera menemui dokter:
- Demam tinggi lebih dari 3 hari
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Nyeri dada yang semakin parah
- Batuk berdarah
- Gejala yang memburuk meskipun sudah menjalani perawatan
- ISPA pada bayi, lansia, atau individu dengan penyakit kronis
Mengenali gejala ISPA dan mengetahui cara mencegahnya dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan.
Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Acute Respiratory Infections.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Respiratory infections.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Upper Respiratory Infection.
Journal of Infectious Diseases. Diakses pada 2025. Viruses Associated With Acute Respiratory Infections and Influenza-like Illness Among Outpatients From the Influenza Incidence Surveillance Project, 2010–2011.
FAQ
1. Apakah TBC termasuk ISPA?
Tidak, TBC (Tuberkulosis) tidak termasuk dalam ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). TBC adalah infeksi bakteri yang memengaruhi paru-paru, sementara ISPA mencakup berbagai infeksi pernapasan yang lebih luas dan umumnya lebih ringan.
2. Apakah ISPA itu menular?
Ya, ISPA bisa sangat menular, terutama jika disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyebar melalui tetesan pernapasan saat batuk atau bersin.
3. ISPA apakah parah?
Kondisi ini bisa berkisar dari ringan hingga parah, tergantung pada penyebabnya dan kondisi kesehatan individu.
Pada kebanyakan kasus, ISPA seperti flu biasa berlangsung ringan dan sembuh sendiri, namun beberapa jenis seperti pneumonia bisa menjadi serius dan memerlukan penanganan medis.


