Apa itu Tunadaksa? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2024

“Tunadaksa adalah kondisi disabilitas fisik yang menyebabkan keterbatasan fungsi tubuh sehingga memengaruhi mobilitas seseorang.”

Apa itu Tunadaksa? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan JenisnyaApa itu Tunadaksa? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya

DAFTAR ISI


Tunadaksa merupakan kondisi disabilitas fisik yang memengaruhi fungsi tubuh seseorang, seperti kemampuan bergerak atau berkoordinasi. Masalah keterbatasan gerak ini kemudian membuat penyandang tunadaksa perlu menggunakan alat bantu seperti kursi roda atau kruk. 

Ada banyak faktor penyebab tunadaksa, seperti bawaan lahir atau cedera. Selain itu, tunadaksa juga bisa terjadi karena penyakit yang memengaruhi otot, tulang, dan sistem saraf. 

Untuk meningkatkan kepedulian serta menciptakan lingkungan yang inklusif, penting bagi kamu mengetahui apa itu tunadaksa, ciri-ciri, dan jenis-jenisnya!

Apa Itu Tunadaksa? 

Secara harfiah, kata “tuna” berarti kekurangan, sedangkan “daksa” merujuk pada tubuh. 

Dalam konteks kesehatan, tunadaksa merupakan kondisi disabilitas fisik yang dapat memengaruhi kemampuan motorik seseorang.

Gangguan fisik yang satu ini dapat berupa ketidakmampuan sebagian atau seluruh tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. 

Contoh kondisi yang masuk dalam kategori tunadaksa yaitu cerebral palsy, cedera tulang belakang, distrofi otot, serta arthritis

Orang dengan tunadaksa mungkin membutuhkan alat bantu mobilitas seperti kursi roda, tongkat, atau kruk untuk mendukung aktivitas sehari-hari. 

Selain menyebabkan keterbatasan fisik, tunadaksa juga dapat memengaruhi aspek psikologis dan sosial seseorang.

Kamu Perlu Tahu, Ini Perbedaan Istilah Disabilitas dan Difabel

Ciri-Ciri Tunadaksa

Setiap penyandang tunadaksa mungkin memiliki tingkat keterbatasan fisik yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga berat. Kondisi ini tergantung pada jenis dan tingkat keparahan tunadaksa yang dialami. 

Berikut ini ciri-ciri tunadaksa yang perlu dipahami, antara lain:

1. Keterbatasan gerak tubuh

Penyandang tunadaksa biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan tertentu, seperti berjalan, duduk, atau berdiri secara mandiri. 

Hal ini sering disebabkan oleh gangguan pada otot, tulang, atau sendi. Misalnya, kondisi seperti cerebral palsy yang menyebabkan gangguan kontrol otot, sehingga gerakan menjadi kaku atau tidak terkoordinasi​

2. Postur tubuh tidak normal

Beberapa penyandang tunadaksa memiliki postur tubuh yang tidak simetris atau tidak sesuai dengan struktur normal. 

Hal ini dapat terjadi akibat kelainan pada tulang belakang, seperti skoliosis, atau deformitas pada anggota tubuh tertentu. Postur yang tidak normal ini sering kali menyebabkan penyandang tunadaksa kesulitan dalam beraktivitas. 

3. Kesulitan dalam koordinasi motorik

Gangguan koordinasi motorik halus maupun kasar sering dialami, seperti kesulitan menggenggam benda atau menjaga keseimbangan tubuh. 

Ciri ini umumnya terlihat pada kondisi tunadaksa yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf, seperti pada disabilitas neuromuskuloskeletal​. 

4. Kelemahan atau kelumpuhan

Kelemahan otot atau bahkan kelumpuhan pada bagian tertentu tubuh juga menjadi ciri utama tunadaksa. 

Contohnya, paraplegia (kelumpuhan pada dua kaki) atau hemiplegia (kelumpuhan pada satu sisi tubuh). Keduanya sering ditemui pada kondisi cedera tulang belakang atau gangguan saraf​. 

5. Gangguan pada fungsi sensorik

Walaupun tidak selalu, beberapa penyandang tunadaksa juga dapat mengalami gangguan fungsi sensorik, seperti kesulitan mendengar atau melihat. Hal ini biasanya terjadi jika gangguan fisik disertai dengan komplikasi lainnya​.

Yuk, Mengenal Jenis-Jenis Disabilitas dan Perbedaannya yang Perlu Dipahami.

Jenis-Jenis Tunadaksa

Ada dua kategori utama tunadaksa, yaitu:

1.  Disabilitas neuromuskuloskeletal 

Disabilitas neuromuskuloskeletal merupakan tunadaksa yang berhubungan dengan gangguan pada sistem saraf pusat. Berikut ini contohnya: 

  • Cerebral Palsy

Cerebral Palsy merupakan kelainan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan mempertahankan keseimbangan atau postur tubuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan otak sebelum atau selama kelahiran. Gejalanya bervariasi, dari gerakan yang tidak terkontrol, hingga ketidakmampuan untuk berjalan atau menggunakan tangan. 

  • Multiple Sclerosis (MS)

Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan tubuh. Gejalanya termasuk kelemahan otot, kesulitan koordinasi gerak tubuh, dan kelelahan ekstrem. Perawatan seperti terapi imun dan rehabilitasi membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. 

  • Stroke

Stroke merupakan gangguan suplai darah menuju otak sehingga pengidapnya mengalami gangguan fungsi motorik dan sensorik secara tiba-tiba. Stroke ditandai dengan ketidakmampuan mengangkat bagian tubuh seperti kaki dan lengan, kesulitan mengucapkan sesuatu, serta salah satu sisi wajah tampak lebih turun. Kondisi ini biasanya terjadi hanya di satu sisi tubuh. 

  • Poliomyelitis (polio)

Polio merupakan penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat, sehingga terjadi kerusakan pada sistem saraf motorik. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak, yang kemudian berisiko menyebabkan kelumpuhan, sesak napas, hingga kematian. 

2. Disabilitas muskuloskeletal

Disabilitas muskuloskeletal merupakan tunadaksa yang dapat memengaruhi tulang, otot, dan sendi. Berikut ini contohnya:  

  • Amputasi atau kehilangan anggota tubuh

Orang dengan amputasi atau kehilangan anggota tubuh mengalami keterbatasan fisik akibat hilangnya satu atau lebih bagian tubuh. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, komplikasi medis seperti diabetes, atau kelainan bawaan. 

  • Distrofi otot

Merupakan kelompok penyakit otot yang secara perlahan membuat otot makin melemah, sehingga kehilangan kekuatan dan fungsinya. Gangguan otot yang satu ini bisa dialami siapa saja, termasuk anak yang baru lahir. 

  • Osteoarthritis (pengapuran sendi)

Osteoarthritis merupakan radang sendi yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan, sehingga menimbulkan nyeri, sakit, atau kaku sendi. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang di atas usia 70 tahun, baik wanita maupun pria. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua apabila memiliki anak disabilitas. Simak selengkapnya, berikut ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua dengan Anak Disabilitas

Apa Kata Riset Mengenai tunadaksa? 

Menurut  jurnal berjudul Determinants of Quality of Life on Persons with Physical Disability yang dipublikasikan oleh Journal of Social Research (2023), penyandang tunadaksa (disabilitas fisik) tidak hanya memiliki keterbatasan fungsional, tetapi juga memiliki lebih banyak risiko terkait masalah kesehatan dan hambatan sosial yang dihadapi, jika dibandingkan dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas. 

Oleh karena itu, penyandang tunadaksa memerlukan dukungan penuh dari lingkungan sekitar. 

Tak hanya alat bantu, mereka juga butuh lingkungan yang telah disesuaikan untuk mendukung mobilitas. Contohnya seperti jalur landai di tempat umum atau pegangan khusus di kamar mandi​.  

Itulah informasi mengenai pengertian, ciri-ciri, serta jenis tunadaksa. Memahami ciri-ciri ini dapat membantu masyarakat memberikan dukungan yang lebih baik kepada penyandang tunadaksa. 

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan lain seputar tunadaksa, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di Halodoc. Kamu bisa juga bertanya pada dokter mengenai bagaimana cara mengasuh dan merawat penyandang tunadaksa dengan baik. 

Referensi: 
Handicaps Welfare Association. Diakses pada 2024. General Information on Physical Disabilities. 
Center for Disability Sports, Health, and Wellness (School of Arts and Science). Diakses pada 2024. Physical Disabilities. 
The University of Texas at Austin. Diakses pada 2024. Physical Disabilities. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Osteoarthritis Diseases and Conditions.
Journal of Social Research. Diakses pada 2024. Determinants of Quality of Life on Persons with Physical Disability.