Apa itu Tunadaksa? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
“Tunadaksa adalah kondisi disabilitas fisik yang menyebabkan keterbatasan fungsi tubuh sehingga memengaruhi mobilitas seseorang.”

DAFTAR ISI
Tunadaksa merupakan kondisi disabilitas fisik yang memengaruhi fungsi tubuh seseorang, seperti kemampuan bergerak atau berkoordinasi. Masalah keterbatasan gerak ini kemudian membuat penyandang tunadaksa perlu menggunakan alat bantu seperti kursi roda atau kruk.
Ada banyak faktor penyebab tunadaksa, seperti bawaan lahir atau cedera. Selain itu, tunadaksa juga bisa terjadi karena penyakit yang memengaruhi otot, tulang, dan sistem saraf.
Untuk meningkatkan kepedulian serta menciptakan lingkungan yang inklusif, penting bagi kamu mengetahui apa itu tunadaksa, ciri-ciri, dan jenis-jenisnya!
Apa Itu Tunadaksa?
Secara harfiah, kata “tuna” berarti kekurangan, sedangkan “daksa” merujuk pada tubuh.
Dalam konteks kesehatan, tunadaksa merupakan kondisi disabilitas fisik yang dapat memengaruhi kemampuan motorik seseorang.
Gangguan fisik yang satu ini dapat berupa ketidakmampuan sebagian atau seluruh tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.
Contoh kondisi yang masuk dalam kategori tunadaksa yaitu cerebral palsy, cedera tulang belakang, distrofi otot, serta arthritis.
Orang dengan tunadaksa mungkin membutuhkan alat bantu mobilitas seperti kursi roda, tongkat, atau kruk untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Selain menyebabkan keterbatasan fisik, tunadaksa juga dapat memengaruhi aspek psikologis dan sosial seseorang.
Kamu Perlu Tahu, Ini Perbedaan Istilah Disabilitas dan Difabel.
Ciri-Ciri Tunadaksa
Setiap penyandang tunadaksa mungkin memiliki tingkat keterbatasan fisik yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga berat. Kondisi ini tergantung pada jenis dan tingkat keparahan tunadaksa yang dialami.
Berikut ini ciri-ciri tunadaksa yang perlu dipahami, antara lain:
1. Keterbatasan gerak tubuh
Penyandang tunadaksa biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan tertentu, seperti berjalan, duduk, atau berdiri secara mandiri.
Hal ini sering disebabkan oleh gangguan pada otot, tulang, atau sendi. Misalnya, kondisi seperti cerebral palsy yang menyebabkan gangguan kontrol otot, sehingga gerakan menjadi kaku atau tidak terkoordinasi
2. Postur tubuh tidak normal
Beberapa penyandang tunadaksa memiliki postur tubuh yang tidak simetris atau tidak sesuai dengan struktur normal.
Hal ini dapat terjadi akibat kelainan pada tulang belakang, seperti skoliosis, atau deformitas pada anggota tubuh tertentu. Postur yang tidak normal ini sering kali menyebabkan penyandang tunadaksa kesulitan dalam beraktivitas.
3. Kesulitan dalam koordinasi motorik
Gangguan koordinasi motorik halus maupun kasar sering dialami, seperti kesulitan menggenggam benda atau menjaga keseimbangan tubuh.
Ciri ini umumnya terlihat pada kondisi tunadaksa yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf, seperti pada disabilitas neuromuskuloskeletal.
4. Kelemahan atau kelumpuhan
Kelemahan otot atau bahkan kelumpuhan pada bagian tertentu tubuh juga menjadi ciri utama tunadaksa.
Contohnya, paraplegia (kelumpuhan pada dua kaki) atau hemiplegia (kelumpuhan pada satu sisi tubuh). Keduanya sering ditemui pada kondisi cedera tulang belakang atau gangguan saraf.
5. Gangguan pada fungsi sensorik
Walaupun tidak selalu, beberapa penyandang tunadaksa juga dapat mengalami gangguan fungsi sensorik, seperti kesulitan mendengar atau melihat. Hal ini biasanya terjadi jika gangguan fisik disertai dengan komplikasi lainnya.
Yuk, Mengenal Jenis-Jenis Disabilitas dan Perbedaannya yang Perlu Dipahami.
Fakta Menarik Mengenai tunadaksa
1. Penyandang disabilitas bisa mencapai prestasi yang luar biasa di bidang olahraga seperti di Paralympic Games. Contohnya, Nanda Mei, atlet Paralympic asal Indonesia peraih tiga medali emas pada cabang atletik Asean Para Games 2017 di malaysia.
2. Saat ini sudah banyak inovasi teknologi yang memudahkan para penyandang disabilitas, contohnya voice-to-text dan teknologi layar sentuh.
3. Convention on the Right of People with Disabilities (CRPD) tahun 2006 adalah perjanjian internasional pertama yang melindungi hak penyandang disabilitas di seluruh dunia.
Jenis-Jenis Tunadaksa
Ada dua kategori utama tunadaksa, yaitu:
1. Disabilitas neuromuskuloskeletal
Disabilitas neuromuskuloskeletal merupakan tunadaksa yang berhubungan dengan gangguan pada sistem saraf pusat. Berikut ini contohnya:
- Cerebral Palsy
Cerebral Palsy merupakan kelainan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan mempertahankan keseimbangan atau postur tubuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan otak sebelum atau selama kelahiran. Gejalanya bervariasi, dari gerakan yang tidak terkontrol, hingga ketidakmampuan untuk berjalan atau menggunakan tangan.
- Multiple Sclerosis (MS)
Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan tubuh. Gejalanya termasuk kelemahan otot, kesulitan koordinasi gerak tubuh, dan kelelahan ekstrem. Perawatan seperti terapi imun dan rehabilitasi membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
- Stroke
Stroke merupakan gangguan suplai darah menuju otak sehingga pengidapnya mengalami gangguan fungsi motorik dan sensorik secara tiba-tiba. Stroke ditandai dengan ketidakmampuan mengangkat bagian tubuh seperti kaki dan lengan, kesulitan mengucapkan sesuatu, serta salah satu sisi wajah tampak lebih turun. Kondisi ini biasanya terjadi hanya di satu sisi tubuh.
- Poliomyelitis (polio)
Polio merupakan penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat, sehingga terjadi kerusakan pada sistem saraf motorik. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak, yang kemudian berisiko menyebabkan kelumpuhan, sesak napas, hingga kematian.
2. Disabilitas muskuloskeletal
Disabilitas muskuloskeletal merupakan tunadaksa yang dapat memengaruhi tulang, otot, dan sendi. Berikut ini contohnya:
- Amputasi atau kehilangan anggota tubuh
Orang dengan amputasi atau kehilangan anggota tubuh mengalami keterbatasan fisik akibat hilangnya satu atau lebih bagian tubuh. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, komplikasi medis seperti diabetes, atau kelainan bawaan.
- Distrofi otot
Merupakan kelompok penyakit otot yang secara perlahan membuat otot makin melemah, sehingga kehilangan kekuatan dan fungsinya. Gangguan otot yang satu ini bisa dialami siapa saja, termasuk anak yang baru lahir.
- Osteoarthritis (pengapuran sendi)
Osteoarthritis merupakan radang sendi yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan, sehingga menimbulkan nyeri, sakit, atau kaku sendi. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang di atas usia 70 tahun, baik wanita maupun pria.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua apabila memiliki anak disabilitas. Simak selengkapnya, berikut ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua dengan Anak Disabilitas.
Apa Kata Riset Mengenai tunadaksa?
Menurut jurnal berjudul Determinants of Quality of Life on Persons with Physical Disability yang dipublikasikan oleh Journal of Social Research (2023), penyandang tunadaksa (disabilitas fisik) tidak hanya memiliki keterbatasan fungsional, tetapi juga memiliki lebih banyak risiko terkait masalah kesehatan dan hambatan sosial yang dihadapi, jika dibandingkan dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas.
Oleh karena itu, penyandang tunadaksa memerlukan dukungan penuh dari lingkungan sekitar.
Tak hanya alat bantu, mereka juga butuh lingkungan yang telah disesuaikan untuk mendukung mobilitas. Contohnya seperti jalur landai di tempat umum atau pegangan khusus di kamar mandi.
Itulah informasi mengenai pengertian, ciri-ciri, serta jenis tunadaksa. Memahami ciri-ciri ini dapat membantu masyarakat memberikan dukungan yang lebih baik kepada penyandang tunadaksa.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan lain seputar tunadaksa, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di Halodoc. Kamu bisa juga bertanya pada dokter mengenai bagaimana cara mengasuh dan merawat penyandang tunadaksa dengan baik.