Awas, Prosedur Amputasi Bisa Menyebabkan Hal Ini
Halodoc, Jakarta – Amputasi adalah prosedur yang dilakukan untuk “menyelamatkan” bagian tubuh tertentu, misalnya jari, lengan, atau kaki. Prosedur ini bertujuan untuk mengendalikan rasa sakit atau penyakit yang menyerang pada bagian tubuh tertentu.
Biasanya, amputasi dilakukan ketika bagian tubuh tertentu mengancam bagian tubuh lain, misalnya karena infeksi atau rusak. Hal itu membuat amputasi menjadi jalan keluar agar kerusakan pada bagian tubuh tersebut tidak menyebar dan menyebabkan kondisi yang lebih parah. Prosedur ini biasanya merupakan pilihan terakhir alias sudah tidak ada cara lain yang bisa diambil untuk mengatasi keluhan tersebut.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang harus menjalani amputasi, mulai dari cedera, luka yang tak kunjung sembuh dan bisa membahayakan, serangan binatang buas, hingga karena riwayat penyakit tertentu. Risiko amputasi menjadi lebih besar pada orang yang mengidap penyakit, seperti arteri perifer (PAD), diabetes, infeksi jaringan lunak, hingga sarkoma.
Baca juga: 6 Kondisi Medis yang Mengharuskan Amputasi
Ada beberapa gejala yang muncul sebagai tanda bahwa seseorang membutuhkan tindakan amputasi. Biasanya, amputasi dibutuhkan pada orang yang mengalami rasa sakit karena cedera yang parah, perdarahan, serta jaringan tubuh yang rusak atau remuk. Keputusan amputasi bisa diambil melalui perencanaan yang matang maupun dalam keadaan darurat untuk mengatasi kondisi tertentu.
Pada dasarnya, prosedur amputasi bisa menyebabkan seseorang mengalami beberapa hal. Prosedur amputasi yang direncanakan biasanya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Reaksi yang muncul sebagai dampak dari amputasi bisa beragam yang tergantung pada kondisi dan penyebab seseorang mengalami amputasi. Salah satu hal yang bisa terjadi adalah gangguan pada psikologis, seperti:
-
Penyangkalan
Saat harus menjalani amputasi, seseorang mungkin akan mengalami fase penyangkalan. Biasanya, bentuk penolakan yang dilakukan adalah enggak terlibat dalam diskusi atau menolak rencana amputasi yang akan dilakukan. Orang yang harus menjalani prosedur ini pun cenderung enggan untuk mencari tahu dan menanyakan seputar amputasi yang akan dilakukan.
Baca juga: Harus Tahu, Pertolongan Pertama pada Korban Amputasi
-
Marah
Seseorang yang baru saja menerima saran untuk menjalani amputasi biasanya menjadi lebih mudah marah. Kemarahan tersebut biasanya akan ditunjukkan ke tim dokter maupun keluarga yang ada di sekitar. Bahkan, orang yang dianjurkan untuk amputasi bisa merasa sangat marah jika harus mengingat apa yang sedang terjadi padanya.
-
Mencegah Amputasi
Seringnya orang yang harus menjalani amputasi melakukan proses negosiasi alias tawar menawar dengan tim dokter. Orang tersebut biasanya akan melakukan segala macam cara untuk mencegah operasi atau menundanya tanpa batas waktu dengan berbagai alasan yang tidak jelas.
-
Depresi
Setelah proses yang cukup panjang, orang yang disarankan untuk menjalani amputasi bisa saja mengalami depresi. Biasanya, depresi terjadi karena orang tersebut merasa tidak ada yang bisa menolong untuk mencegah amputasi terjadi. Hal itu juga membuat orang tersebut merasa waswas dan selalu memikirkan apa yang akan terjadi setelah proses amputasi. Pikiran-pikiran tersebut kemudian menumpuk dan menyebabkan seseorang mengalami depresi.
-
Penerimaan
Pada akhirnya, orang tersebut akan masuk pada tahap penerimaan bahwa amputasi memang harus dilakukan untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk. Biasanya, itu akan terjadi setelah orang tersebut menyadari dengan pasti bahwa amputasi adalah jalan terbaik yang bisa diambil.
Baca juga: Inilah Metode Penanganan Setelah Amputasi
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan