Benarkah Bayi Tidak Boleh Keluar Rumah sampai 40 Hari?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Desember 2021

“Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa bayi yang baru lahir tidak boleh dibawa keluar sebelum 40 hari. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk beristirahat terlebih dahulu hingga 40 hari demi memaksimalkan proses pemulihan. Selain itu, bayi yang baru lahir juga masih dalam masa perinatal, sehingga kondisinya belum stabil.”

Benarkah Bayi Tidak Boleh Keluar Rumah sampai 40 Hari?Benarkah Bayi Tidak Boleh Keluar Rumah sampai 40 Hari?

“Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa bayi yang baru lahir tidak boleh dibawa keluar sebelum 40 hari. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk beristirahat terlebih dahulu hingga 40 hari demi memaksimalkan proses pemulihan. Selain itu, bayi yang baru lahir juga masih dalam masa perinatal, sehingga kondisinya belum stabil.”

Halodoc, Jakarta – Masa nifas atau post partum merupakan masa pemulihan pascapersalinan hingga seluruh organ wanita kembali pulih. Masa nifas sendiri dimulai dari keluarnya plasenta saat persalinan hingga enam minggu setelah seorang wanita melahirkan. 

Ketika sedang menjalani masa nifas, ada banyak ‘tradisi’ yang perlu ibu ikuti. Salah satu yang sering ibu dengar mungkin adalah pantangan membawa keluar bayi yang baru lahir hingga 40 hari lamanya. Namun, apakah hal tersebut mitos belaka atau fakta? Yuk simak penjelasannya di sini!

Bertujuan untuk Membantu Proses Pemulihan

Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa bayi yang baru lahir tidak boleh dibawa keluar sebelum 40 hari. Dilansir dari salah satu media daring nasional, dokter spesialis kandungan, dr. Boy Abidin SpOG, memberitahu bahwa pantangan untuk mengajak keluar bayi baru lahir sebelum 40 hari sebenarnya hanyalah mitos belaka. 

Meski begitu, dokter tersebut menjelaskan bahwa tidak ada salahnya untuk beristirahat terlebih dahulu di rumah bersama bayi hingga 40 hari. Sebab, proses pemulihan setelah melahirkan biasanya terjadi sekitar 40 hari pasca persalinan.

Di samping itu, sebelum usia 40 hari, bayi sendiri masih dalam masa perinatal. Masa perinatal sendiri merupakan kondisi di mana bayi kemungkinan besar masih mengalami perubahan. Misalnya seperti kondisi tubuhnya yang belum stabil, sehingga bayi belum dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya.

“Jadi, sebaiknya 40 hari ibunya sudah kembali sehat, bayinya juga sudah dianggap lebih kuat. Karena selama 40 hari (pertama bayi), bayi diharapkan mendapatkan ASI yang mengandung antibodi untuk kekebalan tubuh bayi,” jelas dr. Boy. 

Maka, dapat disimpulkan bahwa ibu yang baru melahirkan memang disarankan untuk tidak keluar rumah selama masa nifas 40 hari. Sebab, ibu perlu mengurangi aktivitas dan memperbanyak istirahat. 

Sementara itu, keinginan untuk menjalankan pantangan tersebut sebenarnya kembali ke pilihan masing-masing. Namun, penting untuk memeriksakan kondisi terlebih dahulu kepada dokter spesialis, apakah aman atau tidak untuk keluar rumah bersama Si Kecil. 

Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Keluar Rumah

Jika ibu ingin keluar rumah dengan membawa bayi yang baru lahir dan dokter mengizinkan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Memperhatikan Cuaca

Pastikan untuk tidak keluar rumah saat cuaca sedang tidak bersahabat. Cuaca yang tidak mendukung (seperti terlalu panas atau hujan) dapat membuat Si Kecil rewel atau gelisah.

  1. Menyesuaikan Pakaian Si Kecil

Bayi yang baru lahir belum memiliki tubuh yang stabil, sehingga ibu perlu menyesuaikan pakaian Si Kecil dengan cuaca dan tempat yang dituju. Hindari memakaikan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca sedang hujan. Namun, ibu juga perlu menghindari pakaian yang terlalu tebal saat membawanya ke tempat yang hangat atau panas.

  1. Hindari Kerumunan

Sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir masih berkembang dan mungkin tak dapat melawan infeksi, termasuk virus COVID-19. Maka dari itu, hindarilah tempat yang ramai dan ibu perlu menjaga jarak setidaknya dua meter dengan orang lain. Di samping itu, ibu juga perlu membatasi pengunjung untuk keluarga atau teman-teman yang ingin menengok Si Kecil. 

Pastikan juga agar mereka yang datang berkunjung mencuci tangan sebelum bertemu dan menyentuh bayi. Tujuannya agar dapat menghindarkan ibu dan Si Kecil dari penularan penyakit.

Nah, itulah penjelasan mengenai mitos seputar larangan membawa bayi keluar sebelum 40 hari masa nifas. Hingga saat ini sebenarnya belum ada penjelasan medis terkait pantangan tersebut. Namun, hal tersebut penting dilakukan agar ibu dapat beristirahat guna membantu proses pemulihan selama masa nifas.

Boleh atau tidaknya keluar rumah bersama bayi sebelum usia 40 hari, sangat bergantung pada kondisi kesehatan ibu dan Si Kecil. Maka dari itu, jika memang harus atau ingin keluar rumah dan perlu membawa Si Kecil, pastikan untuk memeriksakan diri dan bayi dokter terlebih dahulu.

Melalui aplikasi Halodoc, ibu dapat membuat janji dengan dokter spesialis kandungan di rumah sakit pilihan guna memeriksakan kondisi. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang!

Referensi:

KidsHealth. Diakses pada 2021. When Can I Take My Newborn Out in Public?
Kumparan. Diakses pada 2021. Bayi Dilarang Keluar Rumah Sebelum Berusia 40 Hari, Mitos atau Fakta?
Tempo. Diakses pada 2021. Mitos Seputar Masa Nifas, Kenapa Tak Boleh Keluar Rumah 40 Hari?
Healthline. Diakses pada 2021. 30 Facts About Pregnancy

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan