Benarkah Infeksi COVID-19 Picu Penyusutan dan Penurunan Kognitif Otak?
“Dari penelitian yang baru-baru ini ditemukan, COVID-19 ternyata dapat memengaruhi struktur otak, termasuk pada pengidap dengan gejala ringan. Bukan itu saja, area otak yang terkait dengan penciuman dan memori juga terpengaruh oleh infeksi.”

Halodoc, Jakarta – COVID-19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan pengidapnya. Bukan itu saja, baru-baru ini terungkap bahwa infeksi COVID-19 juga dapat memengaruhi otak pengidapnya. Coronavirus jenis SARS-CoV-2 penyebab penyakit ini, dinilai dapat mengakibatkan penyusutan dan penurunan kognitif otak.
Lantas, bagaimana terjadinya kedua proses tersebut?
Penyusutan Otak pada Pengidap COVID-19
Melansir dari jurnal berjudul SARS-CoV-2 is associated with changes in brain structure in UK Biobank, kerusakan akibat COVID-19 terjadi di luar perubahan struktur otak yang biasanya terjadi secara alamiah seiring bertambahnya usia.
Melalui pemindaian, peneliti menemukan perubahan pada pasien termasuk pengurangan ketebalan materi abu-abu di korteks orbitofrontal yang terkait dengan indra penciuman. Selain itu, bagian otak gyrus parahippocampal yang terkait dengan memori peristiwa juga ikut terpengaruh.
Pemindaian juga mengungkapkan bukti kerusakan jaringan otak di area yang terkait dengan korteks penciuman (berhubungan dengan penciuman), pengurangan volume seluruh otak, dan peningkatan volume cairan serebrospinal. Atrofi otak kecil juga terjadi, yang menyebabkan ukuran otak menciut, sehingga lebih kecil daripada ukuran aslinya.
Sejumlah efek samping tersebut bahkan dialami oleh seorang pengidap yang tidak melakukan perawatan insentif di rumah sakit akibat infeksi COVID-19. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait dengan dampak jangka panjang dan proses pemulihan otak seperti sedia kala.
Penurunan Kognitif Otak pada Pengidap COVID-19
Ada studi menarik yang bisa kita simak menyoal hal ini. Studi tersebut dimuat dalam JAMA neurology, 8 Maret 2022, dengan judul “One-Year Trajectory of Cognitive Changes in Older Survivors of COVID-19 in Wuhan, China,”. Menurut periset Yu-Hui Liu, MD, PhD Yang Chen, MD, dkk. temuan dalam studi yang dilakukan pada 1438 penyintas berusia 60 tahun ke atas mengatakan, mereka mengalami gangguan kognitif terutama pada pengidap gejala berat, dibandingkan dengan peserta studi yang tidak terinfeksi selama periode tindak lanjut satu tahun.
Artinya, temuan menunjukkan bahwa penurunan kognitif jangka panjang adalah hal yang bisa saja terjadi setelah infeksi SARS-CoV-2. Menurut studi di atas, penurunan kognitif ini lebih berisiko terjadi pada pengidap dengan gejala berat.
Dari jurnal berjudul The ‘third wave’: impending cognitive and functional decline in COVID-19 survivors, risiko penurunan kognitif pada pengidap COVID-19 dapat terjadi akibat genetika, gaya hidup, penyakit inflamasi, dan riwayat infeksi maupun bakteri yang pernah dialami sebelumnya.
Dalam studi yang sama, peneliti mencatat beberapa faktor risiko lain yang turut berkontribusi, seperti:
- Berusia lanjut.
- Hipertensi sebanyak 40-60 persen.
- Diabetes sebanyak 20-40 persen.
- Obesitas sebanyak 40-50 persen.
- Perokok aktif.
Itulah penjelasan selengkapnya mengenai COVID-19 yang dapat memicu penyusutan dan penurunan kognitif otak pada penyintasnya.
Nah, untuk menunjang kesehatan otak, kamu perlu mengonsumsi sejumlah makanan sehat bergizi seimbang, seperti:
- Sayuran berdaun hijau.
- Ikan-ikanan.
- Buah berry.
- Teh dan kopi.
- Kacang kenari.
Kamu juga bisa mengonsumsi suplemen penunjang kesehatan yang dibutuhkan otak. Download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya!
Referensi: