Benarkah Pengidap GERD Mudah Terkena Kanker Esofagus?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Januari 2023
Benarkah Pengidap GERD Mudah Terkena Kanker Esofagus?Benarkah Pengidap GERD Mudah Terkena Kanker Esofagus?

“Terkadang komplikasi GERD dapat menyebabkan kondisi yang disebut esofagus Barrett. Nah, seseorang yang mengidap esofagus Barrett lebih berisiko memiliki kanker esofagus, dibandingkan orang yang hanya mengidap GERD.”

Halodoc, Jakarta - Kondisi naiknya asam lambung menuju kerongkongan menimbulkan reaksi heartburn pada dada. Naiknya asam lambung bisa menyebabkan peradangan pada saluran kerongkongan. Jika tidak segera ditangani, peradangan yang terjadi mengikis bagian kerongkongan dan menimbulkan luka pada saluran tersebut. Akibatnya, terjadi kerusakan jaringan kerongkongan, yang memicu terjadinya Barrett’s esophagus atau kerusakan pada bagian bawah saluran esofagus.

Keadaan ini berupa timbulnya jaringan yang mirip dengan jaringan yang berada di lapisan usus pada kerongkongan, sering dikaitkan dengan pemicu kanker. Nah, orang-orang yang memiliki riwayat GERD dan Barrett’s esophagus berisiko terhadap kanker esofagus, dibandingkan dengan orang yang hanya mengidap GERD. 

Hubungan GERD dan Kanker Esofagus

Penyakit asam lambung ditandai dengan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, setelah kamu mengonsumsi makanan tertentu. Kebanyakan orang mungkin pernah mengalami asam lambung naik. Jika seseorang mengalami GERD kronis, maka ia berisiko terkena kanker esofagus atau kanker kerongkongan.

Kerongkongan atau esofagus merupakan tabung panjang yang membawa makanan dari tenggorokan ke perut. Ketika seseorang mengalami GERD, asam dari perut naik ke esofagus. Seiring waktu, kondisi tersebut dapat merusak jaringan kerongkongan dan meningkatkan risiko terkena kanker di kerongkongan.

Ada dua jenis utama kanker esofagus, yaitu adenokarsinoma dan sel skuamosa. Penyakit GERD sedikit meningkatkan risiko seseorang terkena kanker esofagus jenis adenokarsinoma. 

Belum diketahui secara pasti apakah GERD menyebabkan kanker esofagus. Namun, orang yang sering mengalami GERD berada pada risiko yang sedikit tinggi untuk mengalami kanker esofagus.

GERD menyebabkan asam lambung keluar dan masuk ke bagian bawah kerongkongan. Sementara perut memiliki lapisan yang melindunginya dari asam, tapi kerongkongan tidak memiliki pelindung. Hal ini berarti bahwa asam dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel jaringan di kerongkongan. 

Terkadang kerusakan akibat asam lambung naik dapat menyebabkan kondisi yang disebut esofagus Barrett. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan di kerongkongan diganti dengan jaringan yang mirip dengan apa yang ditemukan di lapisan usus. Terkadang sel-sel ini berkembang menjadi sel prakanker. 

Meskipun esofagus Barrett dikaitkan dengan risiko kanker esofagus yang lebih tinggi, sebagian besar orang yang memiliki kondisi ini tidak pernah mengembangkan kanker esofagus. Namun, seseorang yang memiliki GERD dan esofagus Barrett lebih berisiko memiliki kanker esofagus dibandingkan orang yang hanya mengidap GERD.

Cara Mencegah Kanker Esofagus

Kamu perlu tahu, kanker esofagus mengalami perkembangan yang lambat, sehingga gangguan kesehatan ini tidak menimbulkan gejala sampai pada tahapan atau stadium lanjut. Inilah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama apabila kamu sering mengalami refluks asam lambung.

Tidak semua orang yang memiliki GERD mengalami kanker pada bagian esofagus. Kondisi ini hanya berdasarkan hasil pemeriksaan atau keadaan nyata bahwa sebagian besar pengidap kanker esofagus, berawal dari naiknya asam lambung pada saluran kerongkongan.

Lalu, bagaimana tindakan pencegahan yang bisa dilakukan bagi pengidap GERD agar terhindar dari risiko kanker esofagus? Berikut ini cara yang bisa dilakukan:

1. Hindari Alkohol dan Rokok

Menghentikan asupan alkohol dan rokok menjadi salah satu cara tepat yang bisa kamu lakukan untuk mencegah penyakit kanker esofagus. Jadi, tunggu apalagi? Terapkan gaya hidup sehat mulai sekarang. Jangan bingung untuk mengatasi kebiasaan merokok atau pengonsumsian alkohol, kamu bisa bertanya langsung pada dokter untuk mendapatkan tips yang tepat.

2. Rutin Berolahraga

Jangan lupa untuk melakukan olahraga secara rutin. Kondisi ini dinilai cukup efektif untuk mengontrol berat badan dan terhindar dari kondisi obesitas. Obesitas menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kanker esofagus.

3. Menjalani Pola Makan Tepat

Selain gaya hidup sehat, menjalankan pola makan tepat juga membantu kamu menurunkan risiko kanker esofagus. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah agar risiko kanker esofagus semakin menurun.

4. Atasi GERD yang Kamu Alami

Jika kamu memiliki penyakit GERD, sebaiknya rawat kondisi ini agar tidak mudah kambuh. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari risiko kanker esofagus.

Sebaiknya jangan sepelekan kondisi GERD yang terjadi terus menerus. Kanker esofagus tidak menunjukkan gejala apa pun di awal stadium penyakit. Untuk itu, jika GERD yang kamu alami disertai dengan kesulitan menelan, penurunan berat badan dan nafsu makan, batuk, hingga perdarahan dari esofagus, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan penyakit yang kamu alami.  Kamu juga bisa memilih dokter spesialis terbaik. Cukup download Halodoc untuk mencari dokter rekomendasi terbaik, berikut diantaranya:

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RSUP Persahabatan, RS Premier Jatinegara. dr. Haris Maruli mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Premier Jatinegara dan RS Siloam TB Simatupang. dr I Gusti Ngurah Gunawan Wibisana mendapatkan gelar kedokterannya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006 dan mendapatkan gelar spesialisnya di Universitas yang sama pada tahun 2013. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia bisa memberikan layanan medis terkait Bedah Onkologi.

  • Dr. dr. I Ketut Widiana, Sp.B(K)Onk

Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Surya Husadha Denpasar Bali. dr. I Ketut Widiana mendapatkan gelar kedokteran setelah menamatkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.

Yuk, selalu disiplin menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat agar terhindar dari risiko kanker!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Esophageal Cancer and Acid Reflux.
Memorian Sloan Kettering Cancer Center. Diakses pada 2023. Esophageal Cancer.
American Cancer Society. Diakses pada 2023. Esophagus Cancer.

Diperbarui pada 19 Januari 2023. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan