Benarkah Penyakit Jantung Bawaan Perlu Jalani Transplantasi?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Februari 2023

“Perawatan untuk penyakit jantung bawaan tergantung akan bervariasi. Meski begitu, apabila prosedur operasi atau perawatan lainnya tidak membuahkan hasil, transplantasi jantung dapat menjadi pilihan.”

Benarkah Penyakit Jantung Bawaan Perlu Jalani Transplantasi?Benarkah Penyakit Jantung Bawaan Perlu Jalani Transplantasi?

Halodoc, Jakarta – Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kelainan atau cacat pada struktur jantung sejak seseorang lahir. Misalnya, seperti adanya lubang pada dinding jantung, masalah dengan pembuluh darah, dan masalah pada katup jantung.

Umumnya penyakit ini terdeteksi sejak dini, bahkan dari sebelum bayi lahir. Namun terkadang, PJB tidak terdiagnosis hingga masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa.

Beberapa kasus penyakit jantung bawaan umumnya sederhana dan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, pada kasus yang parah, kelainan ini dapat mengancam keselamatan jiwa pengidapnya. Untuk pengobatannya sendiri, ada sejumlah metode medis yang dapat dilakukan. Namun, banyak orang berpikiran kalau para pengidap penyakit jantung bawaan sudah pasti memerlukan transplantasi. 

Hal ini sampai sekarang masih perdebatan, sehingga tidak ada salahnya untuk mengetahui faktanya. 

Dibutuhkan jika Perawatan Lain Tidak Membuahkan Hasil 

Perawatan untuk penyakit jantung bawaan tergantung akan bervariasi. Sebab, hal ini akan bergantung pada cacat spesifik pada pengidapnya. Sebagian besar masalah penyakit jantung bawaan adalah kelainan jantung ringan dan biasanya tidak perlu diobati. Meski begitu, kemungkinan besar pengidapnya akan melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kesehatan dalam pengaturan rawat jalan sepanjang hidup pengidapnya.

Sementara itu, cacat jantung yang lebih parah biasanya memerlukan pembedahan atau intervensi kateter (di mana tabung berongga tipis dimasukkan ke dalam jantung melalui arteri). Selain itu, pemantauan jantung jangka panjang ketika pengidap penyakit jantung bawaan dewasa oleh spesialis penyakit jantung bawaan juga dibutuhkan. Dalam beberapa kasus, obat dapat digunakan untuk meredakan gejala atau menstabilkan kondisi sebelum dan/atau setelah operasi atau intervensi.

Penggunaan obat tersebut mungkin termasuk obat golongan diuretik (tablet air) yang bermanfaat untuk sejumlah hal. Mulai dari mengeluarkan cairan dari tubuh dan mempermudah pernapasan, dan obat lain, digoksin untuk memperlambat detak jantung dan meningkatkan kekuatan fungsi pemompaan jantung.

Meski begitu, apabila prosedur operasi atau perawatan lainnya tidak membuahkan hasil,  transplantasi jantung dapat menjadi pilihan. Transplantasi untuk penyakit jantung bawaan (PJB) mungkin diperlukan untuk berbagai indikasi termasuk kegagalan pompa tipikal, aritmia yang sulit diatasi, atau, yang menjadi indikasi paling umum, kegagalan paliasi ventrikel tunggal.

Penjelasan Mengenai Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung memberi pasien penyakit jantung bawaan kesempatan untuk memiliki jantung normal dengan sirkulasi darah normal. Jika transplantasi berjalan lancar, fungsi jantung dan aliran darah akan lebih baik dari sebelumnya. Transplantasi jantung menggantikan jantung pasien dengan jantung donor. Kemudian, dokter akan mengeluarkan jantung pasien dengan memotong aorta, arteri pulmonalis utama dan vena cava superior dan inferior, dan membagi atrium kiri. Meninggalkan dinding belakang atrium kiri dengan bukaan vena pulmonalis di tempatnya. 

Dokter bedah akan menghubungkan jantung donor dengan menjahitnya pada vena cava donor, aorta, arteri pulmonalis, dan atrium kiri penerimanya. Pada pasien dengan penyakit jantung bawaan, ahli bedah dapat melakukan transplantasi paru-paru dan jantung secara bersamaan.

Hal yang Perlu Diperhatikan 

Jantung donor dicocokkan dengan penerima berdasarkan golongan darah dan ukuran tubuh. Sebagai penerima transplantasi jantung, seseorang donor harus minum obat untuk mencegah sistem kekebalannya menolak jantung yang baru. Obat ini disebut obat imunosupresif. Agar efektif, dokter  akan menyeimbangkan dosis obat imunosupresif untuk mencegah penolakan jantung baru dengan risiko efek samping, termasuk infeksi atau kanker. 

Itulah penjelasan mengenai perdebatan apakah penyakit jantung bawaan memerlukan transplantasi. Penting bagi pengidap kondisi ini untuk memeriksakan kondisi kesehatannya secara berkala. Selain itu, pastikan juga untuk senantiasa memenuhi segala asupan nutrisi penting buat tubuh. Asupan tersebut dapat dipenuhi dari mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang atau suplemen kesehatan. 

Jika saat ini kamu membutuhkan suplemen kesehatan, kamu bisa cek kebutuhan vitamin dan suplemen melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantre lama di apotek. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 
NHS. Diakses pada 2023. Congenital heart disease. 
American Heart Association. Diakses pada 2023. Heart Transplant. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Congenital Heart Disease. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan