Benarkah Skizofrenia adalah Penyakit Turunan? Ini Faktanya
Skizofrenia bisa saja dipengaruhi oleh gen dari keluarga, tetapi lingkungan dan pengalaman hidup juga punya peran penting, jadi penyakit ini tidak selalu diwariskan langsung dari orang tua.

Daftar Isi:
- Apa Itu Skizofrenia?
- Faktor Genetik pada Skizofrenia
- Faktor Lingkungan pada Skizofrenia
- Gejala Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
- Bagaimana Diagnosis Skizofrenia Dilakukan?
- Penanganan Skizofrenia yang Tepat
- Dukungan Keluarga Sangatlah Penting
- Bisakah Skizofrenia Dicegah?
- Komplikasi Skizofrenia yang Mungkin Terjadi
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Skizofrenia adalah gangguan mental yang kompleks dan memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, serta bertingkah laku.
Kondisi ini kerap menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat, termasuk anggapan bahwa skizofrenia sepenuhnya merupakan penyakit turunan.
Sebenarnya, bagaimana fakta di balik hubungan skizofrenia dan faktor keturunan? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan jiwa kronis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, mengelola emosi, membuat keputusan, dan berhubungan dengan orang lain.
Ini adalah kondisi yang kompleks dan heterogen, yang berarti gejalanya dapat bervariasi dari orang ke orang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), skizofrenia memengaruhi sekitar 24 juta orang di seluruh dunia.
Faktor Genetik pada Skizofrenia
Memang benar bahwa, faktor genetik berperan dalam perkembangan skizofrenia. Orang yang memiliki anggota keluarga dekat dengan skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Namun, penting untuk dipahami bahwa skizofrenia bukanlah disebabkan oleh satu gen tunggal. Sebaliknya, diyakini bahwa kombinasi dari banyak gen yang berbeda, masing-masing dengan efek kecil, dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
Studi menunjukkan bahwa, jika seseorang memiliki saudara kandung atau orang tua dengan skizofrenia, risiko mereka terkena penyakit ini meningkat sekitar 10%. Jika kedua orang tua menderita skizofrenia, risiko meningkat menjadi sekitar 40%.
Meskipun angka-angka ini tampak tinggi, penting untuk diingat bahwa sebagian besar orang dengan riwayat keluarga skizofrenia tidak akan mengembangkan penyakit tersebut.
Faktor Lingkungan pada Skizofrenia
Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam perkembangan skizofrenia. Faktor-faktor ini termasuk:
- Komplikasi kehamilan dan persalinan: Komplikasi selama kehamilan atau persalinan, seperti kekurangan oksigen pada bayi, dapat meningkatkan risiko skizofrenia.
- Infeksi virus: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus selama masa kanak-kanak awal dapat meningkatkan risiko skizofrenia.
- Stres: Peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan orang yang dicintai, pelecehan, atau trauma, dapat memicu skizofrenia pada orang yang rentan.
- Penggunaan narkoba: Penggunaan narkoba tertentu, seperti ganja dan amfetamin, dapat meningkatkan risiko skizofrenia, terutama pada remaja dan dewasa muda.
- Lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang tidak mendukung atau penuh diskriminasi juga dapat memperburuk kondisi seseorang dengan skizofrenia.
Gejala Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
Gejala skizofrenia dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Gejala positif
Gejala positif adalah gejala yang tidak dialami oleh orang sehat, seperti halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada), delusi (keyakinan palsu yang tidak dapat digoyahkan), dan gangguan pikiran (kesulitan mengatur pikiran dan berbicara).
- Gejala negatif
Gejala negatif adalah gejala yang melibatkan hilangnya atau penurunan fungsi normal, seperti afek datar (ekspresi emosi yang terbatas), alogia (berkurangnya kemampuan berbicara), avolisi (kurangnya motivasi), dan anhedonia (ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan).
- Gejala kognitif
Gejala kognitif adalah gejala yang memengaruhi kemampuan berpikir, seperti kesulitan berkonsentrasi, memori yang buruk, dan kesulitan membuat keputusan.
Bagaimana Diagnosis Skizofrenia Dilakukan?
Diagnosis skizofrenia biasanya ditegakkan oleh dokter spesialis kejiwaan (psikiater) berdasarkan wawancara klinis, evaluasi psikologis, dan tinjauan riwayat medis. Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosis skizofrenia.
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia meliputi:
- Adanya dua atau lebih gejala berikut selama periode satu bulan: halusinasi, delusi, gangguan pikiran, perilaku katatonik (perilaku aneh atau tidak biasa), dan gejala negatif.
- Gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan.
- Gejala berlangsung selama setidaknya enam bulan.
Penanganan Skizofrenia yang Tepat
Skizofrenia adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan jangka panjang. Penanganan yang efektif biasanya melibatkan kombinasi dari:
- Obat-obatan: Obat antipsikotik adalah pengobatan utama untuk skizofrenia. Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi gejala positif seperti halusinasi dan delusi.
- Terapi psikososial: Terapi psikososial, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi keluarga, dapat membantu orang dengan skizofrenia untuk mengatasi gejala mereka, meningkatkan keterampilan sosial, dan berfungsi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
- Rehabilitasi: Rehabilitasi dapat membantu orang dengan skizofrenia untuk mendapatkan kembali keterampilan yang hilang akibat penyakit mereka, seperti keterampilan pekerjaan dan keterampilan hidup mandiri.
Yuk, Kenali Jenis Obat Skizofrenia yang Umumnya Dokter Resepkan
Dukungan Keluarga Sangatlah Penting
Keluarga memainkan peran penting dalam membantu orang dengan skizofrenia untuk pulih. Dukungan keluarga dapat mencakup:
- Memberikan dukungan emosional: Mendengarkan, memahami, dan menerima orang dengan skizofrenia dapat membantu mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dan mengurangi stres.
- Membantu mereka untuk minum obat secara teratur: Mengingatkan mereka untuk minum obat dan membantu mereka mengatasi efek samping dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.
- Mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam terapi: Mendukung mereka untuk menghadiri sesi terapi dan membantu mereka mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari dapat meningkatkan efektivitas terapi.
- Menciptakan lingkungan yang stabil dan suportif: Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas stres dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Bisakah Skizofrenia Dicegah?
Karena penyebab pasti skizofrenia belum diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit ini. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko:
- Menghindari penggunaan narkoba: Penggunaan narkoba, terutama pada remaja dan dewasa muda, dapat meningkatkan risiko skizofrenia.
- Mengelola stres: Belajar untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, bermeditasi, atau menghabiskan waktu di alam, dapat membantu mengurangi risiko skizofrenia.
- Mencari bantuan dini jika mengalami gejala: Jika mengalami gejala skizofrenia, seperti halusinasi atau delusi, penting untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin. Penanganan dini dapat meningkatkan peluang pemulihan.
Komplikasi Skizofrenia yang Mungkin Terjadi
Skizofrenia yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:
- Masalah kesehatan mental lainnya: Depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan penggunaan zat.
- Masalah sosial: Isolasi sosial, kesulitan dalam hubungan, dan diskriminasi.
- Masalah pekerjaan: Kesulitan untuk bekerja atau bersekolah.
- Tunawisma: Orang dengan skizofrenia lebih mungkin menjadi tunawisma.
- Bunuh diri: Orang dengan skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Halusinasi atau delusi.
- Gangguan pikiran atau kesulitan berbicara.
- Perubahan perilaku yang signifikan.
- Penurunan fungsi sosial atau pekerjaan.
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Diagnosis dan penanganan dini dapat membantu mengurangi dampak skizofrenia dan meningkatkan kualitas hidup.
Kesimpulan
Skizofrenia adalah gangguan mental kompleks yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Meskipun riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko, bukan berarti seseorang pasti akan mengembangkan penyakit ini.
Mengenali gejala, mencari diagnosis dini, dan mendapatkan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup.
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan. Konsultasi dengan psikolog dan psikiater kini lebih mudah serta praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


