Bisakah Gangguan Bicara Disartria Disembuhkan?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Februari 2019
Bisakah Gangguan Bicara Disartria Disembuhkan?Bisakah Gangguan Bicara Disartria Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu, untuk dapat berbicara dengan jelas, kita memerlukan koordinasi yang baik dari otot-otot di bibir, lidah, pita suara, dan diafragma. Bila otot-otot tersebut mengalami gangguan, maka dapat menyebabkan seseorang tidak mampu berbicara dengan baik. Kondisi itulah yang terjadi pada pengidap disartria.

Disartria merupakan gangguan bicara di mana terdapat kelainan pada sistem saraf yang memengaruhi otot yang berfungsi untuk berbicara. Walaupun disartria tidak memengaruhi tingkat kecerdasan dan pemahaman pengidap, namun pengidap tetap berisiko memiliki gangguan dalam kedua hal tersebut. Kabar baiknya, disartria masih bisa disembuhkan. Simak cara mengatasi gangguan bicara disartria di sini, agar pengidap bisa berbicara lebih baik.

Baca juga: 10 Gejala Umum pada Orang yang Mengidap Disartria

Penyebab Disartria

Pengidap disartria sulit untuk mengontrol otot-otot bicaranya karena bagian otak dan sistem saraf yang mengontrol pergerakan otot-otot tersebut tidak berfungsi secara normal. Ada banyak kondisi medis yang bisa memicu timbulnya gangguan tersebut, antara lain:

  • Berbagai masalah pada otak, seperti cedera kepala, infeksi otak, tumor otak, dan lumpuh otak (cerebral palsy)

  • Stroke

  • Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, multiple sclerosis, dan myasthenia gravis

  • Penyakit turunan, seperti penyakit Huntington dan penyakit Wilson

  • Penyakit Parkinson

  • Bell’s Palsy

  • Cedera pada lidah

  • Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Baca juga: Mengapa Stroke Bisa Sebabkan Gangguan Bicara Disartria?

Berdasarkan lokasi kerusakan yang menjadi penyebab terjadinya disartria, gangguan bicara ini juga bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Disartria spastik. Jenis ini paling sering terjadi. Penyebab disartria spastik adalah adanya kerusakan pada otak besar. Kerusakan tersebut biasanya disebabkan oleh trauma kepala berat.

  • Disartria ataksik. Jenis disartria ini muncul akibat adanya peradangan pada otak kecil (serebelum) yang mengatur kemampuan berbicara.

  • Disartria hipokinetik. Kerusakan yang menyebabkan disartria hipokinetik terjadi di salah satu bagian otak yang bernama ganglia basal. Salah satu penyakit yang bisa menyebabkan disartria hipokinetik adalah penyakit Parkinson.

  • Disartria diskinetik dan distonik. Penyebab disartria ini adalah adanya kelainan pada sel-sel otot yang berperan pada kemampuan berbicara. Contohnya, penyakit Huntington.

  • Disartria Flaksid. Disartria flaksid terjadi akibat kerusakan pada batang otak atau saraf tepi. Disartria jenis ini biasanya dialami oleh pengidap penyakit Lou Gehrig, tumor pada saraf tepi, dan pengidap myasthenia gravis.

  • Disartria campuran. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengidap beberapa jenis disartria sekaligus. Penyebab disartria campuran adalah kerusakan pada jaringan saraf yang menyebar luas, seperti pada cedera kepala berat, ensefalitis, atau stroke.

Cara Mengobati Disartria

Pengobatan disartria sebenarnya bervariasi, tergantung pada penyebab, tingkat keparahan gejala, dan jenis disartria yang diidap. Tujuan pengobatan disartria lebih difokuskan untuk mengatasi penyebabnya. Jadi, bila disartria disebabkan oleh tumor, maka dokter akan menganjurkan pengidap untuk menjalani operasi pengangkatan tumor. Sedangkan untuk memperbaiki kemampuan berbicara pengidap, sejumlah terapi bisa dilakukan. Terapi yang diberikan kepada pengidap akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan disartria.

  • Terapi untuk berbicara lebih keras

  • Terapi untuk memperlambat kemampuan berbicara

  • Terapi untuk melatih otot mulut lebih kuat

  • Terapi untuk berbicara dengan perkataan dan kalimat yang lebih jelas

  • Terapi untuk memperlincah gerakan lidah dan bibir.

Selain dengan meningkatkan kemampuan berbicara, pengidap juga bisa dilatih untuk menggunakan bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi lebih baik lagi.

Beberapa cara berikut bisa dilakukan pengidap disartria untuk membantu memperlancar komunikasi:

  • Katakan terlebih dahulu satu topik yang ingin dibicarakan sebelum menjelaskannya secara keseluruhan dengan kalimat. Ini memudahkan lawan bicara untuk tahu topik apa yang sedang dibicarakan pengidap.

  • Tanyakan kepada lawan bicara apakah ia benar-benar mengerti apa yang kamu katakan atau tidak.

  • Sebaiknya jangan banyak bicara ketika sedang lelah, karena tubuh yang lelah akan membuat pembicaraan menjadi lebih sulit dimengerti.

  • Berbicaralah dengan lambat dan gunakan jeda, sehingga lawan bicara dapat lebih mengerti apa yang kamu bicarakan.

  • Bantu pembicaraan dengan menunjuk benda, menggambar, ataupun lewat tulisan.

Baca juga: Cara Atasi Disartria pada Si Kecil

Nah, itulah cara-cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bicara pengidap disartria. Bila ingin mengetahui lebih lanjut seputar gangguan bicara ini, tanyakan saja langsung kepada dokter Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.