Bisakah Sindrom Peter Pan Disembuhkan?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Juni 2020
Bisakah Sindrom Peter Pan Disembuhkan? Bisakah Sindrom Peter Pan Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta – Jika pernah menonton film Peter Pan, pasti kamu sudah paham betul dengan tokoh yang satu ini. Peter Pan digambarkan sebagai anak laki-laki yang tidak akan tumbuh dewasa. Walaupun tokoh ini cuma fiksi, ternyata ada kondisi medis yang disebut sindrom Peter Pan. 

Jika dilihat dari fisiknya, pengidap sindrom Peter Pan tumbuh dewasa layaknya orang normal. Meskipun fisiknya telah dewasa, pola perilaku yang dimiliki oleh pengidap sindrom Peter Pan masih seperti anak-anak. Kondisi ini dapat mengganggu hubungannya dengan orang lain dan memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Lantas, apakah sindrom Peter Pan bisa disembuhkan?

Baca juga: Dukungan Orang Terdekat Pengaruhi Pengobatan Sindrom Peter Pan

Apakah Sindrom Peter Pan Bisa Disembuhkan?

Sayangnya, sindrom Peter Pan sulit disembuhkan sepenuhnya. Namun, tersedia sejumlah terapi untuk meningkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan kesejahteraan emosionalnya. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar amat penting bagi pengidap sindrom Peter Pan. Keluarga diharapkan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah pengidap tapi tidak memberikan intervensi yang berlebihan. Keluarga juga harus selalu berikan motivasi agar mereka lebih berani untuk menunjukkan perubahan yang positif.

Melansir dari Psychology Pedia, psikolog bertanggung jawab untuk mengevaluasi kondisi pengidap secara spesifik dan menawarkan perawatan yang paling tepat sesuai dengan kasusnya. Terapi difokuskan untuk memperbaiki kemampuan kognitif, ketika ide-ide irasional pengidap akan dibahas dan dimodifikasi oleh orang lain agar pengidap dapat beradaptasi dengan lebih baik.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Pengidap Sindrom Peter Pan Menemui Psikolog?

Mengapa Seseorang Dapat Mengalami Sindrom Peter Pan?

Dilansir dari Healthline, sindrom Peter Pan tidak disebabkan oleh satu permasalahan saja. Kondisi ini kemungkinan sebagai hasil dari pola asuh semasa kecil. Pasalnya, gaya pengasuhan tertentu bisa menyebabkan seseorang tidak mempelajari keterampilan hidup orang dewasa dan menghindari tanggung jawab. 

Pengidap sindrom Peter Pan umumnya memiliki orang tua yang sangat protektif atau permisif. Orang tua yang terlalu permisif tidak akan memberi batasan apa pun kepada anaknya. Akibatnya, seorang anak tumbuh dengan rasa percaya bahwa ia bisa melakukan yang diinginkannya. Orang tua yang permisif juga tidak akan menegur atau memberi konsekuensi ketika anak melakukan kesalahan. Bahkan, tak sedikit orang tua yang suka menutupi atau mengatasi kesalahan yang diperbuat oleh sang anak. 

Akibat pola pengasuhan ini, pengidap sindrom Peter Pan merasa tidak siap untuk memikul tanggung jawab yang besar saat dewasa. Mereka cenderung merasa cemas, takut, tidak mampu, dan tidak percaya diri. Akibatnya, mereka berperilaku layaknya anak kecil untuk melindungi diri. Tekanan mental yang berat ini memicu rasa “ingin kabur dari tanggung jawab” dan membuat pengidapnya ingin kembali ke masa kanak-kanak yang tidak memiliki beban hidup.

Baca juga: Ketahui Pola Asuh Anak yang Tepat agar Tidak Terkena Sindrom Peter Pan

Apabila kamu menemukan tanda-tanda sindrom Peter Pan dari pasangan atau anggota keluarga, sebaiknya segera kunjungi dokter atau psikolog untuk diperiksa lebih lanjut. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc.  Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Referensi:
Psychology Pedia. Diakses pada 2020. Peter Pan Syndrome: Symptoms And Treatment.
Healthline. Diakses pada 2020. Peter Pan Syndrome: When People Just Can't Grow Up.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan