Halodoc, Jakarta – Kusta memiliki beberapa nama lain seperti lepra dan penyakit Hansen atau Morbus Hansen. Ini adalah infeksi bakteri kronis yang menyerang saluran pernapasan, jaringan kulit, dan saraf tepi.

Proses penyebarannya melalui percikan air liur atau dahak dari pengidap. Gejalanya berupa mati rasa pada kaki dan tungkai, serta lesi kulit. Jika dibiarkan, pengidapnya berisiko mengalami cacat seumur hidup.

Bakteri penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Untuk membunuh bakteri dan mengobati kusta, pengidapnya bisa melakukan terapi MDT. Praktiknya dilakukan dengan mengombinasikan beberapa jenis obat.

Langkah Tepat Mengobati Kusta

Sebelum menentukan jenis obat yang cocok, dokter akan menentukan diagnosis penyakit. Caranya dengan menanyakan riwayat kesehatan medis dan memeriksa kondisi kesehatan pengidap.

Jika dibutuhkan, pemeriksaan fisik dan laboratorium akan dilakukan guna memastikan diagnosis penyakit. Jika kemungkinannya tinggi, pemeriksaan dilanjutkan dengan bakterioskopik.

Ini merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan kulit. Kemudian, sampel tersebut akan diperiksa di bawah mikroskop. Tujuannya untuk melihat adanya bakteri penyebab kusta.

Prosedur penunjang lainnya adalah histopatologis. Ini adalah tes yang bertujuan untuk melihat adanya perubahan jaringan karena infeksi. Selanjutnya, pemeriksaan dilanjutkan dengan serologis untuk mengetahui reaksi antibodi.

Setelah memastikan adanya bakteri penyebab kusta, dokter akan menentukan proses pengobatan. Umumnya dengan terapi MDT yang dilakukan dalam kisaran waktu 6 bulan sampai 1 hingga 2 tahun.

Durasi pengobatan akan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pengidap.

Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam terapi MDT, antara lain:

1. Rifampicin

Rifampisin adalah salah satu jenis antibiotik. Cara kerjanya dengan menghambat pertumbuhan Mycobacterium lepra di dalam tubuh.

Obat berbentuk kapsul ini perlu kamu konsumsi satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. 

Jika muncul rasa tidak nyaman atau sakit mag, obat boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Efek samping lain setelah penggunaan, yakni perubahan warna urine, demam, dan menggigil.

2. Clofazimine

Clofazimine juga termasuk ke dalam obat antibiotik. Cara kerjanya sama dengan rifampisin, yakni menghambat pertumbuhan Mycobacterium lepra di dalam tubuh. Obat biasanya diresepkan bersamaan dengan kortison.

Tujuan dari kombinasi penggunaan obat adalah mengatasi luka yang muncul pada kulit pengidap kusta.

Obat dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Penggunaannya pun harus sesuai resep agar gejala tidak bertambah parah.

3. Dapsone

Dapsone adalah antibiotik golongan sulfona. Obat bekerja dengan mengurangi peradangan dan menghentikan pertumbuhan Mycobacterium lepra.

Obat dikonsumsi sebanyak sekali sehari atau sesuai rekomendasi dokter. 

Dalam bentuk gel atau salep, pastikan untuk membersihkan area yang terinfeksi sebelum mengoleskan obat. Jangan lupa mencuci tangan terlebih dulu sebelum dan setelah menggunakannya.

Untuk hasil pengobatan yang maksimal, disarankan untuk mengonsumsi dan mengoleskan obat secara teratur. Lakukan di jam yang sama setiap hari.

Jika tak juga membaik, prosedur pembedahan kadang dibutuhkan. Pembedahan bertujuan untuk membantu memperbaiki saraf yang rusak.

Kegunaan lainnya, yakni mengembalikan bentuk tubuh penderita yang cacat agar mereka bisa beraktivitas normal seperti biasanya.

Jika gejala dibiarkan tanpa penanganan, ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, tungkai, lengan, kaki, dan mata. Komplikasinya bisa berupa kebutaan, rambut rontok, infertilitas, cacat wajah, dan gagal ginjal.

Jika ada hal yang ingin ditanyakan seputar cara mengobati kusta atau masalah kesehatan lain, kamu bisa tanya dokter dan lakukan janji medis di Halodoc untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, dan pola hidup sehat lainnya dengan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2023. Leprosy (Hansen’s Disease).

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Leprosy (Hansen’s Disease).