Calon Ibu Harus Tahu 6 Bahaya Hipertensi yang Mengancam

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juli 2022

“Kombinasi hipertensi dan kehamilan meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada janin. Beberapa di antaranya yaitu cedera pada organ, kelahiran prematur, dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.”

Calon Ibu Harus Tahu 6 Bahaya Hipertensi yang MengancamCalon Ibu Harus Tahu 6 Bahaya Hipertensi yang Mengancam

Halodoc, Jakarta – Tekanan darah pada ibu hamil normalnya berkisar antara 110/70 hingga 120/80 mmHg. Di atas itu, ibu hamil bisa bisa dinyatakan mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Hipertensi yang dialami selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan ibu secara menyeluruh. Kondisi ini juga meningkatkan risiko komplikasi yang berisiko membahayakan janin.

Bahaya Hipertensi Selama Masa Kehamilan

Di Amerika Serikat, tekanan darah tinggi terjadi pada 1 dari 12 hingga 17 kehamilan. Ini umum terjadi pada wanita berusia 20 hingga 44 tahun. Jika dibiarkan tanpa penanganan dampaknya yang terjadi meliputi:

1. Penurunan Aliran Darah ke Plasenta

Jika plasenta tidak mendapat cukup aliran darah, bayi berisiko kehilangan oksigen dan nutrisi. Keduanya sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang bayi dalam janin.

Jika alirannya berkurang, ini dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, berat badan bayi rendah, atau kelahiran prematur. Prematur dapat menyebabkan masalah pernapasan dan peningkatan risiko infeksi.

2. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terlepas dari rahim. Gejalanya berupa pendarahan dan sakit perut, terutama di trimester ketiga kehamilan. 

Ini perlu diatasi dengan baik berdasarkan intensitas keparahan dan usia kehamilan bayi. Jika tidak, penyakit meningkatkan risiko perdarahan hebat yang mengancam nyawa.

3. Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin

Pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) adalah kondisi ketika janin mengalami keterlambatan proses pertumbuhan. Ini menyebabkan ukuran janin tidak sama dengan usia kehamilan ibu.

IUGR terbagi dalam dua jenis yaitu:

  • IUGR simetris. Ini terjadi ketika semua bagian tubuh bayi berukuran sama kecil.
  • IUGR asimetris. Ini terjadi ketika kepala dan otak bayi berukuran sesuai sesuai, tetapi bagian tubuh bayi memiliki ukuran yang kecil.

4. Cedera pada Organ Dalam Tubuh 

Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik dapat mengakibatkan cedera pada organ dalam tubuh. Ini termasuk otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Dalam kasus yang parah, cedera pada organ dalam bisa mengancam jiwa.

5. Persalinan Prematur

Persalinan prematur jadi salah satu bahaya hipertensi pada ibu hamil. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan.

Persalinan prematur umumnya terjadi sebelum janin berusia 37 minggu. Ini meningkatkan risiko kesulitan bernapas, masalah penglihatan, dan keterlambatan pendengaran.

6. Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular 

Hipertensi yang dialami selama masa kehamilan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Apalagi jika ibu mengalaminya lebih dari satu kali.

Risikonya semakin tinggi jika ibu pernah mengalami persalinan prematur akibat hipertensi saat hamil. Dengan perawatan yang tepat, bahaya hipertensi ini dapat diminimalisir.

Hipertensi saat hamil sudah bisa didiagnosis sejak usia kehamilan menginjak 20 minggu. Dalam intensitas rendah, kondisi ini biasanya hilang setelah melahirkan.

Penting melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan guna menurunkan risiko gangguan kesehatan pada ibu dan janin. Segera tanya dokter jika mengalami keluhan dan atasi dengan langkah yang tepat.

Jika ibu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. High blood pressure and pregnancy: Know the facts.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. High Blood Pressure (Hypertension) During Pregnancy.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. High Blood Pressure During Pregnancy.