Cara Ajarkan Anak Menghadapi Cyber Bullying
“Sangat penting untuk mengajari anak cara menghadapi cyber bullying. Ingatkan ia bahwa orang tuanya akan selalu mendukungnya.”

Halodoc, Jakarta – Di era digital, banyak orang yang merasa berani mengusik, melecehkan, mengancam, dan mempermalukan orang lain di media sosial. Fenomena ini disebut cyber bullying. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Lantas, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak menghadapi cyber bullying? Yuk simak pembahasannya!
Tanda Anak Mengalami Cyber Bullying
Cyber bullying seringkali sulit dihindari, karena anak-anak zaman sekarang memiliki akses ke internet melalui gadget. Penting untuk memahami bahwa hal ini bisa menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan terkait stres lainnya.
Bahkan, anak juga bisa melakukan percobaan bunuh diri jika merasa sangat frustasi. Sayangnya, banyak anak-anak dan remaja yang mengalami cyber bullying tidak mau memberi tahu guru, atau orang tua, karena mereka merasa malu atau takut.
Oleh karena itu, orang tua harus tahu tanda-tanda anak mengalami kondisi ini. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Sering marah selama atau setelah menggunakan internet atau gadget.
- Menjadi sangat tertutup atau protektif terhadap kehidupan digital seseorang.
- Menghabiskan lebih banyak waktu dari biasanya di kamar mereka.
- Menarik diri dari atau kurang tertarik pada anggota keluarga, teman, dan aktivitas lainnya.
- Menghindari pertemuan sekolah atau kelompok.
- Perubahan suasana hati, perilaku, tidur, atau nafsu makan.
- Tiba-tiba ingin berhenti menggunakan gadget.
- Gugup atau gelisah saat menerima chat, notifikasi, atau email.
- Menghindari diskusi tentang aktivitas internet dan gadget.
Cara Mengajari Anak Menghadapi Cyber Bullying
Anak-anak mungkin tidak selalu mengenali ejekan sebagai intimidasi. Beberapa anak juga mungkin terlalu malu atau malu untuk membicarakannya dengan orang tua mereka.
Itulah sebabnya penting untuk membicarakan tentang cyber bullying dan dunia digital sebelum anak mulai berinteraksi dengan orang lain secara online.
Jika anak telah mengalami hal ini, coba beberapa hal berikut ini untuk mengajari anak menghadapinya:
- Segera Jauhi Gadget
Minta anak untuk segera menjauhi gadget jika mendapatkan ejekan di media sosialnya. Terus-menerus membaca kalimat-kalimat bully hanya akan memengaruhi kesehatan mental.
- Jangan Merespon
Beri tahu anak bahwa mendapatkan ejekan tentu akan membuat marah dan terluka. Namun, jangan pernah membalas perkataan perundung, dan abaikan saja ia.
Mengatakan sesuatu saat sedang marah seringkali hanya akan mendatangkan penyesalan. Selain itu, penindas dunia maya sering kali ingin mendapatkan reaksi dari korbannya. Jadi, ajari anak untuk tidak bereaksi apa-apa, untuk menegaskan bahwa rencana penindas gagal.
- Blokir Pengganggu
Ajari anak cara memblokir orang yang melakukan perundungan di media sosial. Singkirkan orang tersebut dari daftar teman. Bila perlu, hapus semua pesan yang dirasa mengganggu.
- Simpan Bukti
Jika perundubgan terus berlanjut, ajari anak untuk menyimpan semua bukti penindasan yang dilakukan pelaku. Ini bisa menjadi bukti penting untuk ditunjukkan kepada orang tua atau guru jika intimidasi tidak berhenti.
- Minta Anak untuk Selalu Terbuka
Mintalah anak untuk selalu terbuka pada orang tua saat ada masalah, termasuk saat menjadi korban perundungan digital. Katakan padanya bahwa ia tidak sendirian. Ada orang tua yang siap membela dan menjadi tempat ternyaman untuk bercerita tentang apapun.
- Beri Tahu Anak Bahwa Itu Bukan Salahnya
Korban perundungan sering merasa ada yang salah pada dirinya sehingga ia diolok-olok. Padahal, kenyataannya tidak selalu begitu. Jadi, beri tahu anak bahwa itu bukanlah salahnya. Bullying adalah tindakan kejahatan, dan tidak ada pembenaran yang bisa jadi alasan untuk melakukannya.
Mau tahu lebih jauh mengenai cyberbullying? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Cyberbullying: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya“.
Itulah beberapa cara mengajari anak menghadapi cyber bullying. Ingatkan selalu anak bahwa orang tuanya akan selalu ada untuknya. Jika orang tua butuh saran dari ahlinya, download Halodoc saja untuk bertanya pada psikolog anak melalui chat.


