Catat, Ini 3 Mitos dan Fakta seputar Aerophobia

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Desember 2022

“Kecemasan, ketakutan, dan kepanikan yang dialami oleh orang-orang dengan aerophobia bisa sangat parah, bahkan mengganggu aktivitas sehari-harinya. Kondisi ini pun bisa menyebabkan gangguan psikologis lainnya.”

Catat, Ini 3 Mitos dan Fakta seputar AerophobiaCatat, Ini 3 Mitos dan Fakta seputar Aerophobia

Halodoc, Jakarta –  Aerophobia adalah jenis fobia spesifik yang menyebabkan rasa takut terbang atau melakukan perjalanan udara.  Siapa saja yang memiliki kekhawatiran atau kecemasan berlebih saat melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, bisa dibilang mengidap aerophobia.

Orang yang mengidap aerophobia mengalami kecemasan yang terus-menerus dan intens saat berpikir tentang terbang atau ketika bepergian dengan pesawat. Supaya tidak salah kaprah, simak selengkapnya mitos dan fakta seputar aerophobia berikut ini!

Aerophobia Bukan Hanya Sekadar Kecemasan akan Penerbangan

Orang dengan kondisi ini memiliki ketakutan dengan berbagai aspek penerbangan, seperti lepas landas, mendarat, atau terkunci di dalam pesawat. Pengidapnya mungkin tahu kalau secara statistik menggunakan pesawat jauh lebih aman ketimbang transportasi lain, namun tetap saja takut untuk terbang. 

Kebanyakan orang dengan aerofobia sebenarnya tidak takut pesawat jatuh. Sebaliknya, pengidapnya mungkin takut akan kecemasan luar biasa yang muncul saat berada di pesawat. Antisipasi untuk terbang, atau memikirkan tentang terbang, seringkali sama mengganggunya dengan berada di dalam penerbangan itu sendiri.

Berikut beberapa fakta mengenai aerophobia:

1. Aerophobia adalah Kondisi Nyata

Ketakutan dan kecemasan adalah bagian umum dari kehidupan, dan banyak orang merasa tidak nyaman atau cemas dalam situasi tertentu atau di sekitar objek tertentu. Itulah sebabnya, terkadang banyak yang beranggapan kalau fobia terbang ini adalah bentuk umum dari rasa cemas, jadinya tidak perlu dianggap serius. 

Namun, kecemasan, ketakutan, dan kepanikan yang dialami oleh orang-orang dengan aerophobia bisa sangat parah dan hingga mengganggu aktivitas sehari-harinya. Bahkan ini sampai menyebabkan penghindaran situasi sosial, kecemasan dan kepanikan, dan gangguan psikologis lainnya.

2. Pemicunya Tidak Selalu Pengalaman Traumatis

Bisa jadi selama ini orang mengira kalau peristiwa traumatis yang berkaitan dengan terbang adalah pemicu dari kondisi ini. Padahal faktanya, pemicu kondisi ini tidak selalu berkaitan dengan penerbangan. Penyebab pasti rasa takut terbang tidak diketahui, tetapi sejumlah faktor berbeda mungkin berperan. 

Ketakutan individu yang mendorong terbentuknya fobia dipengaruhi oleh serangkaian faktor fisiologis, psikologis, dan sosial yang kompleks yang unik untuk setiap orang. Terkhusus untuk aerophobia, bisa jadi dipicu oleh menonton liputan berita tentang bencana penerbangan, orang tua yang juga takut terbang, ataupun anak-anak yang harus sering bepergian dengan pesawat untuk mengunjungi sanak saudara.

3. Dapat Disembuhkan

Kondisi ini semestinya bukanlah kondisi permanen. Kondisi ini dapat disembuhkan melalui pengobatan dan penanganan yang tepat.  Mempelajari tentang cara kerja pesawat terbang, mengapa turbulensi terjadi, dan apa arti berbagai suara dan gundukan dapat membantu membuat terbang menjadi tidak terlalu menakutkan.

Kemudian, mengidentifikasi pemikiran negatif dan mengenali kapan pikiran negatif tersebut muncul, lalu menggantinya  dengan yang lebih realistis dan membantu meringankan gejala. Pengidapnya juga perlu mengenali pemicu yang menyebabkan kekhawatiran berlebihan tersebut.

Kalau kamu punya pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini dan penanganannya, bisa kamu tanyakan langsung ke psikolog melalui aplikasi Halodoc. 

Beda Aerophobia dengan Kecemasan Biasa

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, kondisi ini berbeda dengan kecemasan pada umumnya. Supaya tidak salah paham, berikut ini adalah gejala dari aerophobia:

  • Tubuh panas dingin.
  • Sensasi tersedak.
  • Merasa sedih. 
  • Disorientasi.
  • Kulit memerah.
  • Tiba-tiba mengalami gangguan pencernaan.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Lekas marah.
  • Mual.
  • Tubuh gemetar.
  • Sesak napas.
  • Berkeringat.

Dalam beberapa kasus, orang dengan kondisi ini bahkan bisa mengalami serangan panik yang parah.  Kondisi aerophobia bisa berbeda pada tiap pengidapnya. Ada yang merasakan gejala saat hendak naik ke dalam pesawat, ada juga yang mulai merasa mual dan gejala-gejala lainnya saat berada di bandara. 

Itulah informasi mengenai mitos dan fakta seputar aerophobia. Dapatkan update terbaru seputar kesehatan dengan cara download aplikasi Halodoc ya!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Aerophobia (Fear of Flying).
The Recovery Village. Diakses pada 2022. 5 Common Myths About Phobias.
Very Well Mind. Diakses pada 2022. 
Aerophobia: The Fear of Flying
Choosing Therapy.com. Diakses pada 2022. Aerophobia (Fear of Flying): Symptoms, Treatments, & How to Cope.
Psycom. Diakses pada 2022. Aerophobia: The Fear of Flying.