Catat, Ini 7 Jenis Obat Gula Darah dan Efek Sampingnya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Desember 2022

“Obat gula darah bisa membantu mengelola diabetes 2 dengan cara menurunkan kadar glukosa darah, atau membantu tubuh melepaskan insulin. Ada berbagai jenis obat gula darah, mulai dari penghambat alfa-glukosidase sampai tiazolidindion.”

Catat, Ini 7 Jenis Obat Gula Darah dan Efek SampingnyaCatat, Ini 7 Jenis Obat Gula Darah dan Efek Sampingnya

Halodoc, Jakarta – Diabetes adalah kondisi yang menyebabkan tingginya kadar glukosa (gula) darah dalam tubuh. Bila tidak segera dikendalikan, gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang parah, bahkan mengancam jiwa.

Untungnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan pengidap diabetes untuk mengontrol penyakitnya tersebut. Perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga dan menjaga berat badan yang sehat adalah kunci untuk mengelola diabetes. 

Namun, pengidap juga perlu minum obat gula darah untuk menjaga kadarnya tetap stabil. Lantas, apa saja jenis obat gula darah dan efek sampingnya bagi tubuh?

Pilihan Obat Gula Darah dan Efek Sampingnya

Pengobatan diabetes yang akan diberikan dokter tergantung pada jenis diabetes yang dialami pasien. Bila kamu mengidap diabetes tipe 1, tubuh kamu tidak bisa menghasilkan insulin sendiri. Karena itu, pengobatan yang biasa diberikan adalah injeksi insulin untuk menggantikan insulin yang tidak bisa dihasilkan pankreas.

Sementara pada kasus diabetes tipe 2, tubuh menghasilkan insulin tapi tidak lagi mampu menggunakannya dengan baik. Jadi, tujuan pengobatan jenis diabetes tipe ini adalah untuk membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik atau menghilangkan kelebihan gula dari dalam darah. Karena itu, obat gula darah sering diberikan untuk mengendalikan diabetes tipe 2.

Berikut beberapa jenis obat gula darah dan efek samping yang bisa ditimbulkannya:

1. Penghambat alfa-glukosidase

Obat ini membantu tubuh kamu memecah makanan bertepung dan asupan gula meja, sehingga kadar gula darah bisa menurun. Contoh obat penghambat alfa-glukosidase, yaitu acarbose dan miglitol. Namun, obat gula darah ini bisa menimbulkan efek samping berupa perut bergas, sakit perut dan diare.

2. Biguanida

Obat ini menurunkan produksi glukosa yang dihasilkan oleh hati. Biguanida juga mengurangi jumlah glukosa yang diserap oleh usus, membantu otot menyerap glukosa, dan membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Contoh biguanida yang paling umum digunakan adalah metformin (Glumetza, Riomet, Riomet ER). Namun, obat gula darah ini bisa menimbulkan efek samping berupa mual, sakit perut, diare, dan pada kasus yang sangat jarang, penumpukan asam laktat (asidosis laktat) yang berbahaya.

3. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor

Penghambat DPP-4 ini digunakan untuk membantu mengurangi gula darah tanpa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah). Obat gula darah ini bekerja dengan cara memblokir enzim DPP-4. Enzim ini menghancurkan hormon yang disebut incretin, yang biasanya membantu tubuh memproduksi insulin saat dibutuhkan. Incretin juga menurunkan pengeluaran glukosa dari hati saat tubuh tidak membutuhkannya.

Obat ini juga bisa membantu pankreas membuat lebih banyak insulin. Contoh penghambat DPP-4, yaitu alogliptin (Nesina), alogliptin-metformin (Kazano), linagliptin (Tradjenta), linagliptin-empagliflozin (Glyxambi), dan masih banyak lagi. Kemungkinan efek samping yang bisa disebabkan obat gula darah ini, antara lain infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

4. Meglitinida

Obat ini membantu tubuh melepaskan insulin. Namun, meglitinida tidak bisa untuk semua pengidap. Pasalnya, dalam beberapa kasus, obat gula darah ini bisa menurunkan gula darah terlalu banyak, terutama pada orang yang mengidap penyakit ginjal lanjut. Contoh meglitinida, antara lain nateglinid (Starlix) dan repaglinid (Prandin).

5. Sodium-glucose transporter (SGLT) 2 inhibitors

SGLT 2 bekerja dengan cara mencegah ginjal menahan glukosa, sehingga meningkatkan jumlah glukosa yang bisa dikeluarkan oleh tubuh melalui urine. Namun, obat gula darah ini bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi jamur. Contoh SGLT 2, antara lain Canagliflozin (Invokana), Dapagliflozin (Farxiga), Empagliflozin (Jardiance), Ertugliflozin (Steglatro).

6. Sulfonilurea

Ini adalah obat diabetes tertua yang masih digunakan sampai sekarang. Sulfonilurea bekerja dengan cara merangsang pankreas dengan bantuan sel beta, sehingga organ tersebut bisa membuat lebih banyak insulin.

Obat-obatan ini termasuk glimepiride (Amaryl), glimepiride-pioglitazone (Duetact), gliklazid, dan glipizid. Kemungkinan efek samping dari sulfonilurea, yaitu hipoglikemia, penambahan berat badan, ruam kulit, mual atau muntah bila mengonsumsi alkohol.

7. Tiazolidindion

Tiazolidindion bekerja dengan menurunkan glukosa di hati. Obat gula darah ini juga membantu sel lemak menggunakan insulin lebih baik dengan menargetkan resistensi insulin.

Namun, tiazolidindion bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Jadi, bila dokter memberi kamu obat ini, ia akan memperhatikan fungsi jantung kamu selama perawatan. Selain itu, tiazolidindion juga bisa menimbulkan efek samping berupa penambahan berat badan, retensi cairan, peningkatan risiko patah tulang, dan peningkatan risiko kanker kandung kemih.

Itulah beberapa jenis obat gula darah dan efek sampingnya. Penting juga bagi pengidap diabetes untuk memeriksakan kondisi kesehatannya secara berkala ke dokter. Kamu bisa memeriksakan kondisi kesehatanmu dengan mudah dengan layanan Halodoc Home Lab melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. A Complete List of Diabetes Medications.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diabetes treatment: Medications for type 2 diabetes.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan