Advertisement

COVID Varian Baru: Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   16 Juli 2025

Varian baru COVID-19 terus berkembang dan penting untuk dikenali agar kamu bisa lebih waspada dan terlindungi.

COVID Varian Baru: Kenali Gejala dan Cara MencegahnyaCOVID Varian Baru: Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu COVID Varian Baru?
  2. Varian Omicron dan Subvarian
  3. Gejala COVID Varian Baru
  4. Penularan COVID Varian Baru
  5. Diagnosis COVID Varian Baru
  6. Pengobatan COVID Varian Baru
  7. Pencegahan COVID Varian Baru
  8. Vaksinasi dan Varian Baru
  9. Kapan Harus ke Dokter?

COVID-19 belum sepenuhnya hilang dari kehidupan kita, bahkan virus penyebabnya terus bermutasi menjadi varian-varian baru.

Salah satu varian yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah Omicron beserta subvariannya.

Varian baru ini cenderung memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dan kemampuan menghindari respons imun dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

Supaya kamu tetap terlindungi, penting banget untuk mengenali ciri-ciri varian baru, cara penularannya, dan langkah pencegahannya.

Apa Itu COVID Varian Baru?

COVID-19 terus bermutasi, menghasilkan varian-varian baru dari virus SARS-CoV-2. Varian baru COVID-19 adalah versi virus yang memiliki perubahan genetik signifikan dibandingkan dengan versi aslinya.

Mutasi ini dapat memengaruhi berbagai karakteristik virus, seperti kemampuan penularan, tingkat keparahan penyakit, dan efektivitas vaksin.

Varian Omicron dan Subvarian

Varian Omicron saat ini mendominasi sebagian besar kasus COVID-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Omicron memiliki banyak subvarian, seperti BA.4, BA.5, dan XE, yang terus berevolusi.

Subvarian ini seringkali menunjukkan peningkatan kemampuan penularan dan kemampuan untuk menghindari respons imun yang dihasilkan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

Gejala COVID Varian Baru

Gejala COVID varian baru mirip dengan gejala varian sebelumnya, tetapi ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan:

  • Demam atau menggigil.
  • Batuk.
  • Kelelahan.
  • Nyeri otot atau badan.
  • Sakit kepala.
  • Sakit tenggorokan.
  • Hidung tersumbat atau pilek.
  • Mual atau muntah.
  • Diare.
  • Kehilangan kemampuan mencium atau merasa (anosmia).

Beberapa studi menunjukkan bahwa varian Omicron cenderung menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian Delta, terutama pada individu yang telah divaksinasi.

Namun, gejala ringan tetap dapat menular dan menyebabkan komplikasi pada kelompok rentan.

Penularan COVID Varian Baru

Penularan COVID varian baru terjadi melalui cara yang sama dengan varian sebelumnya, yaitu melalui droplet atau partikel kecil yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernapas.

Varian dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi dapat menyebar lebih cepat dan efisien, bahkan dalam jarak yang lebih jauh.

Faktor-faktor yang memengaruhi penularan:

  • Kepadatan populasi.
  • Ventilasi yang buruk di ruang tertutup.
  • Tidak memakai masker.
  • Kurangnya kebersihan tangan.

Diagnosis COVID Varian Baru

Diagnosis COVID varian baru dilakukan melalui tes yang sama dengan varian sebelumnya, yaitu:

  • Tes PCR (Polymerase Chain Reaction): Tes ini mendeteksi materi genetik virus dalam sampel usap hidung atau tenggorokan. PCR dianggap sebagai standar emas dalam diagnosis COVID-19.
  • Tes Antigen: Tes ini mendeteksi protein virus dalam sampel usap hidung atau tenggorokan. Tes antigen lebih cepat dan murah daripada PCR, tetapi kurang sensitif.

Untuk mengidentifikasi varian spesifik, diperlukan pemeriksaan tambahan berupa whole genome sequencing.

Namun, genome sequencing tidak selalu dilakukan secara rutin, melainkan lebih sering digunakan untuk surveilans epidemiologi dan pemantauan varian yang beredar di masyarakat.

Pengobatan COVID Varian Baru

Pengobatan COVID varian baru bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi kesehatan individu.

  • Gejala Ringan: Istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
  • Gejala Sedang hingga Berat: Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan, termasuk pemberian oksigen, obat antivirus (seperti Paxlovid atau Remdesivir), dan obat-obatan lain untuk mengatasi komplikasi.

Efektivitas beberapa obat antivirus dapat bervariasi tergantung pada varian yang menginfeksi. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Cek Kondisi Paru-Paru sehingga bisa kamu hubungi.

Pencegahan COVID Varian Baru

Langkah-langkah pencegahan COVID varian baru pada dasarnya sama dengan pencegahan varian sebelumnya:

  • Vaksinasi: Vaksinasi tetap menjadi alat utama dalam melindungi diri dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat COVID-19.
  • Memakai Masker: Gunakan masker yang menutupi hidung dan mulut, terutama di ruang publik tertutup atau saat berada di dekat orang lain.
  • Menjaga Jarak Fisik: Hindari kerumunan dan jaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
  • Mencuci Tangan: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, atau gunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen.
  • Ventilasi: Pastikan ventilasi yang baik di ruang tertutup dengan membuka jendela atau menggunakan sistem ventilasi.
  • Isolasi: Jika merasa sakit atau memiliki gejala COVID-19, segera lakukan tes dan isolasi diri untuk mencegah penularan.

Pahami lebih dalam mengenai Apa itu Coronavirus? Gejala & Penyebabnya berikut ini.

Vaksinasi dan Varian Baru

Meskipun varian baru dapat mengurangi efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi, vaksinasi tetap memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dan sel-T yang dapat melawan virus.

Vaksin booster dapat meningkatkan kadar antibodi dan memberikan perlindungan tambahan terhadap varian baru.

Ini pentingnya Vaksin COVID-19 – Tujuan, Manfaat, dan Prosedurnya berikut ini.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala COVID-19 yang parah, seperti:

  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Kebingungan.
  • Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga.
  • Bibir atau wajah membiru.

Orang dengan kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit paru-paru kronis, lebih berisiko mengalami komplikasi serius akibat COVID-19 dan harus segera berkonsultasi dengan dokter jika terinfeksi.

Itulah penjelasan seputar COVID varian baru yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja!

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2025. Coronavirus.
CDC. Diakses pada 2025. SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Tracking SARS-CoV-2 Variants.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. New Variants of Coronavirus: What You Should Know.