Dampak Kesehatan Mental yang Bisa Dialami Anak Broken Home
Kondisi broken home dapat memengaruhi emosi, perilaku, dan perkembangan anak.

DAFTAR ISI
- Penyebab Broken Home
- Dampak Broken Home pada Kesehatan Mental Anak
- Gejala Masalah Kesehatan Mental pada Anak Broken Home
- Cara Mengatasi Dampak Broken Home pada Anak
- Pencegahan Masalah Kesehatan Mental Akibat Broken Home
- Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Secara sederhana, broken home artinya kondisi keluarga yang tidak utuh.
Istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang mengalami perpecahan akibat perceraian, perpisahan, atau konflik berkepanjangan antara orang tua.
Kondisi ini menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan lingkungan keluarga yang stabil dan harmonis.
Para ahli menjelaskan bahwa keluarga yang harmonis adalah pilar penting dalam tumbuh kembang anak.
Ketika keluarga mengalami broken home, fondasi ini menjadi rapuh dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan anak.
Penyebab Broken Home
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya broken home, di antaranya:
- Masalah Ekonomi: Tekanan finansial dapat memicu pertengkaran dan ketegangan dalam keluarga.
- Perselingkuhan: Ketidaksetiaan dalam hubungan dapat menghancurkan kepercayaan dan menyebabkan perpisahan.
- Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT): Tindakan kekerasan fisik maupun verbal menciptakan lingkungan yang tidak aman dan merusak bagi seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak.
- Perbedaan Prinsip: Ketidakcocokan nilai-nilai dan tujuan hidup antara orang tua dapat menyebabkan konflik yang sulit diselesaikan.
- Kurangnya Komunikasi: Komunikasi yang buruk atau tidak efektif dapat menyebabkan kesalahpahaman dan masalah yang menumpuk.
Jika kamu butuh teman bicara, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.
Dampak Broken Home pada Kesehatan Mental Anak
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga broken home lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental, seperti:
- Depresi: Perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat pada aktivitas yang disukai.
- Kecemasan: Perasaan khawatir berlebihan, gugup, dan takut yang sulit dikendalikan.
- Gangguan Perilaku: Agresi, kenakalan, atau perilaku menyimpang lainnya.
- Rendahnya Harga Diri: Merasa tidak berharga, tidak percaya diri, dan sulit menerima diri sendiri.
- Kesulitan dalam Hubungan Sosial: Sulit mempercayai orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan merasa kesepian.
Menurut WHO, anak-anak yang mengalami trauma masa kecil, termasuk akibat broken home, berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental di kemudian hari.
Dampak ini bisa bersifat jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Family Psychology menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga broken home cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan kesulitan dalam mengatur emosi mereka.
Gejala Masalah Kesehatan Mental pada Anak Broken Home
Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul pada anak yang mengalami masalah kesehatan mental akibat broken home:
- Perubahan perilaku yang signifikan (menjadi lebih pendiam, menarik diri, atau justru lebih agresif)
- Penurunan prestasi di sekolah
- Sulit tidur atau tidur berlebihan
- Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan
- Sering merasa lelah dan tidak berenergi
- Mengeluh sakit fisik tanpa alasan yang jelas
- Menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas situasi yang terjadi
- Berbicara tentang kematian atau bunuh diri
Simak informasi lain seputar Psikologi Remaja – Permasalahan & Penanganannya yang Bisa Dilakukan berikut ini.
Cara Mengatasi Dampak Broken Home pada Anak
Meskipun broken home dapat memberikan dampak negatif, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi situasi ini:
- Komunikasi Terbuka: Ajak anak berbicara tentang perasaan mereka, dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi.
- Dukungan Emosional: Berikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan tanpa syarat. Yakinkan anak bahwa mereka tidak bersalah atas situasi yang terjadi.
- Jaga Rutinitas: Pertahankan rutinitas sehari-hari sebisa mungkin untuk memberikan rasa aman dan stabilitas pada anak.
- Cari Bantuan Profesional: Konsultasikan dengan psikolog atau psikiater anak jika anak menunjukkan gejala masalah kesehatan mental yang serius.
- Fokus pada Kekuatan Anak: Bantu anak menemukan dan mengembangkan minat serta bakat mereka untuk meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri.
Pencegahan Masalah Kesehatan Mental Akibat Broken Home
Meskipun tidak semua kasus broken home dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko dan dampaknya pada anak:
- Komunikasi yang Efektif: Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak.
- Pendidikan Parenting: Mengikuti program pendidikan parenting untuk meningkatkan keterampilan mengasuh anak dan membangun hubungan keluarga yang sehat.
- Menjaga Kesehatan Mental Orang Tua: Orang tua yang sehat secara mental lebih mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan anak.
- Mediasi Keluarga: Jika terjadi konflik, mencari bantuan dari mediator keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika anak menunjukkan gejala masalah kesehatan mental yang serius atau berkepanjangan, segera cari bantuan profesional.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Perubahan perilaku yang drastis dan mengkhawatirkan.
- Isolasi sosial yang ekstrem.
- Perilaku menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Pikiran atau percobaan bunuh diri.
Jangan ragu untuk mencari bantuan psikolog atau psikiater anak di Halodoc.
Intervensi dini dapat membantu mencegah masalah kesehatan mental menjadi lebih parah dan meningkatkan kualitas hidup anak.
Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk terhubung dengan psikolog atau psikiater anak di Halodoc!



