Dampak Sunat pada Anak Perempuan dari Sisi Medis

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Februari 2023

“Praktik sunat perempuan untuk alasan kesehatan tidak dianjurkan. Tindakan ini berisiko menimbulkan infeksi, masalah kesehatan mental, hingga kematian.”

Dampak Sunat pada Anak Perempuan dari Sisi MedisDampak Sunat pada Anak Perempuan dari Sisi Medis

Halodoc, Jakarta – Sunat perempuan adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin luar perempuan. Praktik ini  tidak memiliki manfaat kesehatan bagi anak perempuan.

Dampaknya bisa berupa pendarahan hebat dan masalah buang air kecil. Dalam jangka panjang, perempuan berisiko mengalami kista, infeksi, dan komplikasi saat melahirkan, serta peningkatan risiko kematian bayi baru lahir.

Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkiraakan lebih dari 200 juta anak perempuan telah menjalani praktik ini di 30 negara.

Dampak Jangka Pendek dan Panjang dari Sunat Perempuan

Sunat perempuan tidak memiliki manfaat kesehatan dan merugikan mereka dalam banyak hal. Praktik ini melibatkan pengangkatan jaringan genital wanita yang sehat dan normal, sehingga mengganggu fungsi alami tubuh. 

Praktik sunat dapat menyebabkan risiko kesehatan langsung dan berbagai komplikasi jangka panjang yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan fisik. Kondisi ini juga memengaruhi mental dan fungsi seksualnya.

Risiko kesehatan jangka pendek

Adapun dampak jangka pendek dari sunat perempuan, antara lain:

  • Sakit parah. Gangguan dialami ketika ujung saraf dan jaringan kelamin yang terpotong. Kondisi ini membutuhkan masa penyembuhan juga menyakitkan.
  • Perdarahan berlebihan. Dapat terjadi jika arteri klitoris atau pembuluh darah lainnya terpotong secara tidak sengaja.
  • Terkejut. Dapat disebabkan oleh nyeri, infeksi, dan perdarahan.
  • Pembengkakan jaringan kelamin. Alasannya, yakni peradangan atau inflamasi, serta infeksi.
  • Infeksi. Masalah ini bisa menyebar setelah penggunaan alat medis yang terkontaminasi oleh bakteri.
  • Human immunodeficiency virus (HIV). Pemotongan jaringan kelamin dengan alat bedah yang tidak steril meningkatkan risiko penularan penyakit.
  • Masalah buang air kecil. Gangguan termasuk retensi urin dan nyeri saat buang air kecil. Alasannya, yakni pembengkakan jaringan, nyeri atau cedera pada uretra.
  • Gangguan penyembuhan luka. Dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi, dan terbentuknya jaringan parut yang tidak normal.
  • Kematian. Masalah ini dapat terjadi akibat infeksi, termasuk tetanus, serta perdarahan yang menyebabkan syok.
  • Masalah kesehatan mental. Rasa sakit yang muncul setelah sunat perempuan bisa menjadi bagian dari peristiwa traumatis. Kondisi ini berdampak langsung pada kesejahteraan mentalnya.

Risiko kesehatan jangka panjang

Risiko kesehatan dalam jangka panjang yang dapat dialami kapan saja semasa hidup korban, antara lain:

  • Nyeri. Pemicunya, yakni kerusakan jaringan dan jaringan parut yang menyebabkan ujung saraf terperangkap atau tidak terlindungi.
  • Infeksi genital kronis. Dengan konsekuensi sakit kronis, keputihan, dan gatal-gatal. Kista, abses, dan tukak kelamin juga bisa saja muncul.
  • Infeksi saluran reproduksi kronis. Dapat menyebabkan nyeri punggung dan panggul kronis.
  • Infeksi saluran kemih. Jika tidak diobati, infeksi bisa menjalar ke ginjal dan berpotensi mengakibatkan gagal ginjal, septikemia, dan kematian. 
  • Susah buang air kecil. Penyebabnya karena obstruksi uretra dan infeksi saluran kemih berulang.
  • Masalah vagina. Beberapa di antaranya keputihan, gatal, vaginosis bakteri, dan infeksi lainnya.
  • Masalah menstruasi. Penyumbatan lubang vagina dapat menyebabkan nyeri haid (dismenore), haid tidak teratur, dan kesulitan mengeluarkan darah haid.
  • Keloid. Masalah ini bisa muncul di lokasi pemotongan jaringan.
  • Masalah kesehatan seksual. Beberapa di antaranya, memengaruhi sensitivitas atau kenikmatan seksual, nyeri saat berhubungan seks, kesulitan penetrasi, dan penurunan jumlah produksi pelumas alami.
  • Komplikasi persalinan. Sunat perempuan dikaitkan dengan peningkatan risiko operasi caesar, perdarahan postpartum, robekan, dan proses persalinan yang memakan waktu lebih lama.
  • Risiko perinatal. Komplikasi kebidanan dapat mengakibatkan insiden resusitasi bayi yang lebih tinggi saat persalinan dan kelahiran mati.
  • Masalah kesehatan mental. Beberapa gangguan, termasuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan kecemasan, depresi dan keluhan fisik, seperti sakit dan nyeri tanpa penyebab pasti.

Meskipun sunat wanita dianggap penting secara budaya di beberapa tempat, tetapi risikonya tidak main-main, mulai dari infeksi hingga kehilangan nyawa. Korban juga bisa mengalami trauma dan mengarah pada masalah yang berkaitan dengan kesehatan mental serta kesejahteraan anak perempuan. 

Jika mengalami gangguan kesehatan, silakan konsultasi dengan dokter untuk melakukan perawatan. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya dengan download Halodoc sekarang juga.

Referensi:
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2023. Female genital mutilation.
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2023. Health risks of female genital mutilation (FGM).
UNICEF. Diakses pada 2023. What is female genital mutilation?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan