Dampak Terlalu Sering Berbuka dengan Menu Bersantan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 April 2022

“Hidangan bersantan seperti kolak memang terasa begitu menggoda kala waktu berbuka puasa tiba. Namun, sebaiknya buka puasa dengan santan tidak dilakukan terlalu sering. Waspada dengan dampak negatifnya pada kesehatan.”

Dampak Terlalu Sering Berbuka dengan Menu BersantanDampak Terlalu Sering Berbuka dengan Menu Bersantan

Halodoc, Jakarta – Harus menahan haus dan lapar selama lebih dari 12 jam ketika berpuasa membuat semua makanan dan minuman terasa begitu menggoda. Terlebih makanan dan minuman bersantan, seperti kolak, opor, gulai, maupun soto bersantan. Sebenarnya, tidak masalah buka puasa dengan santan, tetapi sebaiknya kamu tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. 

Santan menjadi salah satu menu makanan sehat jika dikonsumsi dengan tepat. Data dari Panganku Kemenkes RI menyebutkan, santan memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti lemak, protein, vitamin C, fosfor, kalium, dan antioksidan. Apabila diperhatikan melalui kandungan nutrisi yang dimiliki, mengonsumsi santan dalam jumlah yang tepat membantu menunjang kesehatan tubuh. 

Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Bersantan

Meski banyak mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh, tetapi mengonsumsi makanan bersantan tetap harus dibatasi agar tidak terlalu berlebihan. Sebab, hal tersebut tentu akan berdampak negatif terhadap kesehatan, seperti:

  1. Meningkatkan Kolesterol

Ketika memasak makanan bersantan, umumnya santan dipanaskan terlebih dahulu sampai mendidih. Nah, proses pemanasan inilah yang selanjutnya mengubah asam lemak menjadi lemak jenuh dan meningkatkan kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membahayakan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Risiko terkena penyakit jantung dan stroke akan semakin meningkat bila kamu mengonsumsi hidangan bersantan dalam jumlah yang banyak.

  1. Berbahaya bagi Pengidap Maag

Pengidap maag harus menghindari makanan bersantan karena memicu naiknya asam lambung. Apalagi makanan yang bersantan kental sangat sulit dicerna lambung, sehingga dapat menyebabkan gejala sakit maag berkepanjangan.

  1. Memicu Perut Kembung

Makanan bersantan mengandung lemak yang cukup tinggi. Artinya, mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan produksi gas dan membuat perut kembung. Meski buang gas adalah hal yang alami, tetapi perut yang menyimpan banyak gas tentu akan terasa tidak nyaman.   

  1. Penyempitan Pembuluh Darah

Lemak dan kolesterol yang berlebih akibat mengonsumsi makanan bersantan akan menjadi plak dan bisa menyumbat pembuluh darah jantung, otak, dan berbagai organ tubuh. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh. Akibatnya, kamu berisiko mengalami penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis, hingga penyakit jantung koroner.

  1. Memicu Hipertensi

Makanan bersantan yang tinggi kolesterol juga dapat menyebabkan hipertensi. Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dindingnya halus yang memungkinkan darah dapat mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya. Namun, hipertensi membuat jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, sehingga bisa mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

Berapa Asupan Santan yang Direkomendasikan?

Sebenarnya, tak ada batasan khusus berapa banyak kamu bisa mengonsumsi makanan bersantan. Akan tetapi, laman American Heart Association menyatakan, batasan kalori yang berasal dari lemak jenuh yang boleh dikonsumsi adalah sekitar 6 persen dari keseluruhan kalori total. 

Jadi, apabila kebutuhan harian tubuh kamu adalah sebesar 2000 kalori, maka jumlah lemak jenuh total yang masih aman dikonsumsi hanya sekitar 120 kalori atau setara dengan 13,3 gram. Mudahnya, sebaiknya kamu tidak mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung santan lebih dari satu cangkir setiap harinya. 

Jangan lupa, kamu harus memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk mengecek gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. Sekarang, berobat ke rumah sakit semakin mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di ponselmu.

Referensi: 
American Heart Association. Diakses pada 2022. Saturated Fat.
Medline Plus. Diakses pada 2022. Facts about saturated fats.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2022. Data Komposisi Pangan Indonesia. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan