Dapatkah Cherophobia Disembuhkan dengan Metode Alami?
"Pengidap cherophobia tidak selalu membutuhkan pengobatan, menghindari pemicunya saja sudah cukup. Meski begitu, terapi adalah penanganan yang paling efektif sejauh ini."

Halodoc, Jakarta – Cherophobia adalah fobia terhadap perasaan bahagia. Kedengarannya memang aneh, sebab, normalnya setiap orang ingin selalu bahagia. Tetapi, di dunia ini benar-benar ada seseorang yang mengalami cherophobia. Penyebabnya juga irasional atau tidak masuk akal.
Mereka yang mengalami kondisi ini percaya jika mengalami sesuatu yang baik akan diikuti dengan hal buruk setelahnya. Alhasil, pengidap cherophobia selalu menghindari kegiatan yang bisa memicu perasaan senang dan bahagia supaya hal buruk tidak terjadi.
Apakah Bisa Disembuhkan dengan Metode Alami?
Tidak semua pengidapnya butuh perawatan. Sebagian merasa lebih baik saat menghindari kegiatan yang memicu bahagia. Tetapi, sejauh ini, penanganan cherophobia yang paling efektif adalah terapi. Beberapa jenis terapi untuk menanganinya, yaitu:
- Terapi perilaku kognitif (CBT). Perawatan ini membantu pengidap mengenali sumber pemikiran yang salah dan mengidentifikasi tingkah laku yang tidak normal. Terapis membantu pengidap untuk menyadarinya sehingga bisa berubah sedikit demi sedikit.
- Strategi relaksasi. Caranya dengan sekedar melakukan aktivitas yang membuat pikiran menjadi rileks, seperti menarik napas dalam, menulis, menggambar, atau berolahraga.
- Hipnoterapi. Terapi menggunakan metode relaksasi, konsentrasi dan perhatian untuk menciptakan kesadaran yang lebih tinggi (trance). Metode ini harus dilakukan oleh ahlinya.
- Terapi paparan. Paparan peristiwa yang memicu kebahagiaan dapat digunakan sebagai sarana membantu pengidapnya untuk mengidentifikasi bahwa kebahagiaan tidak memiliki efek buruk.
Terapi di atas amat dianjurkan jika cherophobia sampai mengganggu kualitas hidup pengidapnya. Salah satu penyebab dari fobia ini adalah trauma di masa lalu. Maka dari itu, mengobati rasa trauma juga bisa mencegah cherophobia.
Apa Faktor Pemicunya?
Sederet faktor yang diduga meningkatkan risiko cherophobia mencakup genetika dan lingkungan. Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit mental, terutama gangguan kecemasan atau fobia, berisiko lebih tinggi mengalami cherophobia.
Mereka yang mengalami peristiwa traumatis yang berdampak pada mental maupun fisiknya juga rentan mengalami fobia ini. Seseorang yang introvert ditengarai juga rentan mengalami cherophobia.
Begitu juga dengan seseorang yang memiliki kepribadian perfeksionis, mereka merasa kebahagiaan hanya dimiliki seseorang yang malas atau tidak produktif. Maka dari itu, seorang perfeksionis kerap menghindari kegiatan yang membahagiakan karena dianggap tidak produktif.
Tanda-Tanda Cherophobia
Ciri khas fobia ini adalah perasaan cemas yang ekstrim, bahkan sampai memicu serangan panik. Alhasil, pengidapnya berusaha keras untuk tidak menanggapi ketakutannya atau selalu berusaha menghindari pemicunya. Tanda-tanda lainnya, yaitu:
- Merasa cemas ketika pergi ke acara sosial yang menyenangkan, seperti pesta, konser, atau acara serupa lainnya.
- Menolak peluang yang dapat mengarah pada perubahan hidup yang lebih bahagia karena takut sesuatu yang buruk akan mengikuti.
- Menolak ikut ke acara yang dianggap orang lain menyenangkan.
- Merasa bahwa kebahagiaan akan menyebabkan hal buruk akan terjadi.
- Berpikir bahwa terlihat bahagia itu buruk bagi diri sendiri, teman, dan keluarga.
- Merasa bahwa kebahagiaan hanyalah buang-buang waktu dan tenaga.
Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!
